Pengusaha Afrika Selatan Luncurkan Aplikasi Pemakaman

Seorang pengusaha Afrika Selatan telah menciptakan sebuah aplikasi yang dirancang untuk menyederhanakan penyelenggaraan upacara pemakaman
Layanan pemakaman dalam apps "Sendoff" (Foto: voaindonesia.com - IG/senoffapp)

Jakarta – Seorang pengusaha Afrika Selatan telah menciptakan sebuah aplikasi yang dirancang untuk menyederhanakan penyelenggaraan upacara pemakaman. Kematian orang tercinta bisa menjadi peristiwa kehilangan yang sangat menyedihkan. Juga, ini saatnya untuk melakukan penghitungan.

Di Afrika Selatan, prosesi mengantar orang tercinta ke tempat peristirahatan terakhirnya secara terhormat, sementara masih berkabung dan melaksanakan tanggung jawab kultural, sering kali membuat kewalahan. Kerabat dan teman yang melayat tetap perlu dilayani padahal keluarga yang berkabung masih harus menjalani kegiatan rutin mereka.

Belum lagi urusan mengatur upacara pemakaman. Berbagai pilihan harus diambil. Di antaranya, peti mati seperti apa yang akan disepakati bersama oleh keluarga, apakah mendiang akan dikuburkan atau dikremasi, apa yang akan disantap pelayat seusai acara pemakaman, atau, bagaimana berbagi tugas secara adil di antara anggota keluarga yang berkabung.

Aplikasi "Sendoff" berusaha menjawab berbagai pertanyaan tersebut. "Sendoff" menjanjikan suatu tempat untuk menyelesaikan semua pengaturan terkait pemakaman, hanya dengan menekan tombol pilihan. Para penggunanya dapat merencanakan acara pemakaman untuk keluarga di mana pun mereka berada. Aplikasi ini gratis diunduh untuk sistem iOS atau Android dan dengan sekali sentuh, prosesnya dapat segera dimulai.

Zolani MatebeseZolani Matebese, CEO dan pendiri "Sendoff" (Foto: voaindonesia.com - IG:senoffapps)

Zolani Matebese, CEO dan pendiri "Sendoff" menjelaskan,"Caranya sama seperti kita memesan tempat untuk tinggal di Airbnb. Proses yang sama juga akan dilalui dengan 'Sendoff'. Misalnya, kita mengunduh aplikasi, mencari layanan atau paket yang kita inginkan. Kita memilihnya dan kita dapat memilih berdasarkan penyedia jasa (vendor), kita dapat memilih berdasarkan harga, kita dapat memilih berdasarkan lokasi. Tetapi yang jelas, kita memilih apa yang kita inginkan.”

Matebese mengatakan gagasan mengenai aplikasi itu muncul karena perasaan frustrasinya merencanakan upacara pemakaman seorang anggota keluarganya. Ia harus mendatangi satu demi satu penyedia layanan terkait penyelenggaraan pemakaman sebelum ia akhirnya dapat menemukan apa yang ia cari dengan harga yang tepat.

Ia mengatakan, "Sendoff" lahir setelah ia secara pribadi melalui proses berbelit mengatur upacara pemakaman dan berinteraksi dengan industri layanan terkait pemakaman, ketika membantu prosesi pemakaman sepupunya. Selain tidak jelas dan mahal, proses itu juga membuatnya traumatis.

“Saya pikir, harus ada cara lebih baik untuk melakukan ini," jelas Matebese. Ia meyakini "Sendoff" berguna karena aplikasi ini bisa menjadi satu tempat penyedia berbagai layanan.

Tshepo Ngwenya ditugasi mengatur penyelenggaraan upacara pemakaman neneknya."Berkenaan dengan nenek saya, ini agak sulit karena ia meninggal dunia di rumah sakit. Jadi sudah satu hari berlalu untuk menunggu jenazah dipindahkan ke rumah duka tertentu,” paparnya.

Setelah melihat aplikasi tersebut, ia merasa yakin "Sendoff" dapat ia manfaatkan untuk membuat semua pengaturan. Mulai dari memilih rumah duka, serta berbagai rencana pemakaman. "Peti mati, jasa catering, jasa media atau pembuat video, semua tinggal pilih karena semua opsi yang diperlukan untuk menyelenggarakan acara pemakaman tersedia di 'Sendoff'," ujar Ngwenya.

Salah satu layanan pemakamanSalah satu layanan pemakaman yang ditawarkan dalam apps "Sendoff" (Foto: voaindonesia.com - IG/senoffapp)

Meskipun aplikasi ini masih terbilang sangat baru, respons terhadap "Sendoff" sangat baik terutama dari kalangan profesional muda yang ditugasi mengatur acara pemakaman salah satu anggota keluarga mereka.

Matebese mengatakan itulah alasan untuk menetapkan target pasar "Sendoff" pada kelompok usia 35 hingga 45 tahun. “Kelompok populasi yang kami targetkan, kelompok usia 35-45 tahun, telah mulai mendapat peran mengatur upacara pemakaman dengan lebih cepat daripada yang kami kira, karena mereka yang berusia lebih lanjut, sayangnya telah meninggal dunia,” kata Matebese.

Diluncurkan di provinsi Gauteng pada Mei 2021, aplikasi tersebut akan tersedia luas di berbagai penjuru Afrika Selatan mulai bulan Oktober 2021 (uh/ab)/voaindonesia.com. []

Mantan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma Serahkan Diri

Afrika Selatan Deteksi Varian Baru Virus Corona

Layanan Lantatur di Masjid Vaksinasi Covid-19 di Afrika Selatan

Kasus Virus Corona di Afrika Selatan dan Peru Tembus 1 Juta

Berita terkait
Afrika Selatan Deteksi Varian Baru Virus Corona
Ilmuwan di Afrika Selatan mendeteksi adanya varian baru virus corona dengan banyak mutasi, tapi belum tahu apakah lebih menular dari Delta
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.