Pengganti Idham Azis, Demokrat Tak Ingin Terjebak Isu Agama

Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Hinca IP Pandjaitan berharap Presiden Jokowi segera mengirimkan calon pengganti Idham Azis.
Hinca IP Pandjaitan saat mengikuti kunjungan kerja Komisi III DPR RI ke Jabar bertemu dengan jajaran Polda, Kajati, Kanwil Kumham Jawa Barat, Kamis, 26 November 2020 di Mapolda Jabar. (Foto: Tagar/Facebook Hinca IP Pandjaitan)

Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Hinca IP Pandjaitan berharap Presiden Jokowi segera mengirimkan calon Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) pengganti Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis yang memasuki pensiun pada 2021 mendatang.

Hinca yang merupakan penulis buku 14 Bulan Idham Azis Bisa Apa? itu mengaku pihaknya juga tak mau terjebak dalam persoalan agama untuk menentukan figur Kapolri ke depan.

“Profesionalisme dan integritas mumpuni menjadi spirit utama dalam memimpin Polri untuk memberikan the best karya: melindungi, melayani dan mengayomi ratusan juga anak bangsa mulai dari Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai Rote,” kata Hinca dihubungi Sabtu, 28 November 2020.

Untuk itu, dia berkeyakinan Presiden Jokowi memiliki pandangan yang sama dengan pihaknya soal figur Kapolri.

"Saya yakin Presiden Jokowi mempunyai pandangan yang sama dan akan segera mengirimkan nama calon Kapolri ke DPR RI untuk kemudian diproses di Komisi III DPR RI sesuai peraturan perundang-undangan yang ada,” tukasnya.

Karena setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama di negara ini sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

Disinggung soal latar belakang agama figur Kapolri, Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat ini menegaskan, pihaknya tak mau terjebak dalam wacana tersebut. 

"Kita tidak ingin terjebak pada isu itu," tukas dia singkat.

Baca juga:

Sebelumnya, seorang tokoh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Muhyiddin Junaidi di Jakarta pada 25 November 2020, menilai aneh dan amat berat jika seorang Kapolri kelak dipimpin seorang nonmuslim, di sebuah negara dengan mayoritas muslim.

Pendapat ini kemudian disesalkan tokoh pemuda dari Kota Medan, Sumatera Utara. Ketua Presidium Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Ceperianus Gea.

Kepada Tagar di Medan, Jumat, 27 November 2020, dia menyampaikan pihaknya menyesalkan pernyataan Wakil Ketua Umum MUI Muhyidin Junaidi terkait pengangkatan calon Kapolri pengganti Idham Aziz.

“Statement yang dikeluarkan Waketum MUI sangat tidak mendasar. Karena jelas berdasarkan Undang - Undang No 2 Tahun 2002 tentang Polri tidak ada mensyaratkan agama yang harus dianut untuk menjabat Kepala Polri. Jangan karena ada kepentingan-kepentingan politik pihak tertentu, malah akan memecah belah bangsa ini,” kata dia.

Polri kata dia, memiliki fungsi menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Bukan sebagai lembaga agama atau lembaga dakwah sebuah agama. Seharusnya MUI, imbuhnya, tidak mengkotak-kotakan bangsa Indonesia.

"Karena setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama di negara ini sesuai dengan ketentuan perundang-undangan," tukas Ceperianus.[]

Berita terkait
NasDem Minta Kapolri - Panglima TNI Usut Pembunuhan Jemaat Gereja
Partai NasDem meminta Kapolri Jenderal Idham Azis dan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, beserta jajaran menangkap para pembunuh jemaat.
Soal Calon Kapolri, Ini Permintaan IPW ke Jokowi
Indonesia Police Watch (IPW) meminta Jokowi pilih Kapolri yang pernah menjabat Kapolda di Jawa.
Fadil Imran, Tegasnya Calon Pengganti Kapolri Hadapi Rizieq
Meski tidak langsung menyebut pentolan FPI Rizieq Shihab, Kapolda Metro Jaya Fadil Imran berjanji penegakkan hukum akan ditempuh secara tegas.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.