Pengamat Sebut Rommy Lebih Intelek dari Cak Imin

Pengamat sebut Rommy lebih intelek dari Cak Imin, pandangannya soal ekonomi dan politik lebih berbobot, layak cawapres.
Pengamat Sebut Rommy Lebih Intelek dari Cak Imin | Ketua Umum PPP Romahurmuziy (tengah) menerima calon gubernur-wakil gubernur terpilih Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kanan) dan Emil Elestianto Dardak (kiri) di kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Jakarta, Senin (9/7/2018). Kunjungan Khofifah-Emil tersebut untuk melaporkan hasil perhitungan suara KPU Provinsi Jatim kepada Ketum PPP Romahurmuziy, dengan hitungan pasangan Khofifah-Emil mendapatkan 53,55 persen atau 10.465.218 suara, sementara Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno memperoleh 46,45 persen dukungan atau 9.076.014 suara. (Foto: Antara/Galih Pradipta)

Jakarta, (Tagar 16/7/2018) - Airlangga Pribadi Pengamat Politik The Initiative Institute mengatakan Ketua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy akrab disapa Rommy memiliki kapasitas intelektual tinggi, sehingga layak dipertimbangkan untuk menjadi pendamping Joko Widodo pada Pilpres 2019.

"Dari survei yang kami lakukan terkait Pilpres 2019, responden yang memilih Romahurmuziy jadi cawapres lebih banyak dibandingkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Menurut mereka, pandangan Romahurmuziy terkait sejumlah persoalan, misalnya ekonomi dan politik, lebih berbobot," ujar Airlangga di kawasan Menteng, Jakarta, Minggu (15/7) dilansir Antara.

Dia menambahkan walaupun Muhaimin Iskandar atau Cak Imin lebih banyak dikenal karena sering muncul di berbagai media. Namun, terlihat dalam pemaparan hasil survei yang dilaksanakan The Initiative Institute pada 10 Juli 2018 hingga 15 Juli 2018, bahwa 46,1 persen responden menyatakan Romy lebih pantas menjadi cawapres dan hanya 42,9 persen responden yang menyuarakan Cak Imin.

"Ternyata banyak responden kami melihat bahwa faktor frekuensi tampil di publik bukan hal utama. Mereka lebih simpatik dengan figur yang kapasitas intelektualnya tinggi," terang Airlangga.

Kendati demikian, dia mengakui elektabilitas Rommy sebagai cawapres Jokowi masih di bawah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, yakni sebesar 52,1 persen.

Namun, melihat sikap Partai Golkar yang kini dikabarkan sedikit abu-abu terkait dukungannya terhadap Joko Widodo pada pemilu mendatang, maka sosok Romy dianggap perlu dipertimbangkan Joko Widodo.

"Golkar saat ini lebih memainkan peran zig- zag. Kira-kira seperti itu, dia itu dekat tapi ada sikap yang menjaga jarak," kata Airlangga.

Peran zig-zag yang dimaksud, kata dia, merujuk pada tindakan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang beberapa kali melakukan safari politik ke pimpinan partai lain.
Partai Golkar juga sempat dikabarkan bakal mengevaluasi dukungannya terhadap Joko Widodo pada pemilu mendatang, jika ketua umum Airlangga Hartarto tidak ditunjuk sebagai calon wakil presiden Joko Widodo.

Paling Layak

Airlangga juga mengatakan Rommy merupakan ketua umum partai yang paling layak menjadi calon wakil presiden pendamping Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilihan Presiden 2019

"Dari sekian parpol koalisi, Rommy dinilai paling memenuhi kriteria untuk mendampingi Jokowi pada periode 2019-2024," katanya.

Dalam survei The Initiative Institute bertajuk Whats the Elites Want? Ketua Umum PPP ini mengungguli ketua umum partai lainnya seperti Muhaimin Iskandar dari PKB, Airlangga Hartanto dari Golkar, dan Surya Paloh dari Nasdem.

Sebenarnya urutan teratas ketua umum partai yang dinilai paling pas menjadi cawapres Jokowi adalah Prabowo Subianto. Namun, karena Gerindra tidak masuk dalam koalisi Jokowi dan Prabowo diajukan sebagai capres maka ia dipastikan tidak akan digandeng Jokowi, kata Airlangga.

Sementara untuk kalangan nonparpol, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menempati urutan teratas sebagai tokoh yang layak menjadi cawapres pendamping Jokowi, disusul Sri Mulyani, Chairul Tanjung, Anies Baswedan, dan Gatot Nurmantyo.

Survei Whats the Elites Want? yang dilaksanakan pada 10-15 Juli 2018 ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan purposive sampling, yakni pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan yang diperlukan.

Para responden memiliki informasi cukup baik tentang kebijakan dan karakteristik tokoh. Para responden itu terdiri atas akademisi, jurnalis, pegiat LSM, hingga para profesional.
Dalam menilai kepemimpinan sejumlah nama yang masuk dalam survei, para responden memilih integritas, mampu memecahkan masalah dan merakyat. 

Romahurmuziy Ketua Umum PPP sendiri selama ini tidak tampak menonjolkan diri untuk dipilih Jokowi sebagai cawapres pada Pilpres 2019 mendatang. 

Ia lebih menunjukkan kapasitas sebagai salah satu ketua parpol koalisi yang sedang mencari cawapres terbaik buat semua. 

Seperti pada Senin (9/7) di kantor DPP PPP, Jakarta, Rommy mengatakan Presiden Jokowi telah mengantongi 10 nama yang akan menjadi bakal cawapresnya dan nama-nama itu telah disampaikan kepada ketua umum partai pendukung.

"Saya hanya bisa katakan dari 10 nama ada figur politisi, ada figur cendekiawan, purnawirawan TNI- Polri dan kalangan teknokrat dan profesional," kata Rommy.

Ia mengatakan figur bakal cawapres itu tinggal dibahas bersama dengan semua pimpinan partai koalisi dan saat ini Jokowi meminta pendapat masing-masing ketua umum terkait 10 nama yang sudah ada. (af)

Berita terkait
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.