Pengamat: Jika Fauka Terlibat Mengarah ke Prabowo

Fauka merupakan orang yang bertugas sebagai pengumpul massa aksi 21-22 Mei di Bawaslu berdasarkan hasil investigasi tim Majalah Tempo.
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto bersama tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) memberikan keterangan kepada wartawan di kediamannya di Kertanegara, Jakarta, Rabu (8/5/2019). (Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso)

Jakarta - Eks anggota Tim Mawar Fauka Noor Farid disebut-sebut terlibat dalam kerusuhan 21-22 Mei 2019. Pemimpin Redaksi Majalah Tempo Arif Zulkifli menduga Fauka merupakan orang yang bertugas sebagai pengumpul massa aksi 21-22 Mei di Bawaslu berdasarkan hasil investigasi tim Majalah Tempo.

“Kami menemukan ada beberapa indikasi pertemuan rapat, percakapan, juga kesaksian-kesaksian sejumlah orang yang sudah ditahan oleh polisi, yang mengarah kepada keterlibatan eks tim mawar dalam perencanaan aksi 22 Mei kemarin. Jadi itu yang kemudian kami angkat menjadi cover story. Di samping itu juga kami menemukan beberapa indikasi lain soal rencana pembunuhan tokoh yang pernah dirilis oleh polisi. Jadi ada rekrutmen, ada upaya untuk mendapatkan senjata dan seterusnya,” ujar Arif dalam wawancara Kompas TV, Selasa 12 Juni 2019.

Tim Polri hingga kini masih melakukan penyelidikan dan penyidikan siapa dalang di balik aksi 21-22 Mei dan belum bisa mengumumkan para tokoh-tokoh yang terlibat. Karena, tim Polri masih mengumpulkan bukti dari berita acara pemeriksaan (BAP) dari tersangka maupun dari informasi lain yang dapat dibuktikan kebenarnya.

Termasuk keterlibatan Fauka, mantan anggota Tim Mawar, sebuah tim yang  ditengarai berhubungan dengan aksi penculikan 98 saat calon presiden nomor urut dua Prabowo Subianto menjadi Danjen Kopassus.

Jika akhirnya Fauka memang benar terlibat dalam aksi 21-22 Mei, apakah artinya aksi tersebut berhubungan dengan komandannya terdahulu, yaitu Prabowo Subianto?

Peneliti dari Pusat Penelitian Politik (P2P) LIPI Wasisto Raharjo menilai jika Fauka terbukti terlibat dalam aksi 21-22 Mei 2019, maka secara logika mengarah juga ke Prabowo. Tapi, tudingan itu tentu saja akan terbantahkan mengingat jiwa korsa yang tertanam di antara Prabowo dan Fauka.

Itulah yang saya maksud jiwa korsa. Loyalitas atasan bawahan dalam militer itu kekal dari mulai berdinas sampai pensiun

"Saya kira secara logika, itu mengarah ke Prabowo. Hanya saja kita perlu sadar kalau jiwa korsa militer itu selalu mematahkan argumen itu. Maksudnya, tuduhan menyudutkan Prabowo meski akan mentah karena yang siap dijadikan martir mesti bawahannya," ujar Wasisto kepada Tagar Rabu, 13 Juni 2019.

"Itulah yang saya maksud jiwa korsa. Loyalitas atasan bawahan dalam militer itu kekal dari mulai berdinas sampai pensiun," katanya.

Menurut pendapat Wasisto, apabila Prabowo terlibat, dia bukan aktor tunggal dalam aksi 21-22 Mei 2019.

"Saya kira, Prabowo itu bukan aktor tunggal tapi bisa juga aktor-aktor lain yang tidak cocok dengan kebijakan-kebijakan pemerintahan Jokowi," kata dia.

Prabowo menurut dia hanya pemantik dari barisan aktor di belakangnya. Mengingat, Prabowo yang 'bermodal' bukan satu-satunya tokoh yang disinyalir tidak cocok dengan kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo.

"Sebenarnya Prabowo itu hanya jadi simbol pemantik dari sekian barisan banyak orang yang tak terakomodasi kepentingannya oleh Jokowi. Hanya karena mereka tidak punya modal, mereka di belakang Prabowo," tuturnya.

Hanya saja, tetap terjadi kerumitan di belakang barisan yang tidak cocok dengan pemerintahan Jokowi yang menjadi calon presiden pada 2019 ini. Sama-sama anti Jokowi tapi menjadi tak kompak ketika posisi mereka terdesak.

"Di belakang Prabowo itu juga belum tentu satu suara dengan beliau. Rumitnya karena mereka disatukan karena anti Jokowi itu tak kompak lagi, ketika mereka berada dalam posisi terdesak," ujarnya.

Berita terkait: 

Berita terkait
0
Niat dan Tata Cara Salat Idul Adha
Salat iduladha setahun sekali, mungkin ada yang lupa bacaan niat salat iduladha. Sebagai pengingat, berikut niat dan tata cara salah iduladha.