Pengamat: Gerindra dan PDI Perjuangan Semakin Mesra

Pengamat politik Karyono Wibowo mengatakan hubungan antara Partai Gerindra dan PDIP kembali mesra. Terlihat keakraban Megawati dan Prabowo.
Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto, didampingi Puan Maharani, meresmikan patung Bung Karno di Akmil Magelang, Jumat 7 Februari 2020. (Foto: Tagar/Ambar)

Jakarta - Pengamat politik Karyono Wibowo mengatakan setelah Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 hubungan antara Partai Gerindra dan PDIP kembali mesra. Menurut dia, hubungan keduanya semakin erat setelah Megawati mengajak Gerindra masuk bergabung ke dalam koalisi pemerintahan Jokowi - Maruf Amin.

Saya mengakui hubungan PDIP dan Gerindra terlihat akrab, terutama hubungan antara Megawati dengan Prabowo.

"Kedekatan Gerindra dan PDIP kini ditunjukkan kembali dalam acara Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Gerindra dimana Ketua Umum PDIP Megawati mendapat kehormatan untuk memberikan kata sambutan di acara tersebut," ucap Karyono saat dihubungi Tagar, Minggu, 9 Agustus 2020.

Menurut dia, sambutan dan ucapan selamat dari Megawati Soekarnoputri dalam suatu kegiatan partai merupakan hal lazim. Ia mengatakan, jika Ketua Umum PDIP itu memberikan sambutan untuk mengucapkan selamat dan menyampaikan pesan pemikiran pada acara Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Gerindra adalah hal biasa.

"Saya mengakui hubungan PDIP dan Gerindra terlihat akrab, terutama hubungan antara Megawati dengan Prabowo," ucap Karyono.

Karyono mengatakan, seiring dengan berjalannya waktu, kedua tokoh tersebut terlihat saling hormat menghormati, meskipun tak bisa dipungkiri terkadang ada perbedaan pandangan dan kepentingan politik. Namun, kata dia, keakraban Mega dengan Prabowo sebagai sahabat tak pernah putus meski hubungan PDIP dan Gerindra mengalami pasang surut.

"Pada Pilpres 2009 Gerindra dan PDIP berkoalisi mengusung Mega dan Prabowo berpasangan sebagai capres dan cawapres. Lalu, pada pemilu presiden 2014 dan 2019 PDIP mengusung Joko Widodo sebagai capres berhadapan dengan Gerindra yang mengusung Prabowo," ujar dia.

Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) ini mengatakan, berbagai peristiwa yang mewarnai kedua partai besar ini memang merupakan peristiwa politik biasa. Akan tetapi, kata dia, tak bisa dielakkan kedekatan keduanya bisa menimbulkan beragam persepsi publik. Selain itu, memunculkan berbagai spekulasi yang menghubungkan dengan kepentingan politik Pilpres 2024, banyak pihak memprediksi PDIP dan Gerindra akan berkoalisi.

"Pendapat spekulasi seperti ini memang cukup logis jika melihat kedekatan PDIP dengan Gerindra akhir-akhir ini tetapi bisa benar bisa tidak karena pergulatan politik ke depan masih dinamis," kata dia.

Meski begitu, menurut dia, keadaan bisa berubah setiap saat. Pasalnya, dunia politik semua tergantung dinamika keadaan politik yang berkembang.

"Sehingga pada Pilpres 2024 nanti PDIP dan Gerindra bisa koalisi tapi bisa juga tidak. Koalisi akan ditentukan oleh hasil kalkulasi politik masing-partai ke depan," ucapnya. []

Berita terkait
Cerita Prabowo Soal Gerindra yang Sempat Dihina
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengaku di awal kehadiran partainya tersebut ternyata sempat mengalami penghinaan.
Jokowi Ajak Gerindra Prioritaskan Protokol Kesehatan
Presiden Jokowi mengajak seluruh kader Partai Gerindra untuk mengutamakan protokol kesehatan guna memutus mata rantai penyebaran virus Corona.
Pesan Presiden Jokowi di Kongres Gerindra
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pesan melalui tayangan virtual yang ditampilkan dalam Kongres Partai Gerindra.
0
Kementerian Agama Siapkan Pengaturan Hewan Kurban di Tengah Wabah PMK
Menjelang dan pada Iduladha dan tiga hari tasyrik di Iduladha pasti kebutuhan hewan ternak terutama sapi dan kambing itu akan tinggi