Pengamat: Gebrakan Masker Aceh Mengundang Bencana

Pengamat Kebijakan Publik Aceh, Nasrul Zaman menilai program Gerakan Masker tidak tepat sasaran di Aceh.
Forkopimda Aceh dipimpin Plt Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah, M.T melepas Tim Gebrak Masker Aceh (GEMA) ke 23 Kab/Kota Se-Aceh, di Lobi Kantor Gubernur Aceh, Banda Aceh, Selasa, 1 September 2020. (Foto: Tagar/Dok Humas Pemerintah Aceh)

Lhokseumawe, Aceh – Dalam mendukung program Gerakan Masker Aceh, maka Pemerintah Aceh akan mengerahkan 11.452 Aparatur Sipil Negara dan 8.283 kelompok masyarakat, sehingga hal tersebut dinilai tidak tepat sasaran.

Pengamat Kebijakan Publik Aceh, Nasrul Zaman mengatakan, seharusnya gerakan tersebut dilakukan dengan memberdayakan struktur pemerintah yang ada, kemudian di bantu oleh keterlibatan Ormas, LSM dan lembaga pendidikan tinggi.

“Pemerintah kabupaten kota, kecamatan, kemukiman hingga pemerintah desa dan didukung oleh Puskesmas, adalah pihak yang menjadi penggerak penggunaan masker, sehingga bisa lebih tepat sasaran,” ujar Nasrul Zaman, Rabu, 2 September 2020.

Entah ide siapa dan bagaimana gagasan ini bisa muncul telah menjadi semangat bersama Pemerintah Aceh.

Nasrul Zaman menambahkan, apabila seandainya didukung oleh berbagai Ormas agama, LSM dan lembaga pendidikan yang ada di wilayah masing-masing, pastilah gerakan Gebrak Masker menjadi suatu hal yang sangat positif.

Tapi sayang, Gebrak Masker yang dilakukan pemerintah Aceh, hanyalah berupa pesan kosong tanpa metode yang baik, apalagi ribuan orang yg terlibat tersebut tidak pernah dilatih menjadi tenaga penyuluh kesehatan, terutama tentang virus corona.

“Entah ide siapa dan bagaimana gagasan ini bisa muncul telah menjadi semangat bersama Pemerintah Aceh, sehingga pada 4 September 2020, memerintahkan 19.735 orang dikerahkan ke seluruh Aceh untuk memasifkan penggunaan masker di masyarakat,” tutur Nasrul.

Baca juga:

Tambahnya, pengerahan sebegitu banyak orang ke seluruh pelosok penjuru Aceh, harusnya tetap mengikuti protokol kesehatan. Salah satunya adalah kewajiban swab PCR bagi seluruh anggota yang terlibat.

“Hal ini tidak bisa ditawar-tawar, karena semua kita tidak ingin warga yang seharusnya jauh dari potensi Covid-19, malah menjadi terpapar karena ulah pemerintah itu sendiri. Akhirnya gebrak masker adalah upaya pemerintah aceh mengundang bencana belaka,” kata Nasrul Zaman.

Sebelumnya, pimpinan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Aceh, secara resmi melepaskan rombongan ASN yang akan mengampanyekan Gerakan Masker Aceh (GEMA) ke seluruh kabupaten dan kota se Aceh, Selasa 1 September 2020. Seremonial pelepasan dilakukan di Halaman Utama Kantor Gubernur Aceh.

Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah, mengatakan angka kasus Covid-19 di Aceh sudah masuk kategori memperihatinkan. Tingkat penularan meningkat tajam. Berbagai upaya seperti pengobatan atas pasien dan pencegahan telah dilakukan. Namun upaya-upaya itu dinilai belum maksimal. Karena itu, pemerintah kemudian menggerakkan GEMA, bagian gerakan Gebrak Masker yang dilakukan di seluruh Indonesia.

"Kita melibatkan semua stakeholder. GEMA ini menyasar seluruh masyarakat sampai ke tingkat rumah tangga," kata Nova.

Total ada 19.735 partisipan yang di antaranya Aparatur Sipil Negara dan masyarakat sipil lainnya yang ikut dalam GEMA ke seluruh Aceh. Mereka akan serentak mengampanyekan gerakan pakai masker pada Jumat 4 September mendatang.

Relawan yang akan berpartisipasi dalam gerakan ini akan menggaungkan GEMA di 3.883 mesjid dan di 6.497 desa. Pesan utama yang akan dibawa secara serentak adalah "Ingat Covid - Ingat Masker!”

"Pesan GEMA akan disampaikan melalui khutbah Jumat dan media informasi baliho, spanduk dan poster," kata Nova dalam keterangannya, Selasa, 1 September 2020.

Gebrak Masker semula adalah gerakan nasional yang oleh pemerintah Aceh dijawab dengan aksi bersama yang dilakukan dengan menggandeng masyarakat lintas organisasi. Dengan keterlibatan banyak pihak diharapkan gerakan ini menjadi gerakan massif.

"Mereka akan mengampanyekan gerakan memakai masker di sekolah-sekolah, di semua desa bahkan di tempat ibadah," ujar Nova.

Nova mengatakan, selain kampanye memakai masker pemerintah Aceh juga akan meningkatkan pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) kepada masyarakat. Pada pekan depan kata Nova, dua container lab PCR akan tiba di Banda Aceh. Satu laboratorium akan ditempatkan di Labkesda I dan satu lagi ditempatkan di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin.

Nova menyebutkan, jika skema laboratorium sesuai yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan itu efektif, pemerintah Aceh akan menambah dua sampai tiga laboratorium PCR lainnya.

"Kalau efektif kita akan tambahkan dua sampai tiga unit lain yang akan kita letakkan di beberapa sentra di Aceh," kata Nova. []

Berita terkait
Warga Aceh Tamiang Surati PPID soal Informasi BUMD
Seorang warga Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh melayangkan surat kepada (PPID) terkait data Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT.Kwala Simpang Petroleum.
Garuda Indonesia Tambah Frekuensi Terbang ke Aceh
Meski pandemi C-19 belum berakhir, minat warga untuk terbang menggunakan pesawat mulai meningkat di Aceh.
Kasus Pertama di Aceh, Dokter Meninggal karena C-19
Seorang dokter di Aceh dikabarkan meninggal dunia karena C-19 di Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh.
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.