Pengamat: FPI Posisikan Diri Sebagai Aktor Penting untuk Diperhatikan

FPI mempolitisasi bencana yang terjadi di Indonesia, pengamat menyebut FPI sedang memposisikan diri sebagai aktor penting.
Suasana kawasan pantai Taipa, Palu Utara, setelah dilanda gempa dan tsunami, Senin (1/10/2018). (Foto: Antara/Muhammad Adimaja)

Jakarta, (Tagar 1/10/2018) - Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo Jati mengatakan FPI hanya ingin menunjukkan sebagai pihak yang terzolimi, FPI berusaha memposisikan dirinya sebagai aktor penting untuk diperhatikan.

"FPI itu berusaha sebagai pihak yang terzolimi. Maksud saya FPI berusaha memposisikan dirinya sebagai aktor penting, namun perannya tidak diakui oleh pemerintah," kata Wasisto Raharjo Jati saat dihubungi Tagar News, Senin ((1/10).

Wasisto mengatakan hal tersebut menanggapi pernyataan Ketua DPP FPI Shobri Lubis bahwa gara-gara Gus Nur dijadikan tersangka, maka terjadi gempa di Palu. Juga, gara-gara Rizieq Shihab imam besar mereka diperlakukan tidak adil oleh pemerintah menurut mereka, sehingga Indonesia ditimpa bencana. 

Baca juga FPI: Ngerjain Habib Dua Bulan, Langsung Bencana Indonesia

FPI dengan caranya memprovokasi publik, apalagi menyangkut Pilpres 2019, kata Wasisto. Ia mengaku tidak heran. 

Ia juga tidak heran FPI akan terus melakukan hal-hal yang dapat menjatuhkan citra Presiden Jokowi

Wasisto juga menyoroti tindakan FPI menuduh pemerintah RI melakukan intervensi terhadap kasus Rizieq Shihab di Arab Saudi.

"Saya pikir tujuannya (FPI) ini memang untuk menjatuhkan pemerintah baik dalam pernyataannya menyangkutpautkan gempa Palu dengan penetapan tersangka terhadap Gus Nur ataupun tuduhan FPI terhadap pemerintah itu," ungkapnya.

"FPI tidak mendapatkan cukup peran dalam pemerintahan Jokowi sehingga berusaha untuk menjatuhkan citra beliau (Jokowi)," lanjutnya.

Wasisto melihat adanya kecemburuan sosial di balik sikap FPI.

"Jokowi merangkul ulama, kok Habib Rizieq ini nggak dirangkul. Maksud saya, Jokowi sekarang ini berusaha merangkul massa dan ulama sebagai mitra politik, kenapa FPI dan GNPF tidak diberi peran. Hal itu yang memicu kecemburuan sosial," paparnya.

Pernyataan-pernyataan ajaib FPI, menurut Wasisto, tak lebih dari upaya menyerang pemerintahan Jokowi. FPI sebagai alat untuk menyerang Jokowi.

"Sebenarnya ingin menjatuhkan wibawa Presiden Jokowi," Wasisto menambahkan.

Senada dengan Wasisto, Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina Jakarta Hendri Satrio juga melihat FPI sengaja berusaha menurunkan citra Jokowi.

"Mereka kan memang nggak akur dari dulu. Protes-protes yang dilakukan FPI, saya sih melihatnya sebuah rivalitas politik saja," ujar Hendri pada Tagar News.

"Saya menyesali kenapa FPI menghubungkan bencana dengan apa pun itu. Bencana ya bencana, harus disikapi sebagai sebuah hal untuk mengingat Allah, tidak bisa dikaitkan dengan macam-macam. Bencana ya bencana. Saya menyayangkan hal itu. Jangan diulang lagi," ucap Hendri. []

Berita terkait
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.