Pengalaman Menonton Film 'A Man Called Ahok'

Pengalaman menonton film 'A Man Called Ahok', ada bagian yang pasti sangat melekat dalam ingatan simpatisan Ahok.
Ahok remaja diperankan Eric Febrian (kanan) dan Tjung Kim Nam ayah Ahok diperankan Denny Sumargo (kiri). (Foto: Instagram/A Man Called Ahok)

Jakarta, (Tagar 21/11/2018) - "Saya mengimbau, teman-teman yang mendukung saya, kalau bisa membubarkan diri karena ini markas Brimob. Di sini ada 6.000 warga yang tinggal. Lagi pula ini wilayah Depok. Saya sudah aman di sini. Saya mohon, kalau bisa membubarkan diri," tegas Basuki Tjahaja Purnama, menginstruksikan agar massa bela Ahok yang berkerumun di depan Rutan Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, segera membubarkan diri.

Seruan di atas akan bergaung kembali, apabila Anda menyaksikan A Man Called Ahok yang sedang menghiasi bioskop Indonesia. Bagi simpatisan Basuki Tjahaja Purnama atau yang lebih akrab disapa Ahok, suara lirih pada menit awal film tersebut bisa membuat terngiang dengan kejadian dimana Ahok didakwa bersalah dalam kasus penistaan agama, dan mendapat hukuman 2 tahun penjara yang diputus oleh Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada tahun 2017 silam.

Sejak Kamis 8 November kemarin A Man Called Ahok telah rilis di bioskop Indonesia. Dalam empat hari pemutaran saja, film biopik yang diadopsi dari novel karya Rudi Valinka itu berhasil menyedot sedikitnya 570.000 penonton.

Dikisahkan, Ahok remaja (diperankan Eric Febrian) melihat Tjung Kim Nam (Denny Sumargo pemeran ayah Ahok) sebagai sosok paling ia teladani, namun sifat keras kepala sang ayah turut pula membentuk wataknya. Pada tahun 1976 Kim Nam sudah menjadi tauke sebutan bagi bos besar penambang timah di Belitung Timur. 

Sejak kecil Ahok telah menyaksikan kedermawanan Kim Nam yang digambarkan dalam film ini sebagai seorang yang acap kali meringankan penderitaan rakyat kecil. Kim Nam kerap membantu finansial tetangganya yang terdesak masalah ekonomi.

Ahok remaja telah melihat secara gamblang, bagaimana peliknya bekerja sebagai pebisnis yang kerap digerogoti "lintah darat" perihal perizinan tambang serta proposal administrasi ilegal. 

Ada perdebatan sengit antara Denny Sumargo dengan lawan mainnya, Donny Damara, seorang birokrat yang bertugas menjegal perizinan proyek tambang timah di Belitung, dengan alih-alih bayar upeti supaya proyek tetap berkelanjutan. Desakan itu mau tak mau harus dipenuhi Kim Nam, hingga ia harus merelakan menjual aset tanah untuk memperpanjang izin tambang, serta mengupah para pekerja CV Sinar Karya.

Peran Kim Nam sangat besar dalam sepak terjang Ahok dewasa (diperankan Daniel Mananta) yang justru memilih masuk sebagai kontestan politik di Belitung Timur. Basuki Tjahaja Purnama terpilih menjadi Bupati keturunan Tionghoa pertama di Belitung Timur, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dinilai sebagai fenomena baru politik dan tonggak sejarah bagaimana kelompok minoritas bisa menduduki salah satu jabatan politik terpenting di Indonesia

Berkiprah di dunia politik menjadi pilihan utamanya guna mewujudkan reformasi birokrat di Indonesia. Ia berhasil melayani warga Belitung Timur dengan membuat kebijakan pendidikan dan kesehatan gratis, serta menjadikan Belitung sebagai daerah dengan tingkat korupsi terendah sepanjang sejarah.  

Film drama biopik berdurasi 102 menit itu mengangkat kisah yang cukup inspiratif untuk disimak. Salah satu kekuatan pada film ini karena membuka ragam dan celah praktik korupsi yang acap kali dilakukan oleh wakil rakyat maupun pekerja biasa. 

A Man Called Ahok bisa jadi semacam "karpet merah" untuk menyambut Basuki Tjahaja Purnama yang apabila tak ada aral melintang, akan bebas pada 24 Januari 2019. []

Berita terkait