Penelitian Ungkap Efek Kafein Dicampur Alkohol Seperti Kokain

Mengonsumsi minuman berkafein tinggi yang dicampur dengan alkohol bisa memengaruhi kinerja otak seperti menggunakan narkotika jenis kokain.
Ilustrasi minuman beralkohol. (Foto: Pixabay)

Jakarta - Mengonsumsi minuman berkafein tinggi yang dicampur dengan alkohol bisa memengaruhi kinerja otak seperti menggunakan narkotika jenis kokain. Demikian penelitian terbaru dari Universitas Purdue, West Lafayette, Indiana, Amerika Serikat.

Campuran minuman itu bila dikonsumsi remaja bisa merubah fungsi otak di masa depan layaknya memakai kokain. Minuman dengan kandungan kafein tinggi terdapat dalam jenis minuman berenergi yang dijual di pasaran. Ketika Anda meminumnya, kandungannya 10 kali lipat dari soda.

Minuman BersodaIlustrasi minuman berkafein tinggi.  (Foto: Unsplash/Rawpixel)

Dalam penelitiannya, para ahli menggunakan tikus berusia remaja sebagai objeknya. Tikus diberikan minuman kafein tinggi dari suatu merek minuman berenergi dengan batas normal. Hasilnya tikus tersebut tidak terlalu menyukainya.

Namun ketika tikus diberikan minuman berkafein tinggi dicampur dengan alkohol, mereka menunjukkan tanda-tanda fisik dan neurokimia. Gejala mirip dengan tikus yang diberi kokain.

"Tampaknya kedua zat itu bersama-sama mendorong mereka melewati batas yang menyebabkan perubahan perilaku, dan mengubah neurokimia di otak mereka. Kami melihat dengan jelas efek dari campuran minuman yang tidak akan kami anjurkan," kata Asisten Profesor di Universitas Purdue, Richard van Rijn, dikutip dari laman Indianexpress.

Ilustrasi Minuman AlkoholIlustrasi Minuman Alkohol. (Foto: Pixabay/Pexels)

Dengan paparan berulang terhadap minuman berkafein tinggi dicampur alkohol, tikus remaja menjadi semakin aktif, seperti tikus yang diberi kokain.

Para peneliti juga mendeteksi peningkatan kadar protein FosB, yang merupakan penanda perubahan jangka panjang dalam neurokimia. Kondisi akan meningkat pada mereka yang menyalahgunakan obat-obatan seperti kokain atau morfin.

"Itulah salah satu alasan mengapa sangat sulit bagi pengguna narkoba untuk berhenti, karena perubahan yang berlangsung lama di otak," tutur Van Rijn.

Peneliti juga menemukan fakta bahwa tikus remaja yang mengonsumsi minuman berkafein tinggi dicampur alkohol kurang sensitif terhadap efek kokain sebagai 'kegembiraan'. Berbeda dengan tikus berusia dewasa yang diberikan campuran sama, mereka lebih 'menikmatinya'.

MabukIlustrasi mabuk tak sadarkan diri setelah mengonsumsi minuman alkohol. (Foto: Pixabay)

Walaupun hasil studi yang dilakukan pada tikus remaja itu positif, tetapi ada kemungkinan negatifnya. Van Rijn menjelaskan, tikus berusia remaja memiliki kemungkinan mengonsumsi lebih banyak minuman berkafein tinggi dicampur alkohol, agar mendapatkan efek yang sama seperti tikus berusia dewasa.

"Mereka kemudian minum lebih banyak untuk mendapatkan efek yang sama [seperti tikus dewasa]," ujar Van Rijn.

Hasil penelitian Universitas Purdue diketahui sudah diterbitkan dalam jurnal kesehatan berkaitan alkohol.

Berita terkait
Studi Ungkap Bahaya Diet Soda Bagi Jantung dan Gejala Strokes
Siapa yang ingin menjaga kesehatan jantung dan menjauhi gejala strokes? Anda perlu memerhatikan diet soda.
Studi Ungkap Rahasia Panjang Umur Menjadi Mahluk Sosial
Kunci untuk hidup sehat agar panjang umur adalah menjadi mahluk sosial. Demikian hasil penelitian terbaru.
Penelitian: Cahaya Lampu Warna Hijau Redakan Migrain di Kepala
Penelitian terbaru cahaya lampu berwarna hijau mampu mengurangi rasa sakit akibat migrain seperti minum obat.
0
Kemenkes Ingatkan Masyarakat Agar Waspada karena Kasus Covid Meningkat
Meski kenaikan kasus di Indonesia masih dapat dikendalikan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan masyarakat untuk waspada