Penelitian: Sinar Matahari Bisa Bunuh Virus Corona

Sebuah penelitian terbaru mengklaim bahwa menghabiskan waktu di luar rumah bisa mengurangi risiko teinfeksi virus corona Covid-19.
Ilustrasi - Sinar Matahari. (Foto: Pixabay/jillwellington)

Jakarta - Sebuah penelitian terbaru mengklaim bahwa menghabiskan waktu di luar rumah bisa mengurangi risiko teinfeksi virus corona Covid-19. 

Sebelumnya sempat dianggap sinar Matahari tidak akan membunuh virus corona. Mereka yang berjemur di bawah sinar matahari dianggap tidak akan membantu seseorang terhindari dari Covid-19.

Dikutip dari laman Mirror, Rabu, 1 Juli 2020, ilmuwan Jose-Luis Sagripanti dan David Lytle, seorang veteran Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) dan mantan karyawan di Food and Drug Administration, mengatakan bahwa sinar matahari yang kuat bisa membunuh virus corona dalam waktu 34 menit.

Dalam studi tersebut, mereka menganalisis seberapa baik sinar UV dari Matahari bisa menghancurkan virus di berbagai kota pada waktu berbeda dalam setahun.

Analisis menunjukkan bahwa sinar Matahari tengah hari di sebagian besar di AS dan kota-kota lain di dunia selama musim panas bisa membunuh 90 persen virus corona yang hidup di permukaan dalam 34 menit.

Sebaliknya pada Desember hingga Maret, para peneliti menyarankan bahwa virus bisa hidup di permukaan hingga satu hari atau lebih.

"Data yang disajikan menunjukkan bahwa virus corona Covid-19 harus dinonaktifkan relatif lebih cepat selama musim panas di banyak kota-kota padat di dunia. Hal itu menunjukkan bahwa sinar matahari memiliki peran dalam mengendalikan tingkat penyebaran dan durasi pandemi virus corona," kata peneliti dalam studi Photochemistry and Photobiology.

WHO Bertentangan

Akan tetapi, Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) telah memeringatkan bahwa sinar matahari tidak mencegah penyebaran dan membunuh virus corona Covid-19.

"Berjemur di bawah sinar matahari yang bersuhu lebih tinggi dari 25 derajat Celcius tidak akan mencegah maupun membunuh virus corona Covid-19,"  ujar WHO.

WHO menegaskan bahwa seseorang tetap bisa terinfeksi virus corona Covid-19, tidak peduli seberapa cerah atau panasnya cuaca. Bahkan, negara-negara dengan cuaca panas juga ikut terdampak wabah Covid-19.

Oleh sebab itu, WHO tidak menyarankan penggunaan lampu UV untuk membasmi virus corona. Lampu UV juga tidak boleh digunakan untuk mensterilkan tangan atau area kulit lainnya karena radiasi sinar UV bisa menyebabkan iritasi kulit.[]

Berita terkait
Ini Dia Dampak Badai Matahari
Dampak badai matahari mempengaruhi segala lini kehidupan.
Infografis: Apa Itu Badai Matahari
Berikut ini penjelasan badai matahari dalam infografis.
Badai Matahari Diprediksi Muncul Hari Ini, Apa Bahayanya?
Badai matahari diprediksi akan terjadi hari ini, Jumat (15/3).