Pendukung Jokowi dan Prabowo Taruhan Pilpres 2019

Tak tanggung-tanggung harta yang dijadikan taruhan pendukung Jokowi dan Prabowo di Pilpres 2019.
Calon presiden petahana Joko Widodo akrab disapa Jokowi dan calon presiden Prabowo Subianto, menunjukkan nomor mereka dalam acara pengambilan nomor urut untuk Pilpres 2019 di Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Jumat, 21 September 2018. Rapat pleno KPU digelar di ruang sidang lantai 2 Gedung KPU Jalan Imam Bonjol di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. (Foto: Reuters/Darren Whiteside)

Sidrap - Jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 diwarnai aksi taruhan antar pria di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel). Tak tanggung-tanggung satu hektar tanah dijadikan taruhan kedua pria tersebut.

Hal itu diketahui pertama kali lewat foto viral di Facebook. Terlihat kuitansi taruhan serta dua orang pria yang berjabat tangan tanda menyetujui taruhan. Kemudian dua nama tertera dalam kuitansi serta lokasi satu hektar tanah untuk taruhan.

"Taruhan Pilpres

01 Joko Widodo Vs Prabowo Subianto
Keputusan Hasil KPU Pusat
Henrik Arhadi Vs Abdul Azis C
Taruhan sebidang tanah seluas 1 Ha yang berlokasi di sebelah utara puskesmas / kantor camat empagae."

Pendukung Jokowi-Prabowo Taruhan 1 Hektar TanahFoto viral pendukung Jokowi-Prabowo taruhan 1 hektar tanah. (Foto: Facebook Muhammad Asis Cambong)

Sementara di akhir kuitansi dibubuhkan tandatangan yang memperlihatkan Hendrik Arhadi sebagai pendukung calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin sementara Abdul Aziz pendukung calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Sontak unggahan tersebut mendapat respons beragam dari netizen. Hingga berita ini diturunkan foto viral tersebut sudah dikomentari lebih dari 1,6 ribu netizen dan sudah dibagikan lebih dari 9.727 kali.

Sejauh ini belum ada komentar keduanya terkait taruhan tersebut.

Baca juga:

Berita terkait
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.