Pendemo Tolak 'KPK Tandingan' dan Dukung 56 Pegawai Dipecat

Pihaknya juga menyerukan untuk melawan segala tindakan adu-domba untuk memecah legitimasi kerja KPK dan mendukung KPK fokus bekerja.
Para pendemo saat sedang berorasi di depan halaman gedung Komisi Pembterantasan Korupsi (KPK). (Foto: Tagar)

Jakarta - Kelompok massa tergabung dalam Komunitas Cinta Bangsa (KCB) menggelar aksi unjuk rasa didepan Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jakarta Selatan, Senin, 27 September 2021. Mereka menyatakan mendukung lembaga antirasuah untuk berani memecat pegawai yang tak tolos tes.

"Kami minta agar pegawai tak lolos TWK jangan jadi pecundang bermental preman dan tolak KPK Darurat atau KPK Tandingan Novel Baswedan Cs," kata Koordinator Aksi Imam Arifin dalam orasinya.

Pihaknya juga menyerukan untuk melawan segala tindakan adu-domba untuk memecah legitimasi kerja KPK dan mendukung KPK fokus bekerja berantas penyakit korupsi di Indonesia.

Ditegaskan dia, munculnya “KPK Tandingan” atau “KPK darurat” yang diinisiasi oleh sejumlah pegawai tak lolos TWK KPK hanya menunjukkan ketidakdewasaan pikiran dan representasi barisan sakit hati. 

Menurutnya, Novel Baswedan Cs bersama solidaritas masyrakat sipil diduga hanya “playing victim” untuk menyudutkan keputusan KPK dan mendesak Presiden Joko Widodo untuk intervensi. 

Kecerobohan tersebut, kata dia, telah menampilkan ego sektoral Novel Baswedan cs yang ‘sakit hati’ karena namanya masuk di daftar 56 orang yang diberhentikan.

"KPK Darurat Novel Baswedan cs menjadi bukti konkret permainan ala preman untuk melemahkan legitimasi KPK hari ini. Gerakan KPK Tandingan yang dibuatnya lebih tampak sekadar sebagai aksi “ngemis” jabatan," ujarnya.


KPK hari ini telah berhasil memutus kisah heroism dan narasi seram. KPK hari ini bekerja professional dengan orientasi pada asset recovery.


Diakui mereka, bahwa KPK hari ini seperti terus diintervensi oleh barisan ‘sakit hati’ dengan terus menyulut amarah publik dengan menganggap TWK KPK sebagai instrumen politis. 

Padahal, kata dia, klaim tersebut hanya klaim sepihak sebagai cara untuk mengadu-domba. Bahkan, kinerja KPK hari ini tampak lebih baik dari sebelumnya.

"KPK hari ini telah berhasil memutus kisah heroism dan narasi seram. KPK hari ini bekerja professional dengan orientasi pada asset recovery. Buktinya, meski terus ditentang, KPK era Firli Bahuri berhasil pulihkan asset Rp 592 triliun pada Juni lalu," katanya.[]

Baca Juga:

Berita terkait
Komentar Partai Gelora Soal Polemik TWK KPK
Mahfudz mengungkapkan ada pihak yang menjadikan polemik tes wawasan kebangsaan (TWK) pegawai KPK sebagai panggung besar berkaitan dengan 2024.
Nurul Ghufron: 18 Pegawai KPK Tak Lolos TWK Ikut Diklat
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengatakan sebanyak 18 pegawai KPK yang tidak lolos TWK bersedia mengikuti Diklat Bela Negara dan wawasan kebangsaan.
Muannas Alaidid: Putusan Mahkamah Agung Akhiri Polemik TWK KPK
Saya apresiasi putusan Mahkamah Agung yang menyebutkan Tes Wawasan Kebangsaan Komisi Pemberantasan Korupsi sah konstitusional. Muannas Alaidid.