Pencopotan Petinggi Polri Gegara Rizieq Bukti Kinerja Tak Maksimal

Pengamat intelijen sebut kebijakan pencopotan sejumlah petinggi Polri menunjukkan kinerja selama ini tidak maksimal.
Kapolri Jenderal Idham Azis, dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi III DPR yang dilaksanakan secara virtual, Jakarta, Rabu, 30 September 2020. (Foto: Tangkapan layar YouTube)

Jakarta - Pakar Intelijen, Stanislaus Riyanta menilai mengendalikan ribuan orang dalam kerumunan acara pernikahan putri Habib Rizieq Shihab tidaklah mudah. Sementara itu, kebijakan pencopotan sejumlah petinggi Polri menunjukkan kinerja selama ini tidak maksimal.

Menurutnya, di tengah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) saat ini membuat aparat sulit bertindak.

"Mengendalikan orang dalam jumlah ribuan memang tidak mudah, apalagi di tengah PSBB karena pandemi covid-19," kata dia kepada Tagar, Selasa, 18 November 2020.

Pencopotan pejabat Polri pasca acara kerumunan tersebut menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan aparat keamanan tidak maksimal.

Baca juga: Kata Pengamat Intelijen Soal Absennya Gatot Nurmantyo

Stanislus menyebut keputusan Kapolri dalam merombak jabatan pada tubuh Polri menunjukkan kinerja aparat selama ini tak makasimal.

"Pencopotan pejabat Polri pasca acara kerumunan tersebut menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan aparat keamanan tidak maksimal," ujarnya.

Lebih lanjut, Stanislus mengatakan kejadian di kediaman pemimpin besar Front Pembela Islam (FPI) itu menjadi pelajaran penting untuk ke depan. Artinya, lanjut dia, aparat dituntut untuk bertindak lebih cepat dalam mendeteksi peristiwa pelanggaran.

"Ini menjadi pelajaran penting, mengingat situasi yang luar biasa maka aparat keamanan harus melakukan antisipasi, dengan deteksi dini dan cegah dini, serta berbagai startegi atas skenario yang mungkin terjadi," tuturnya.

Baca juga: Pakar Intelijen: Bintang Mahaputera untuk Gatot, Biasa Saja!

Sebelumnya, penyelenggaraan pernikahan putri Rizieq Shihab dan gelaran acara Maulid Nabi Muhammad SAW pada Sabtu, 14 November 2020 menyisakan polemik. Acara tersebut diduga kuat melanggar protokol kesehatan.

Bahkan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dipanggil Polda Metro Jaya untuk dimintai keterengan terkait hal itu. Sementara Rizieq Shihab juga disebut telah membayar denda sebesar Rp 50 juta kepada pemda DKI. []

Berita terkait
Pengamat Intelijen: Rizieq Shihab Figur Oposisi Berpengaruh
Menurut pengamat Intelijen, Imam Besar Front Pembela Islam merupakan figur oposisi yang memiliki pengaruh besar.
Bareskrim dan Intelijen Pantau Pemboikotan Produk Prancis
impinan Polri merespons adanya seruan boikot produk Prancis dengan mengerahkan jajaran intelijen dan Bareskrim untuk deteksi dini.
Genjot Potensi Ekspor ke AS, Indef: Perlu Intelijen Pasar
Peneliti Indef, Bhima Yudhistira menilai, perlu ada intelijen pasar untuk mengoptimalkan potensi pasar dari Amerika Serikat.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.