Pencabutan Anak Angkat Deno, Ini Klarifikasi Warga Goloworok

Tetua adat Goloworok Kecamatan ruteng Manggarai NTT mengaku kesal dengan dua media online lokal yang menulis tanpa diwawancara.
Paulus Porus, Felix Selot, Sensi Supridi dan beberapa warga Goloworok saat memberikan keterangan pers di Golo Worok, kecamatan Ruteng, Manggarai NTT, Kamis 12 November 2020 (Foto: Tagar/Pepi Kurniawan)

Ruteng - Beberapa hari terakhir, warga Goloworok, Kecamatan Ruteng Manggarai NTT, Paulus Porus dan Felix Selot ramai diperbincangkan. Hal itu bermula saat nama mereka dituliskan dalam berita media online lokal yang menuliskan bahwa mereka menyampaikan pernyataan cabut status anak angkat Deno Kamelus.

Dilansir dari media lokal tersebut, Paulus menyebut alasan mencabut status Deno Kamelus sebagai anak angkat karena tidak memberikan banyak perubahan di Desa Goloworok selama lima tahun kepemimpinan Deno.

"Percuma diangkat menjadi anak angkat. Desa Goloworok, begini-begini saja, tidak banyak berubah," kata Paulus Porus di Goloworok, Sabtu, 7 November 2020 yang dilansir media lokal tersebut.

Toe manga pernah tombo nggtu aku, tua aku g, toe ngoeng aku repot agu mose data.

Tokoh lainnya, dalam berita itu Felix Selot menyebut hampir tidak ada program yang berasal dari dana APBD Kabupaten Manggarai di Desa Goloworok. Pembangunan yang terjadi malah lebih banyak dari bantuan pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan dana desa.

"Kami hampir tidak menemukan ada program yang khusus berasal dari dana kabupaten. Kalau bukan dari bantuan pusat, ya dana desa. Jadi tidak ada perhatian khusus dari pak Deno. Padahal sudah diangkat menjadi anak angkat," jelas Felix dilansir dari dalah satu media lokal.

Tokoh Goloworok Minta Media Lokal Cabut Tulisannya

Dalam berita itu juga cantumkan nama sejumlah tokoh di Goloworok. Beberapa waktu kemudian sejumlah tokoh yang di cantumkan dalam berita itu membatah berita tersebut.

Baca juga:

Menurut mereka apa yang ada dalam berita itu tidak benar. Salah satunya Yakobus Magus warga Kampung Golo Worok yang merupakan orang tua angkat dari Bupati Manggarai Deno Kamelus dan istrinya Yeni Veronika.

Setelah pemberitaan tersebut dituliskan di sejumlah media online, Yakobus Magus bersama sejumlah tokoh masyarakat Kampung Goloworok mendatangi kediaman Bupati Deno di Carep, Kelurahan Carep, Kecamatan Langke Rembong, Senin 9 November 2020 malam.

Mereka sengaja datang untuk memberikan klarifikasi dan menyampaikan permohonan maaf atas munculnya berita pencabutan status anak angkat terhadap Bupati Deno oleh tu'a adat (tu’a gendang) dan masyarakat Goloworok.

Menanggapi itu, dua tokoh adat kampung Goloworok Paulus Porus dan Felix Selot yang namanya ada dalam berita selama ini mengaku keberatan dengan berita yang beredar, dan meminta mencabut berita tersebut.

Paulus Porus mengaku tidak pernah membicarakan tentang status anak angkat Deno Kamelus, ia menegaskan ia tidak pernah diwawancarai atau mengeluarkan pernyataan tentang status anak angkat Deno Kamelus itu.

"Toe manga pernah tombo nggtu aku, tu'a aku ga, toe ngoeng aku repot agu mose data (Saya tidak pernah bicara seperti itu, saya ini sudah tua, saya tidak mau repot dengan kehidupan orang lain)," katanya dalam bahasa Manggarai kepada Tagar saat ditemui di rumahnya, Kamis 12 November 2020.

Pesan untuk media, saya minta kalau mau menulis berita harus betul-betul melakukan kroscek apakah benar penyataan itu disampaikan narasumber dalam rilis atau tidak.

Ia mengaku sangat kaget mendengar informasi bahwa namanya dituliskan dalam berita apalagi dituding sebagai orang yang mencabut status anak angkat Deno Kamelus dan menyebut sejumlah tokoh lainnya.

"Biar sumpah e ite, toe keta manga tombo cabut status anak angkat hitu aku (Biar sumpah pak, saya tidak pernah bicara tentang status anak angkat itu),"sesalnya.

Tidak Pernah Diwawancarai, Media Lokal Ngarang Bebas

Warga lainnya Felix Selot menegaskan bahwa selama ini ia tidak pernah diwawancarai oleh siapapun apalagi wartawan. Sehingga menurutnya apa yang dituliskan beberapa media itu tidak benar, bahkan terkesan fitnah.

"Anak aku hoo ata toe sekolah, toe manga baed laku apa situ, toe manga pernah wawancara aku ata selama ho apalagi tombo wartawan hitu. Kaget kole aku rodo tulis ngasang daku one berita (Saya ini orang tidak sekolah, saya tidak tahu tentang itu, saya tidak pernah diwawancarai oleh siapapun selama ini apalagi wartawan. Saya juga kaget tiba-tiba ada saya punya nama dalam berita)," ujarnya kepada Tagar, Kamis 12 November 2020.

Ia juga mengungkapkan bahwa saat kegiatan pasangan Herybertus Nabit-Heribertus Nagbut di Rumah Gendang Goloworok tidak sedikitpun bahas tentang status anak angkat Deno Kamelus.

Tokoh adat kampung Goloworok lainnya Silvester Abu, mengaku sebagai orang yang tinggal di rumah gendang (rumah adat) mengaku hingga kini ia mengaku masih menganggap Yeni Veronika dan Deno Kamelus sebagai anak angkat.

Ia menegaskan juga tidak pernah membahas terkait cabut status anak angkat.

"Kami juga tidak pernah cabut status anak angkat Deno Kamelus dan Yeni Veronika. Kami tetap menganggap Deno Kamelus dan Yeni Veronika sebagai anak angkat. Mereka diangkat melalui proses adat. Jadi apa yang diberitakan itu tidak benar," sesalnya.

Warga lainnya Darius Hatu, mengaku keberatan karena namanya juga dituliskan dalam berita sebagai salah satu orang yang mencabut status Deno Kamelus sebagai anak angkat.

Apalagi, ia mengaku tidak hadir saat kunjungan pasangan Hery-Heri ke rumah gendang Goloworok beberapa waktu lalu.

"Aku toe manga mai (saya tidak hadir) waktu kunjungan Hery-Heri, apalagi bahas tentang status anak angkat Pak Deno Kamelus. Aku Keberatan dengan berita itu karena kami tidak ada saat kegiatan. Tiba-tiba manga ngasang daku (tiba-tiba ada saya punya nama). Kami juga masih anggap Pak Deno dan Ibu Yeni sebagai anak angkat," katanya.

Media Lokal Dituding Mengadu Domba Warga Goloworok

Salah satu tokoh muda Goloworok Sensi Supariadi mengaku kesal dengan pemberitaan media akhir-akhir ini yang dinilai mengadu domba warga Goloworok.

Ia juga mengungkapkan, saat kegiatan pasangan Hery-Heri di Golo Worok tidak ada sedikitpun yang membahas tentang status anak angkat Deno Kamelus dan menurut dia saat itu tidak ada wartawan yang hadir.

"Intinya media apapun kalau menulis berita itu harus melalui narasumber yang benar, kalau ada rilis perlu dicari tahu siapa yang tanggung jawab atas tulisan itu," katanya.

Ia juga menegaskan bahwa Tim Hery-Heri di Goloworok selama ini tidak pernah sama sekali bahas tentang isu anak angkat.

"Sebagai Tim Hery-Heri di Golo Worok, kami tidak pernah bicara tentang status anak angkat Deno Kamelus. Saya berpesan untuk semua warga Golo Worok untuk tidak terpengaruh dengan berita yang memprovokasi warga Golo Worok. Semoga dengan pemberitaan ini juga tidak saling menuduh antar warga Golo Worok," ujarnya.

"Pesan untuk media, saya minta kalau mau menulis berita harus betul-betul melakukan kroscek apakah benar penyataan itu disampaikan narasumber dalam rilis atau tidak. Jangan sampai terkesan ditunggangi oleh elit politik dan harus mentaati kode etik jurnalistik," tambahnya lagi. []

Berita terkait
Polres Manggarai Terkesan Tertutup dengan Sejumlah Kasus
Kapolres Manggarai Nusa Tenggara Timur terkesan cuek dan tidak merespon awak media.
Saksikan Penampilan Chelsea, Keluarga di Manggarai Gelar Nobar
Dukung Keysilia Dwisulandi Ndagung yang tampil di akademi Indosiar, keluarganya di Manggarai NTT gelar nonton bareng.
Pemuda Tewas di Manggarai Sempat Posting Aneh di Facebook
Dua pemuda yang ditemukan tewas mengenaskan di Manggarai sempat menulis status aneh di akun Facebooknya.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.