Penangkapan Gembong JI Tak Picu Serangan Balik

Penangkapan gembong Jamaah Islamiyah (JI), Abu Rusydan oleh Densus 88 Antiteori Mabes Polri tak akan memicu serangan balik.
Pakar dari Pengamat Intelijen Stanislaus Riyanta. (Foto: Tagar/Dok Stanislaus Riyanta)

Jakarta - Penangkapan gembong Jamaah Islamiyah (JI), Abu Rusydan oleh Densus 88 Antiteori Mabes Polri tak akan memicu serangan balik dari kelompok misili jaringan Afghanistan itu.

Hal itu ditegaskan pengamat intelijen dan terorisme, Stanislaus Riyanta dalam keterangan tertulis pada Selasa, 14 September 2021.

“Dugaan akan ada aksi balas dendam berupa teror justru diperkirakan sangat kecil peluangnya terjadi,” kata Stanislaus.

Hal ini dilihat dari pengalaman yang pernah ada. Di mana dua amir JI yang ditangkap oleh Densus 88 pun tak memicu letupan balas dendam dari kelompok mereka.

“Hal ini sudah dibuktikan pasca penangkapan Abu Bakar Ba’asyir dan Para Wijayato yang merupakan amir Jamaah Islamiyah,” ujarnya.

Pola yang dimainkan oleh JI ketika mendapati amir mereka ditangkap oleh aparat keamanan Indonesia adalah hanya melakukan restrukturisasi kepemimpinan saja. Mereka tidak akan melancarkan kekerasan untuk ajang balas dendam.

“Jamaah Islamiyah akan tetap bergerak dengan amir yang baru, akan ada perubahan struktur kepemimpinan, namun pola pergerakan organisasi diperkirakan tidak akan berubah, masih tetap dengan pendekatan dakwah, pendidikan, pelatihan dan penggalangan dana, tidak dengan cara-cara kekerasan,” katanya.

Bagi JI menurut Stanislaus, akan sangat merugikan pergerakan mereka ketika melancarkan aksi-aksi kekerasan saat ini. Karena mereka menginginkan keberhasilan jangka panjang yakni penguasaan wilayah dan masyarakat.

“Aksi kekerasan saat ini justru akan merusak startegi jangka panjang Jamaah Islamiyah,” katanya.

Alumni Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia tersebut menegaskan bahwa ancaman dari Jamaah Islamiyah adalah jangka panjang. 

Selama lebih dari dua dekade Jamaah Islamiyah melakukan pengkaderan termasuk mengirim anggotanya ke daerah konflik seperti di Afghanistan dan Suriah, melakukan dakwah, penggalangan dana bahkan membangun unit bisnis, bahkan terlibat dalam aksi-aksi politik adalah untuk tujuan jangka panjang.


Tentu penangkapan tersebut bukan kaitannya dengan tindak pidana terorisme yang telah dilakukan dan sudah mendapat vonis.


“Jamaah Islamiyah juga melakukan infiltrasi ke pihak lain, maka jangan terkejut jika terjadi penangkapan karyawan BUMN karena menjadi bagian dari Jamaah Islamiyah,” ujarnya.

Kepolisian membenarkan bahwa Densus 88 Antiteror telah menangkap salah satu anggota Jamaah Islamiyah berinisal T (Thoriq) alias AR (Abu Rusydan). Namun, penangkapan ini tidak dalam kaitan tindakan terorisme.

“Tentu penangkapan tersebut bukan kaitannya dengan tindak pidana terorisme yang telah dilakukan dan sudah mendapat vonis. Tetapi penangkapan terhadap tersangka T alias AR itu adalah perbuatan baru setelah yang bersangkutan keluar menjalani hukuman,” kata Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Ahmad Ramadhan hari ini.

Abu Rusydan adalah Dewan Syuro di jaringan Jamaah Islamiyah usai dibebaskan dari penjara. Dan dalam hal ini, Abu Rusydan bersama dengan sejumlah senior lain di organisasi itu mendirikan sebuah majelis yang masih terus berhubungan dengan Amir atau pimpinan JI, Para Wijayanto yang telah ditangkap.[]

Baca Juga:

Berita terkait
Stanislaus: Gatot Nurmantyo Nyapres Tanpa Partai Politik
Pengamat intelijen, Stanislaus Riyanta menilai Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo mendirikan KAMI sebagai batu lompatan menjadi calon presiden.
4 Agen Intelijen Iran Kena Sanksi Amerika Serikat
AS berikan sanksi kepada empat agen intelijen Iran di balik rencana yang gagal culik seorang jurnalis dan aktivis hak asasi manusia.
Pengamat Intelijen: Negara Tak Gentar Ancaman TPNPB OPM
Pengamat intelijen dan terorisme Stanislaus Riyanta menilai ancaman tak membuat negara gentar. Dia menajak agar masyarakat tidak perlu takut.
0
Emma Raducanu dan Andy Murray Optimistis Bertanding di Wimbledon
Raducanu, 19 tahun, akan melakukan debutnya di Centre Court ketika dia bermain melawan petenis Belgia, Alison van Uytvanck