Penampakan Sepi Imlek 2021 di Kawasan Jam Gadang Bukittinggi

Sejumlah spot objek wisata di Kota Bukittinggi sepi pengunjung bertepatan libur akhir pekan dan Perayaan Tahun Baru Imlek 2572.
Sejumlah spot objek wisata di Kota Bukittinggi sepi pengunjung bertepatan libur akhir pekan dan Perayaan Tahun Baru Imlek 2572. (Foto: Tagar/Dok/AKP Chairul Amri)

Bukittinggi - Sejumlah spot objek wisata di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat sepi pengunjung bertepatan libur akhir pekan dan Perayaan Tahun Baru Imlek 2572. Hal ini sejalan dengan keluarnya Intruksi Wali Kota Bukittinggi Nomor 189.45-02-2021 tentang Penutupan Objek Wisata Berbayar dan Pedestrian Jam Gadang.

Pihak Pemko bersama aparat memberi pagar pembatas di sekeliling taman Jam Gadang. Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias mengintruksikan jajaran Dinas Pariwisata dan Olahraga untuk menutup Objek Wisata Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan (TMSBK), Benteng Fort de Kock, dan Taman Panorama Lubang Jepang.

Wali Kota juga meminta penambahan jumlah personil Satuan Polisi Pamong Praja serta Dinas Perhubungan bersama instansi terkait untuk mengawal potensi kerumunan pengunjung.

Penutupan ini dimaksudkan guna mencegah penyebaran virus Covid-19 selama akhir pekan dan libur Perayaan Tahun Baru Imlek 2572.

Kapolres Bukittinggi AKBP Dody Prawiranegara, menyebut penutupan akan dilaksanakan mulai hari Jum'at 12 Februari 2021 sampai dengan Minggu 14 Februari 2021.

"Pak Walikota hubungi saya terkait rencana penutupan tersebut, dan Polres Bukittinggi mendukung penuh rencana Pemerintah Kota Bukittinggi dalam penutupan pedestrian Jam Gadang dan Objek wisata berbayar di Kota Bukittinggi," ucap AKBP Dody.

Baca juga: Saat Imlek, Apa yang Dilakukan Etnis Tionghoa Bukittinggi?

Di sisi lain, Humas Himpunan Tjinta Teman (HTT) Cabang Bukittinggi, Antonius Wanandi Leo, Rabu, 11 Februari 2021 menyebutkan rangkaian perayaan imlek biasanya digelar selama 15 hari berturut-turut menjelang bulan purnama. Atau dimulai pada malam penyambutan tahun baru Imlek yang jatuh tanggal 12 Februari dan akan diakhiri dengan festival lampion atau Cap Go Meh pada hari ke-15 atau 26 Februari.

"Tidak ada perayaan sama sekali tahun ini karena pandemi. Namun, kami sudah melapor minta ijin untuk melakukan sembahyang tengah malam pada pekan pertengahan Imlek," jelas Antonius.

Sembahyang itu, jelas Antonius, dilakukan pada hari ketujuh setelah tahun baru dan dimulai tepat pada pukul 00.00.

"Tetua himpunan dan tokoh-tokoh saja biasanya yang ikut. Tidak banyak, paling sekitar 10 orang saja," katanya.

Hal yang cukup identik dengan perayaan tahun baru Imlek, yaitu tradisi saling mengunjungi antar sesama keturunan Tionghoa. Namun, kali ini, himbauan untuk tidak saling berkunjung telah disebar agar tidak memunculkan klaster baru penularan virus Covid-19.

“Kami keturunan tionghoa yang beragama nasrani sudah mengumumkan di gereja tidak akan menyambut tamu atau menerima kunjungan. Biasanya guru-guru banyak yang datang, karena itu diumumkan lewat berbagai media demi menjaga kondusivitas di tengah pandemi Covid-19,” ujar Antonius.[]

Berita terkait
Saat Imlek, Apa yang Dilakukan Etnis Tionghoa Bukittinggi?
Menjelang Tahun Baru Imlek 2572, apa saja bentuk perayaan dari mayoritas etnis Tionghoa yang ada di Kota Bukittinggi? Berikut rinciannya.
Dilarang Era Soeharto, Imlek Bareng Banteng era Jokowi
Masa Orde Baru, era Presiden Soeharto, Imlek dilarang melalui Inpres Nomor 14 Tahun 1967. Imlek Bareng Banteng digelar Jumat, 12 Februari 2021.
Anies Baswedan Minta Warga Rayakan Imlek di Rumah Saja
Demi mengantisipasi penularan Covid-19, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengimbau masyarakat tetap berada di rumah saat libur perayaan Imlek.
0
Pemerintah Bentuk Satgas Penanganan PMK pada Hewan Ternak
Pemerintah akan bentuk Satgas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) untuk menanggulangi PMK yang serang hewan ternak di Indonesia