Penampakan Awan Lenticular di Atas Langit Merapi dan Merbabu

Pemandangan awan berbentuk piring terbang tersaji di sejumlah gunung pada Kamis, 5 November 2020. Hal serupa juga terlihat di Merapi dan Merbabu.
Awan Lentikular di Merbabu (Foto: Istimewa)

Yogyakarta - Pemandangan indah tersaji di langit sejumlah gunung pada Kamis, 5 November 2020. Di sekitar Gunung Merapi, Merbabu, Lawu, Arjuno, Putri Tidur dan lainnya, ada sebentuk awan yang tidak biasa terlihat.

Bentuk awan seperti tumpukan piring raksasa yang menggantung di atas gunung-gunung tersebut. Bahkan ada warganet yang menyebut bentuk awan seperti pesawat UFO atau Unidentified Flying Object yang super besar.

Pemandangan yang indah itu diabadikan warganet kemudian ramai-ramai diposting di media sosial. Warganet memotret awan yang disebut Lenticular tersebut dari berbagai daerah di sekitar gunung tersebut. Misalnya warga di sekitar Gunung Merapi dan Merbabu ada mengabadikan pemandangan awan Lenticular dari Sleman, Klaten, Boyolali, Magelang, Temanggung dan lainnya.

Awan Lentikular di MerapiAwan Lentikular di Merapi (Foto: Istimewa)

Warganet seperti berlomba-lomba menampilkan hasil jepretan awan Lenticular di media sosial. Seperti yang diposting di grup Infoo Merapi oleh akun Estuu, yang menulis, Awan lentikularis manis tanjung kimpul ....terlihat d barat gunung Merbabu via Selo Boyolali Jawa tengah Indonesia pagi ini.05.11.2020.

Baca Juga:

Lalu apa itu awan lentikular dan apakah membayakan? Mengutip dari wikipedia.org, awan lentikuler (Latin : Lenticularis lentil-shaped, dari lenticula lentil) adalah awan diam yang sebagian besar terbentuk di troposfer. Biasanya dalam kesejajaran tegak lurus terhadap arah angin. Penampilannya sering kali serupa dengan lensa atau piring. Awan nacreous yang terbentuk di stratosfer bawah terkadang memiliki bentuk lentikular.

Ada tiga jenis utama awan lentikuler, yakni altocumulus standing lenticular (ACSL), stratocumulus standing lenticular (SCSL), dan cirrocumulus standing lenticular (CCSL), dengan ketinggian yang bervariasi di atas tanah. Karena penampilannya yang unik, mereka telah disarankan sebagai penjelasan untuk beberapa penampakan benda terbang tak dikenal (UFO).

Ada tiga jenis utama awan lentikuler, yakni altocumulus standing lenticular (ACSL), stratocumulus standing lenticular (SCSL), dan cirrocumulus standing lenticular (CCSL).

Saat udara bergerak di sepanjang permukaan bumi, penghalang sering ditemui. Ini termasuk fitur alam bumi, seperti gunung atau bukit, dan struktur buatan, seperti bangunan dan struktur lainnya. Ini mengganggu aliran udara ke "pusaran", atau area turbulensi yang dipengaruhi oleh penghalang ini.

Awan Lentikular di MerapiAwan Lentikular di Merapi (Foto: Istimewa)

Saat udara lembab dan stabil mengalir di atas pusaran yang lebih besar, seperti yang disebabkan oleh pegunungan, serangkaian gelombang berdiri berskala besar terbentuk di sisi bawah angin gunung. Jika suhu di puncak gelombang turun di bawah titik embun lokal, uap air di udara dapat mengembun untuk membentuk awan lentikular.

Dalam kondisi tertentu, untaian panjang awan lentikular dapat terbentuk di dekat puncak setiap gelombang yang berurutan, menciptakan formasi yang dikenal sebagai "awan gelombang". Sistem gelombang ini dapat menghasilkan arus atas yang besar, kadang-kadang cukup untuk mengembunkan uap air dan menghasilkan presipitasi.

Baca Juga:

Awan lentikuler telah dikatakan keliru sebagai UFO; karena banyak dari awan ini berbentuk "piring terbang", dengan karakteristik "lensa" atau halus, bentuk "seperti piring". Karena awan lentikular umumnya tidak terbentuk di dataran rendah atau dataran datar, banyak orang mungkin belum pernah melihatnya sebelumnya dan tidak tahu bahwa awan itu bisa ada.

Awan Lentikular di MerapiAwan Lentikular di Merapi (Foto: Istimewa)

Pilot pesawat bertenaga cenderung menghindari terbang di dekat awan lentikular karena turbulensi dan udara tenggelam dari rotor yang dihasilkan di tepi trailing awan ini. Tetapi pilot glider secara aktif mencari mereka untuk naik di udara yang bergerak ke atas di tepi terdepan. 

Lokasi persis massa udara naik cukup mudah diprediksi dari orientasi awan. "Pengangkatan gelombang" semacam ini seringkali sangat mulus dan kuat, dan memungkinkan pesawat layang untuk terbang ke ketinggian yang luar biasa dan jarak yang sangat jauh. []

Berita terkait
Pesona Gunung - Borobudur dari Mata Langit Magelang
Mata Langit Magelang menyuguhkan sensasi pesona alam luar biasa. Kemegahan Borobudur dan enam gunung tersaji dari tempat itu.
Gerhana Matahari Terlihat Sempurna di Langit Aceh
Gerhana matahari parsial yang terpantau di Kota Banda Aceh, Aceh terlihat sempurna dan tak ada gangguan.
Gerhana Matahari Parsial Akan Lintasi Langit Aceh
Gerhana matahari parsial diperkirakan akan kembali melintasi Provinsi Aceh pada Minggu, 21 Juni 2020.