Pemuda Leo Bantaeng Rela Puluhan Juta untuk Doraemon

Vando, pemuda berzodiak Leo di Bantaeng rela habis puluhan juta untuk pernak-pernik Doraemon. Rumahnya menjadi spot yang menarik untuk swafoto.
Vando dengan koleksi doraemon di kamarnya. (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka)

Bantaeng - Seorang pemuda dengan zodiak leo di Bantaeng, Sulawesi Selatan punya hobi unik. Ia suka mengoleksi ragam jenis barang yang berbau Doraemon. Jumlahnya tak terhitung lantaran memenuhi setiap sudut dan jengkal ruang di rumahnya. 

Namanya Irfandi Bado Badrun. Ia akrab disapa Vando. Tinggal di kawasan Jalan Pahlawan, lingkungan perumahan BTN Sasayya, Kecamatan Bissappu, Bantaeng, Tagar berkesempatan langsung bertandang ke rumahnya, Kamis 7 November 2019. 

Cukup mudah untuk mencari keberadaan rumah dari pemuda kelahiran 1993 tersebut. Jika dari arah Makassar, sekitar 15 menit dari gerbang Bantaeng ketemu taman makam pahlawan. Tak jauh dari kompleks makam, masih di jalan poros Sasayya, di sisi kiri jalan ada perumahan tempat Vando tinggal.  

Tiba lah di depan rumah yang dicari. Sekilas tidak nampak perbedaan rumah Vando dengan rumah lain di sekitarnya. Perbedaan baru terasa ketika memasuki teras. Nuansa ceria berbalur romantis dari dominasi warna biru dan putih Doraeman terasa hangat menyapa dari dalam rumah.

Setelah mengucap salam umumnya orang bertamu, sosok yang bikin penasaran Tagar sepanjang sejam perjalanan sebelumnya muncul dari dalam rumah. Senyumnya mengembang diiringi uluran jabat tangan penanda ucapan selamat datang. 

Ya bagi yang suka foto-foto bisa jadi obyek menarik untuk ber-selfie ria.

Berpakaian kasual hitam berpadu celana jeans warna seragam, Vando menerima Tagar di ruang tamu. Sempat tertegun demi melihat hamparan warna biru memenuhi tiap benda yang ada di ruangan tersebut.  

Deretan kartun Doraemon dalam bentuk boneka besar dan kecil terpajang rapi di dinding. Didukung oleh latar tembok berwarna biru dan oranye, senada dengan warna yang jadi ciri khas animasi asal Jepang tersebut. 

Tak hanya itu, mulai dari taplak hingga alas meja bertabur warna biru. Bantal-bantal yang berjejer rapi di kursi juga bersarung kain dengan warna sejenis, jelas menampilkan gambar imut Doraemon.

"Ya begini lah rumah saya dan seisinya, penuh dengan nuansa Doraemon dan warna biru," ucapnya. 

Doraemon2Vando dengan koleksi Doraemon di ruang tamu rumahnya. (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka)

Penasaran, Tagar minta izin untuk melihat lebih jauh ruang lain. Geleng kepala dan cuma bisa berdecak kagum. Kesan unik dan menarik serta sedap dipandang mata adalah nuansa yang bisa dinikmati di setiap relung kamar. 

Di tengah budaya swafoto yang tengah membumi di kalangan milenial saat ini, tentu setiap jengkal ruang di dalam rumah Vando berpeluang menjadi spot unggulan. "Ya bagi yang suka foto-foto bisa jadi obyek menarik untuk ber-selfie ria. Paling hanya teman dan keluarga yang foto-foto," ujar dia. 

Dan yang membuat makin terbelalak, ketika pintu kamar pribadi Vando terbuka. Alamaaaaaak. Semua sudut kamar dipenuhi Doraemon berbagai wujud. Mulai dari boneka-boneka ragam ukuran, wallpaper dan atap kamar, seprei kasur hingga toilet, semuanya berisi karakter robot kucing nan baik hati itu. 

Eksplorasi dan kebebasan berekspresi menata ruang rumah karena lingkungan yang sangat mendukung. Vando beberapa tahun terakhir hanya serumah dengan kedua orang tuanya. 

Ia bungsu dari tiga bersaudara. Dua kakaknya sudah berkeluarga dan bertempat tinggal di tempat lain. Praktis ia sangat leluasa mendesain seluruh sudut ruang dengan pernak-pernik Doraemon. 

Kedua orang tua tidak melarang, justru malah mendukung.

Ya, bicara seorang pemuda dan mengumpulkan boneka atau segala hal yang terkait dengan Doraemon, bisa dibilang hal yang tak lumrah. Apalagi bagi seorang pemuda yang punya rasi bintang kelahiran singa. 

Tapi anggapan itu luruh di mata Vando. Ia membuktikan bahwa kegemaran atau suka terhadap sesuatu tidak mengenal usia dan jenis kelamin. Ia tidak peduli dengan pandangan orang yang menilai hobinya itu lebih cocok untuk anak dan perempuan. 

Selama ia nyaman dan tidak merugikan orang lain, Vando enjoy berkreasi menata ruang rumahnya dengan Doraemon. Toh selama ini, ayah dan ibunya juga menyemangati. "Kedua orang tua tidak melarang, justru malah mendukung," ucap dia sembari menutup pintu kamar. 

Asal Muasal

Kembali ke ruang tamu, kami pun ngobrol lebih jauh seputar asal muasal ia menyukai Doraemon. Diakunya, tidak terbersit sedikit pun di benak Vando jika akhirnya seisi rumah berisi hal-hal terkait tokoh kartun yang suka kue dorayaki ini. 

Semua berawal dari film Doraemon. Tontanan tersebut berisi tayangan fiksi dari Jepang karya Fujiko F Fujio. Bercerita tentang persahabatan anak manusia bernama Nobita dengan sebuah robot kucing dari masa depan. 

Sebelumnya, Doraemon tersaji dalam bentuk komik, cerita bergambar. Satu ciri yang ada di Doraemon versi film maupun komik adalah kantong ajaibnya. Kantong di perut tersebut bisa mengeluarkan alat apapun untuk membantu Nobita. 

Doraemon3Koleksi Doraemon di ruang dapur rumah Vando. (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka)

Nah, Bagi Anda yang lahir di kisaran tahun 1990, pasti sangat akrab dengan kartun itu. Hari Minggu pagi serasa tidak lengkap tanpa menonton kartun Doraemon. Pun demikian dengan masa kecil seorang Vando. 

"Awalnya ya cuma suka nonton film. Lama-lama seperti jatuh cinta, setiap Minggu pagi sekitar pukul 10.00 Wita pasti sudah ada di depan televisi untuk nonton. Kalau tidak nonton kok seperti ada yang terlewatkan di hari itu," bebernya. 

Karakter Doraemon yang lucu, cerdas dan baik hati itu memang layak dijadikan idola. Apalagi petuah-petuah yang disampaikan dengan gaya jenaka mudah ditangkap. Tidak heran banyak anak Indonesia yang mengidolakannya. Heey....Baling-baling bambuuuu. Adalah ucapan khas Doraemon yang jadi tren candaan bocah era 90-an.

Doraemon pertama dibeliin mama

Dari kesukaan nonton ini lah, lambat laun muncul rasa penasaran Vando ingin punya yang riil dari sosok Doraemon. Dan ditangkap oleh orang tuanya. "Doraemon pertama dibeliin mama," ucapnya. 

Punya pertama, ingin beli yang kedua dengan ukuran beda. Terus begitu hingga menginjak dewasa. Ketika sudah bekerja, Vando ketagihan untuk berburu ragam varian Doraemon. "Sudah kerja ya beli sendiri laaah," katanya terbahak. 

Menjadi kolektor ? "Tidak ada niat sebenarnya," ucap dia. Tapi karena memang suka membeli barang berbau doraemon, koleksi Vando makin bejibun. 

Puluhan Juta

Kalau cinta sudah melekat, gula jawa rasa coklat. Demikian penggalan syair lagu yang dipopulerkan Jamal Mirdad. Pas untuk menggambarkan pengorbanan Vando mengumpulkan aneka bentuk Doraemon. 

Doraemon4Toilet rumah Vando tak luput dari nuansa biru dan pernak pernik Doraemon. (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka)

Ia sudah tak ingat lagi berapa kocek yang harus dirogoh demi mendapat barang incaran. Apalagi jika Doraemon yang diburu produksinya terbatas. Maka nominal yang dikeluarkan bakal makin besar. 

"Kalau dihitung total ya sampai puluhan juta," ucap dia. 

Melihat koleksi Doraemon yang sudah sampai ke ruang dapur dan perabot rumah tangga seperti kulkas, piring, sendok, gelas hingga penutup galon, puluhan juta bukan hal mengherankan. Satu boneka ukuran kecil yang terpajang di ruang tamu saja, harganya sudah Rp 100 ribu. 

Tidak masalah memang, namanya saja sudah jatuh hati. Apalagi penghasilan sebagai karyawan sebuah hotel berkelas di Bantaeng memungkinkan Vando memenuhi hasrat koleksi Doraemon. 

"Harganya beragam, kadang juga ada yang mengambil dari Jepang atau Cina. Misal ada teman yang lagi jalan-jalan kesana saya suka nitip barang yang susah saya dapatkan di Indonesia," terangnya.  

Kalau dihitung total ya sampai puluhan juta.

Besarnya uang yang telah digelontorkan untuk menata rumah dengan serba serbi Doraemon adalah sepadan. Bagi Vando kepuasan bukan soal harga atau nilai rupiah. Tapi bagaimana ia bisa menikmati hobi dan memberi energi positif bagi dirinya sendiri. "Itu hal yang utama," ucapnya. 

Pembicaraan seputar hobi dan koleksi Vando tidak terasa sudah sampai penghujung. Tagar harus berpindah ke tempat lain untuk meliput kegiatan lain. Namun sebelum undur diri, satu pertanyaan penutup terlontar. Apakah masih akan menambah koleksi Doraemon?.

"Ya tergantung, kalau ada rezeki dan ketemu item yang menarik, saya suka, ya insya Allah ditambah," katanya. [] 

 Baca cerita lain: 

Berita terkait
Kapolres Baru Bantaeng Disambut Keris dan Pedang
Kapolres baru Bantaeng AKBP Wawan Sumantri disambut keris dan pedang saat tiba di Bantaeng. Dia menggantikan Kapolres lama AKBP Adip Rojikan.
Remaja Bantaeng Sulap Jalan Tanpa Pemerintah
Remaja di Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan, mengecat jalan secara swadaya tanpa bantuan pemerintah.
Penyebab Warga Bantaeng Buang Sampah ke Sungai
Hampir tiga pekan sampah di Kelurahan Bonto Rita, Bissappu, Bantaeng menumpuk karena tidak diambil petugas. Warga akhirnya buang sampah ke sungai.
0
Investasi Sosial di Aceh Besar, Kemensos Bentuk Kampung Siaga Bencana
Lahirnya Kampung Siaga Bencana (KSB) merupakan fondasi penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Seperti yang selalu disampaikan Mensos.