Surabaya - Dinas Kehutanan Jawa Timur terus berupaya mendongkrak perekonomian. Salah satunya menggali produk kehutanan yang berpotensi bisa diekspor.
Pelaksana tugas (Plt) Dinas Kehutanan Jawa Timur, Hadi Sulistyo mengatakan selama ini produk kehutanan seperti kayu banyak di ekspor ke negara Eropa, Amerika, dan Asia. Produk kayu yang diekspor itu meliputi furnitur kayu, panel, veneer, wood working, chipwood, paper (kertas), dan kerajinan.
Getah pinus dan daun kayu putih banyak dibutuhkan oleh pabrik terpentin dan pabrik minyak kayu putih milik Perum Perhutani Divre Jatim.
"Paling dominasi yang diekspor adalah produk hutan Jatim," kata Hadi, dikonfirmasi, Senin 21 September 2020.
Hadi mencatat hingga Agustus 2020 realisasi kayu bulat hutan negara sudah mencapai 48 persen atau 252.771,37 meter kubik dari target. Realisasi kayu itu yakni jati dan rimba.
Dinas kehutanan juga mencatat realisasi komoditas non kayu. Diantaranya getah pinus sebesar 18.201,90 ton, daun kayu putih sebanyak 14.262,73 ton, dan porang 76,09 ton
“Getah pinus dan daun kayu putih banyak dibutuhkan oleh pabrik terpentin dan pabrik minyak kayu putih milik Perum Perhutani Divre Jatim,” tuturnya.
Selain produk kayu, Hadi mengaku tengah membuka wisata Taman Hutan Raya (Tahura). Wisata ini menerapkan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat.
Wisata Tahura ini dibuka sejak awal September lalu. Dinas Kehutanan memastikan jika suasana memungkinkan, seluruh wisata Tahura juga dibuka.
“Sebagian sudah ada yang dibuka pada awal September lalu. Nantinya semua akan dibuka juga, namun lihat kondisi dulu," tuturnya.
Wisata Tahura yang buka telah disiapkan fasilitas pendukung protokol kesehatan. Misalnya menyediakan wastafel cuci tangan dilengkapi air mengalir dan sabun. Membuat papa tulisan yang berisikan imbauan wajib memakai masker dan sosial distancing.
"Dengan ajakan ini diharapkan wisatawan dapat mematuhi protokol kesehatan demi memutus penyebaran Covid-19," ucapnya.[]