Pemkot Jakarta Selatan Benarkan Ada Klaster Corona di Tebet

Wakil Wali Kota Jakarta Selatan, Isnawa Adji membenarkan ada klaster corona di Tebet dari acara Maulid Nabi yang dihadiri Habib Rizieq Shihab.
Wakil Wali Kota Jakarta Selatan, Isnawa Adji membenarkan ada klaster corona di Tebet dari acara Maulid Nabi yang dihadiri Habib Rizieq Shihab. (foto: istimewa).

Jakarta - Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan merespons kemunculan klaster Covid-19 di Tebet. Hal itu usai adanya kerumunan massa saat perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang didatangi Habib Rizieq Shihab di kawasan Tebet beberapa waktu lalu.

Wakil Wali Kota Jakarta Selatan, Isnawa Adji menuturkan, sehari setelah acara, Puskesmas Kecamatan Tebet melakukan penelusuran kasus aktif atau active case finding (ACF) terhadap 97 orang di lingkungan RW 01, tempat kegiatan maulid berlangsung.

Setelah Maulid itu, Sabtu, 14 November 2020 dilakukan swab di Tebet, dari 97 orang, ada lima yang positif.

Isnawa menyampaikan, 97 orang tersebut kemudian mengikuti tes usap (swab test). Hasilnya, didapatkan lima orang positif terinfeksi virus corona jenis baru atau Covid-19.

Baca juga: Dewi Tanjung Ejek Simpatisan Rizieq Shihab: Pasukan Ubur-ubur

"Setelah Maulid itu, Sabtu, 14 November 2020 dilakukan swab di Tebet, dari 97 orang, ada lima yang positif," ujar Isnawa kepada wartawan di Tebet, dikutip Tagar, Selasa, 24 November 2020.

Isnawan yang merupakan Ketua Gugus Tugas Covid-19 Jakarta Selatan itu mengaku tidak mengetahui pasti berapa jumlah warga yang hadir dalam acara maulid tersebut. 

Musababnya, kata dia, peserta yang hadir bukan hanya dari kawasan Tebet saja, akan tetapi juga dari berbagai daerah lain.

Sementara, mengenai 50 warga Tebet yang dinyatakan positif Covid-19, Isnawa menyebutkan data tersebut berasal dari data keseluruhan warga terkonfirmasi positif se-Kecamatan Tebet yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta pada 19 November 2020.

Baca juga: Dewi Tanjung: Rizieq Shihab Imam Besar Kadrun, Gede Bacot

"Terkait yang 50 itu biar dari Satgas Tebet yang menjelaskan, di sini ada Kapuskes Tebet," ucapnya.

Di sisi lain, Kepala Puskesmas Kecamatan Tebet Myrna K mengatakan, 50 orang warga tersebut adalah kasus positif se-Kecamatan Tebet, bukan dari kegiatan kerumuman maulid.

Kemudian, dia menjelaskan, dari 50 data kasus positif itu Puskesmas Tebet melakukan pelacakan, mencari tahu alamat orangnya, dan melihat penyebab terpaparnya.

"Dari 50 orang tersebut, 33 orang belum bisa kita telusuri karena alamatnya tidak jelas, kemudian nomor ponselnya tidak lengkap. Sedangkan 17 orang lainnya sudah kita dapat telusuri," kata Myrna.

Dia berujar, 17 dari 50 orang yang dinyatakan positif berdasarkan data Dinas Kesehatan, sebagian besar terpapar karena liburan, ada yang pekerja kantoran, dan ada pula berasal dari klaster keluarga.

"Jadi, dari hasil penelusuran, sebagian besar terpapar karena liburan, ada yang dari perkantoran, bekerja di Tebet, tidak tinggal di Tebet, tracing dari keluar dan pergi pada saat liburan," tutur dia.

Diketahui, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengakui acara Maulid Nabi di Majelis Taklim Al Afaf Al Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf, Tebet, Jumat, 13 November 2020 dihadiri oleh massa dengan jumlah yang banyak. Selain dihadiri oleh Riza, acara itu juga dihadiri oleh Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab. []

Berita terkait
Polisi Gelar Rapat, Tindak Lanjuti Pemeriksaan Kerumunan Rizieq
Polda Metro Jaya berserta jajarannya menggelar rapat terkait penanganan dugaan pelanggaran protokol kesehatan di acara Rizieq Shihab.
Profil Pentolan FPI Rizieq Shihab Penuh dengan Kontroversi
Berikut profil pentolan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab yang sarat dengan kontroversi.
Profil 2 Kapolda dan 8 Kapolres Dicopot, Rizieq Shihab Effect
Satu di antara Rizieq Shihab Effect adalah 2 Kapolda dan 8 Kapolres dicopot dari jabatannya, tidak mampu mencegah kerumunan. Ini profil mereka.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.