Pemkot Bogor Pilih PSBMK Bukan PSBB Total Jakarta

Pemkot Bogor memilih PSBMK bukan PSBB Total seperti yang akan dijalankan Pemprov DKI Jakarta mulai tangga 14 September 2020
Wali Kota Bogor, Jabar, Bima Arya, mengikuti pemaparan hasil riset bertajuk \'Survei Persepsi Risiko Covid-19\' yang disampaikan Associate Professor Nanyang Technological University, Singapura, Sulfikar Amir, secara virtual di Balai Kota Bogor, 11 September 2020 (Foto: kotabogor.go.id).

Kota Bogor - Associate Professor Nanyang Technological University, Singapura, Sulfikar Amir, memaparkan hasil 'Survei Persepsi Risiko Covid-19' yang disampaikan secara virtual. “Hasil riset yang disampaikan tadi menguatkan landasan Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat (Jabar), untuk menerapkan secara maksimal PSBMK (Pembatasan Sosial Berskala Mikro dan Komunitas) dan tidak memilih PSBB,” kata Bima Arya setelah mengikuti paparan riset dari Balai Kota Bogor, 11 September 2020. 

Dalam riset yang dilakukan 15 Agustus hingga 1 September 2020, menurut Bima Arya, menyadarkan jajaran Pemerintah Kota Bogor akan kelemahan dalam memberikan sosialisasi. Sehingga kedepan Pemkot Bogor akan lebih memperkuat edukasi secara maksimal dengan melibatkan dokter dan tokoh agama sehingga diharapkan warga Kota Bogor lebih sadar dan paham bahwa Covid-19 itu berbahaya dan nyata. "Selain itu Pemkot akan memperkuat protokol kesehatan yang kolaboratif dengan semua pihak," ujar Bima Arya.

Hal tersebut tidak terlepas dari hasil riset yang dipaparkan bahwa sebagian besar warga Kota Bogor belum teredukasi dengan baik dan 90 persen warga terpapar secara ekonomi. Atas dasar tersebut, Bima beralasan memilih memaksimalkan penerapan PSBMK. Hasil riset juga menunjukan bahwa Kota Bogor memiliki modalitas sosial yang luar biasa berupa solidaritas yang kuat antar sesama warga. Untuk itu program Jaga Asa (Jaringan Keluarga Asuh Kota) akan digencarkan kembali, dimana keluarga yang mampu secara ekonomi bisa membantu keluarga yang membutuhkan.

“Jadi bisa dibayangkan ketika tidak teredukasi, tidak paham dan terpapar secara ekonomi, kemudian kita terapkan PSBB secara ketat tanpa dibantu secara ekonomi, maka tidak mungkin. Selain itu penerapan PSBB membutuhkan jumlah personil yang cukup untuk mengamankan, butuh anggaran bantuan sosial yang cukup. Berdasarkan hasil riset, sebanyak 50 persen bingung covid-19 buatan manusia atau bukan. Bahkan yang percaya covid-19 buatan manusia sebanyak 14 persen,” jelas Bima.

Rencananya, PSBMK secara lebih maksimal akan diumumkan Pemkot Bogor pada Senin 14 September 2020 (kotabogor.go.id). []

Berita terkait
Wali Kota Bogor Kunjungi RW Zona Merah Covid-19
Wali Kota Bogor, Jabar, Bima Arya, kunjungi RW Zona Merah. Kali ini Bima Arya mengunjungi 22 RW yang masuk zona merah penularan Covid-19
Wali Kota Kota Bogor Sidak Zona Merah Virus Corona
Wali Kota Bogor, Jabar, Bima Arya, sidak tiga RW di wilayah Kota Bogor, Jabar, sebagai zona merah (berisiko tinggi) virus corona (Covid-19)
Jam Malam Kota Bogor Kurangi Penyebaran Virus Corona
Pemberlakuan jam malam di Kota Bogor, Jabar, terkait dengan status Covid-19 di Kota Bogor yang masuk zona merah