Pemkab Kudus Siapkan Jaring Sampah di Sungai Rawan Banjir

Jaring sampah di sungai rawan banjir di Kudus disiapkan di APBD Perubahan. Jaring sampah akan dipasang di hulu sungai.
Plt Bupati Kudus HM Hartopo tinjau tanggul jebol di Desa Tenggeles, Kecamatan Mejobo, Minggu, 10 Januari 2021. Pemkab Kudus menyiapkan rencana jaring sampah di hulu sungai untuk cegah banjir. (Foto: Tagar/Nila Niswatul Chusna)

Kudus - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus, Jawa Tengah, siapkan rencana pemasangan jaring sampah di sejumlah sungai yang ada di Kota Kretek. Jaring sampah guna mencegah banjir ini akan dikelola warga sekitar sungai atau berbasis masyarakat. 

Rencana jaring sungai muncul saat tanggul Sungai Piji Desa Kesambi, Kecamatan Mejobo jebol tahun lalu. Pemasangan jaring di kawasan hulu hulu diharapkan dapat meminimalisir tanggul jebol dan banjir di kawasan hilir.

Plt Bupati Kudus HM Hartopo mengatakan pemasangan jaring sampah diharapkan dapat menggugah kesadaran warga di kawasan hulu untuk setop buang sampah ke sungai. Selama ini, sampah-sampah dari kawasan hulu jadi penyebab tanggul jebol dan banjir di kawasan hilir.

"Dengan adanya jaring-jaring, sampah yang ada di sungai tidak sampai turun terbawa arus ke bawah (hilir). Tetapi langsung dibersihkan di situ. Jadi di bawah aman. Kasihan yang bawah mangan pulute tok, ora mangan nangkane (makan getahnya saja, tidak makan nangkanya)" ujar dia, Rabu, 13 Januari 2021.

Kami harap masyarakat, pemerintah desa dan pemerintah kabupaten juga ikut berkontribusi merawat dan membersihkan sungai di sekitarnya

Untuk anggaran, Hartopo menyebut akan mengaggarkan progam tersebut di APBD Perubahan 2021. Pemkab Kudus melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) juga akan mengkomunikasikan hal ini pada desa-desa terkait rencana ini.

"Itu nanti harus ada satuan tugas untuk melakukan monitor dan pemeliharaan. Satuan tugas inilah yang nantinya akan bekerja membersihkan sampah-sampah yang masuk ke jaring-jaring," imbuhnya.

Plt Kepala Dinas PUPR Kudus Arief Budi Siswanto mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan desa mengenai rencana ini. Mulai konsep hingga penganggaran untuk tenaga operator.

"Dana Desa bisa digunakan untuk mengawal kegiatan infrastruktur. Tadi disebutkan harus ada operator, kalau pemkab hanya membuatkan tidak ada yang merawat akan percuma. Untuk itu pemerintah desa juga harus ikut terlibat," katanya.

Arief menambahkan jaring sampah ini akan dibuat berbaris di setiap desa di kawasan hulu sungai.

Sementara itu, Pelaksana Sungai Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pamali Juwana, Danis Handoyo mengaku pihaknya telah memberikan izin dan mendukung upaya Pemkab Kudus ini.

"Jangan semuanya dibebankan ke BBWS. Kami harap masyarakat, pemerintah desa dan pemerintah kabupaten juga ikut berkontribusi merawat dan membersihkan sungai di sekitarnya," ujarnya.

 Baca juga: 

Lebih lanjut, dia berharap setiap desa yang dilintasi sungai bisa membuat komunitas peduli sungai. Komunitas ini secara rutin melakukan monitoring dan pembersihan sungai di daerahnya masing-masing.

Keberadaan komunitas ini dibutuhkan utamanya pada sungai-sungai dengan kapasitas air tinggi tapi dimensinya kecil. Antara lain Sungai Dawe dan Sungai Piji.

"Kalau lumpur dan sampahnya banyak ya dibersihkan. Kalau tanggulnya rawan ya diperbaiki. Kami harap masyarakat bisa lebih peduli dengan lingkungan di sekitarnya," tutur dia. []

Berita terkait
Kesadaran Warga Kudus Jaga Kebersihan Sungai Piji Kurang
Kesadaran warga Kudus sekitar Sungai Piji kurang dalam menjaga kebesihan sungai. Hal ini terlihat dari kegiatan bersih sampah sungai.
Normalisasi Sungai Gelis, Warga Kudus Diminta Hibahkan Tanah
Pemkab Kudus Jawa Tengah meminta warga di sempadan sungai menghibahkan tanahnya untuk keperluan normalisasi Sungai Gelis.
Hijaukan Lahan Kritis di Patiayam Kudus dengan 1.000 Pohon
Eleman masyarakat Kudus melakukan penanaman 1.000 pohon di perbukitan Patiayam. Upaya ini untuk hijaukan lahan kritis di kawasan tersebut.