Pemilu di Luar Negeri, Hoaks untuk Perkeruh Suasana

Pemilu di luar negeri, bahwa surat suara Pemilu RI di luar negeri telah dihitung adalah hoaks untuk perkeruh suasana.
Warga mencari namanya pada Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Kantor Kelurahan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (9/4/2019). KPU menyelesaikan Daftar Pemilih Tetap hasil perbaikan tahap tiga (DPTHP 3) dengan total 192.866.254 pemilih, diantaranya 190.779.969 pemilih pada DPT dalam negeri dan 2.086.285 pemilih yang tersebar di luar negeri. (Foto: Antara/Aditya Pradana Putra)

Jakarta, (Tagar 11/4/2019) - Organisasi pembela kaum buruh di luar negeri, Migrant Care, mengecam hoaks terkait surat suara Pemilu di Luar Negeri yang telah dihitung dan mendukung langkah Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mengusut tuntas pelaku penyebarnya.

"Hoaks ini tampaknya untuk memperkeruh suasana terkait pelaksanaan Pemilu Pendahuluan pada tanggal 8-14 April 2019 sebagai pemanasan pemilu serentak 17 April 2019," kata Direktur Eksekutif Migrant Care Wahyu Susilo dalam keterangan tertulis, Rabu (10/4).

Ia menilai hoaks ini jelas disebarluaskan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan memiliki potensi mendelegitimasi kredibilitas penyelenggara Pemilu. Oleh karena itu Migrant Care mendukung langkah KPU untuk mengusut tuntas hingga ke ranah hukum.

Ia mengatakan terkait pelaksanaan Pemilu Pendahuluan untuk WNI di luar negeri memang membutuhkan perhatian khusus. Dengan adanya tiga metode pemungutan suara, yaitu melalui TPS, kotak suara khusus dan surat pos membutuhkan mekanisme pengawasan dan pemantauan khusus untuk menjamin asas luber dan jurdil tetap berlangsung.

Hoaks ini tampaknya untuk memperkeruh suasana terkait dengan pelaksanaan Pemilu Pendahuluan pada tanggal 8-14 April 2019 sebagai pemanasan pemilu serentak 17 April 2019.

Menurut pantauan Migrant Care sejak Pemilu 2004 hingga Pemilu 2019, metode Kotak Suara Keliling dan Metode Surat Pos belum ada mekanisme pengawasan yang memungkinkan pengawas dan pemantau pemilu memastikan alur perjalanan surat suara.

Untuk itu Migrant Care, selaku pemantau resmi Pemilu RI di luar negeri mendesak Bawaslu RI mengakomodasi akses pengawasan dan pemantauan perjalanan surat suara dari metode Kotak suara keliling dan surat pos.

Migrant Care juga akan memberangkatkan pemantau pemilu RI ke negara-negara yang memiliki DPT besar dalam Pemilu Pendahuluan yaitu Malaysia, Singapura dan Hongkong. []

Baca juga

Berita terkait
0
Serangan ke Suharso Monoarfa Upaya Politik Lemahkan PPP
Ahmad Rijal Ilyas menyebut munculnya serangan yang ditujukan kepada Suharso Manoarfa merupakan upaya politik untuk melemahkan PPP.