Pemerintah Uji Jahe Merah untuk Cegah Terinfeksi Corona

[emerintah sedang melakukan uji klinis terhadap jahe merah sebagai upaya mencegah seseorang terinfeksi virus corona atau Covid-19.
Jahe merah bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh. (Foto: redgingeroil.com)

Jakarta - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro mengatakan pemerintah sedang melakukan uji klinis terhadap jahe merah sebagai upaya mencegah seseorang terinfeksi virus corona atau Covid-19.

"Dalam suplemen kita sudah melakukan, baik sistematic review, kemudian studi bioinformatika dan saat ini sedang melakukan uji klinis, terutama di Rumah Sakit Wisma Atlet, khususnya untuk bahan-bahan, seperti jahe merah, jambu biji dan juga virgin coconut oil," kata Bambang dalam jumpa pers di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta Timur, Minggu 3 April 2020.

Paling tidak tingkatkan daya tahan atau pun menghasilkan suplemen baru yang diharapkan bisa tumbuhkan daya tahan tubuh terhadap Covid-19.

Selain jahe merah, Bambang juga memaparkan jambu biji, minyak kelapa murni, daun kelor, temu lawak, kunyit, kayu manis, serei, seledri, cengkeh, sirsak, kulit manggis, kulit jeruk, dan lainnya sedang dikaji pemerintah guna meningkatkan daya tahan tubuh sehingga mencegah terpapar Covid-19.

"Kalau memang itu cocok untuk Covid-19, paling tidak tingkatkan daya tahan atau pun menghasilkan suplemen baru yang diharapkan bisa tumbuhkan daya tahan tubuh terhadap Covid-19," ujarnya.

Selain itu, pemerintah juga menguji obat yang diharapkan dapat mengatasi virus corona. Sejumlah obat tersebut juga telah direkomendasikan di luar negeri untuk menangkal Covid-19. Bambang menyebutkan, Kemenristek juga sedang melakukan riset terhadap convalescent plasma sebagai terapi untuk pasien Covid-19.

Dalam kesempatan sama, Bambang mengatakan mengungkapkan sebagian ventilator karya anak bangsa saat ini masih uji ketahanan sebagai tahap akhir sebelum digunakan untuk penanganan Covid-19. "Di BPFK (Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan) Kemenkes, sebagian masih melakukan uji endurance," katanya.

Setelah melalui uji ketahanan, kata dia, ventilator tersebut selanjutnya akan diuji secara klinis dengan perkiraan memakan waktu selama sepekan. "Sehingga diharapkan pertengahan Mei ini kita sudah bisa melihat ventilator produksi Indonesia yang diproduksi oleh mitra industri," tutur dia,

Untuk memproduksi ventilator tersebut, Bambang mengatakan Kemenristek bekerja sama dengan beberapa BUMN dan pihak swasta.

Sebanyak empat prototipe ventilator yang saat ini sudah melalui proses pengujian BPFK dan sedang diuji secara klinis adalah prototipe yang berasal dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), serta dari salah satu perusahaan swasta, PT. Dharma.

Berita terkait
Menristek: Pengembangan Vaksin Corona Bisa Kurang 1 Tahun
Penelitian dan pengembangan vaksin corona bisa menghabiskan waktu kurang dari 1 tahun, Menristek menjelaskannya.
Jokowi Sebut Hikmah Covid-19 Bagi Dunia Pendidikan
Presiden Jokowi katakan di tengah pandemi Covid-19 salah satu hikmahnya adalah banyak pelajaran yang bisa didapat dalam pembelajaran siswa
Puan ke Jokowi: Skema Kantor Setelah Tertib PSBB Apa?
Ketua DPR Puan Maharani mendorong Pemerintahan Jokowi memberikan skema pasti setelah kantor dan perusahaan tertib aturan PSBB.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.