Pemerintah Terus Memonitor Pasien Suspect Corona

Juru bicara penanganan virus corona, Achmad Yurianto, menyatakan pemerintah setiap hari memonitor para pasien suspect corona covid-19.
Juru bicara penanganan virus corona, Achmad Yurianto, di Kantor Presiden, Jakarta, Sabtu, 7 Maret 2020. (Foto: Tagar/Popy Rakhmawaty)

Jakarta - Juru bicara penanganan virus corona, Achmad Yurianto, menyatakan pemerintah setiap hari sepanjang waktu memonitor para pasien suspect (diduga) terpapar virus corona. Pengecekan dilakukan berkali-kali untuk membuktikan hasil positif atau negatifnya pasien dari virus corona.

"Suspect lainnya tetap dimonitor terus kondisi semakin baik, tapi tetap bahwa pemeriksaan lab akan dilakukan hari demi hari, terutama yang masih suspect ini. Karena pengalaman dari beberapa negara pemeriksaan itu tidak mungkin sekali langsung positif, bisa berkali-kali baru ketahuan positif," ucap Yuri di Kantor Presiden, Sabtu, 7 Maret 2020.

"Saya berikan contoh di Vietnam sampai 7 kali diperiksa baru ketahuan positifnya," kata dia.

Yuri menyebut, perawatan pasien yang positif dan negatif menjalani perawatan yang sama. Ia menekankan pemerintah mengutamakan antisipasi penyebaran virus.

"Status positif atau bukan tidak akan berpengaruh terhadap perawatan pasien, tetapi cenderung kepada bagaimana antisipasi penularan. Kita arus menelusuri siapa-siapa yang kontak dengan mereka, sehingga bisa cepat ditemukan dan diisolasi," ujar dia.

Di Vietnam sampai 7 kali diperiksa baru ketahuan positifnya.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, juga memantau sekitar 147 orang untuk mengantisipasi penyebaran virus corona atau covid-19. Hal ini dibenarkan Kepala Dinkes Banyuwangi, Wiji Letariono.

Wiji mengatakan pemantauan terhadap 147 orang itu dilakukan karena memiliki riwayat bepergian ke negara terinfeksi virus corona. Dari jumlah itu, kata dia, 90 orang telah selesai dan dinyatakan negatif covid-19. Sedangkan 57 orang masih tahap pemantauan hingga 14 hari ke depan.

Pemantauan terbaru dilakukan kepada 35 mahasiswa University of Hongkong, yang sedang melakukan studi tour selama 11 hari di Kabupaten Banyuwangi. Setiap hari mereka diperiksa kesehatanya untuk memastikan tidak ada gejala penyakit dengan ciri-ciri virus corona.

Selain itu, para mahasiswa ini juga diwajibkan menggunakan masker ketika beraktivitas di luar.

“Setiap orang yang masuk ke Banyuwangi dari negara yang terinfeksi harus dipantau selama 14 hari. Sampai hari ini kami sudah memantau 147 orang terus kami pantau. Ini hari ke lima, rencana mereka 11 hari tentu selama itu akan kami pantau terus," ujarnya kepada Tagar di Banyuwangi, Sabtu, 7 Maret 2020.

Di daerah lain, Rumah Sakit Umum Daerah Subang, Kabupaten Subang, Jawa Barat, juga merawat satu pasien suspect corona covid-19. Pasien dirawat di ruang isolasi rumah sakit sejak Kamis, 5 Maret 2020, pukul 14.00 WIB.

Ketua Tim Dokter RSUD Subang, dr. Rosmalia Ponti, mengatakan pasien merupakan rujukan dari salah satu klinik di Subang. Hingga kini kondisi pasien membaik.

"Pasien suspect covid-19 yang kini tengah diisolasi di RSUD Subang Jawa Barat masih dalam pengawasan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," kata Ponti di Subang, Jumat, 6 Maret 2020. []

Baca juga:

Berita terkait
Strategi Airin Rachmi Diany Cegah Corona di Tangsel
Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany melakukan berbagai cara untuk melindungi warganya dari ancaman virus corona.
Isu Corona, Empon-empon di Yogyakarta Laris Manis
Pasar Beringharjo di Yogyakarta diserbu pembeli temulawak, jahe, serai, kunyit, dan jahe merah. Orang-orang ini tak ingin tertular virus corona.
Denny Siregar: Anies, Ganjar dan Risma di Pusaran Corona
Banyak kepala daerah bagus seperti Ganjar dan Risma, tidak menakut-nakuti seperti Anies Baswedan dalam pusaran virus corona. Tulisan Denny Siregar.
0
Biden dan Para Pemimpin G7 Disebut Sepakati Larangan Impor Emas Rusia
Sebuah langkah yang bertujuan untuk semakin mengisolasi Rusia dari ekonomi global dengan mencegah partisipasinya di pasar emas