Pemerintah Percepat Vaksinasi Covid-19 Berbasis Risiko

Menkes Budi Gunadi Sadikin sebut pemerintah terus percepat program vaksinasi Covid-19 dengan skala nasional prioritas berbasis risiko
Ilustrasi (Foto: setkab.go.id)

Jakarta – Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengatakan bahwa pemerintah terus mempercepat program vaksinasi Covid-19 dengan skala nasional yang dilaksanakan dengan prioritas berbasis risiko. Langkah ini untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity)

“Kita memberikan prioritas vaksinasi ini berbasis risiko, provinsi-provinsi yang kasus aktifnya tinggi akan kita berikan lebih banyak. Yang tinggi itu, Banten, DKI, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, dan Bali. Itu yang paling tinggi karena kemungkinan terkenanya juga banyak, masuk ke rumah sakitnya juga banyak, dan yang wafatnya juga paling banyak. Provinsi-provinsi itu otomatis akan mendapatkan prioritas,” kata Menkes, dalam keterangan pers bersama, Senin, 26 Juli 2021.

jokowi pantau vaksinasidi unileverIlustrasi: Presiden Jokowi didampingi Mendag Muhammad Lutfi, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Ketum KADIN Indonesia Rosan Perkasa Roeslani, Gubernur Jabar Ridwan Kamil, dan Presdir Unilever Indonesia Ira Noviarti pantau vaksinasi Gotong Royong, di pabrik PT Unilever Indonesia, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jabar, 18 Mei 2021, pagi. (Foto: BPMI Setpres/Lukas)

Selain itu, pemerintah juga memrioritaskan vaksinasi kepada masyarakat dengan risiko tinggi, yaitu kelompok lanjut usia (lansia) dan masyarakat yang mempunyai komorbid.

“Kita juga akan memprioritaskan orang-orang yang risiko tinggi, orang yang usianya lanjut, orang yang punya komorbid. Itu yang harus kita utamakan. Kita lindungi mereka dahulu, kita berikan mereka (vaksin),” ujar Budi.

Menkes memaparkan, hingga 26 Juli 2021 cakupan vaksinasi telah mencapai sekitar 60 juta dosis vaksin, baik untuk dosis pertama maupun dosis kedua. Untuk percepatan program vaksinasi ini pemerintah pun terus berupaya untuk mengamankan stok vaksin.

“Sampai akhir bulan Juli akan datang sekitar 8 juta vaksin Sinovac dan 4 juta vaksin AstraZeneca, jadi 12 juta akan datang,” kata Menkes. Selain itu, akan tiba juga sekitar 45 juta vaksin produksi Sinovac, Astrazeneca, Moderna, maupun Pfizer pada bulan Agustus 2021 mendatang.

perempuan divaksin covid di jakartaIlustrasi: Seorang perempuan divaksin Covid-19 di Jakarta, 8 Juli 2021. Pemerintah Indonesia meningkatkan vaksinasi dengan memobilisasi vaksinasi (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Selain percepatan vaksinasi, pemerintah juga terus meningkatkan pengetesan (testing) dan pelacakan (tracing) secara masif untuk menekan laju penyebaran Covid-19. “Menko Marinves sudah mencanangkan bahwa program testing dan tracing yang nanti akan dipimpin oleh Panglima TNI akan mulai minggu ini,” ujar Menkes.

Budi pun mengimbau masyarakat untuk tidak menghindar jika dilakukan pelacakan dan pengetesan. “Kita perlu naikkan [tes harian] itu terus supaya kita tahu kalau ada yang kena (COVID-19), kita bisa ukur oksimeternya (saturasinya), apakah memang perlu dirawat atau tidak, lebih dini. Jadi testing ini jangan ditakuti, jangan dicemasi, jangan dihindari, tapi cepat dilakukan,” kata Menkes (DND/UN)/setkab.go.id. []

Berita terkait
Seruan Agar Vaksinasi Covid-19 Wajib Bagi Tenaga Kesehatan
Kelompok-kelompok medis besar di AS pada Senin, 26 Juli 2021, menyerukan vaksinasi wajib bagi jutaan tenaga kesehatan (Nakes)
Wamenkes: 94 % Kematian Covid-19 Karena Belum Divaksinasi
Menurut Dante, vaksinasi sangat penting untuk memproteksi diri. Dari data yang dihimpun Kemenkes, vaksinasi telah menurunkan angka kematian.
Pria Amerika Pengolok-olok Vaksin Covid-19 Tewas Karena Covid-19
Seorang pria AS yang mengolok-olok vaksin Covid-19 di media sosial, meninggal dunia setelah sebulan berjuang melawan virus corona.
0
Sekjen PBB Ingatkan Risiko Nyata Kelaparan Akut Tahun Ini
Tahun 2023 bisa lebih buruk lagi, ini disampaikan Sekjen PBB dalam konferensi internasional tentang ketahanan pangan global di Berlin