Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan memproyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2021 berkisar di level 4,5 persen hingga 5,3 persen. Gambaran tersebut bisa tercapai asalkan kinerja ekonomi kuartal III/2020 ini betul-betul berjalan terus dan memang akan meningkat.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pihaknya telah mengambil langkah terbaik dengan mengakselerasi pertumbuhan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Sikap kita adalah mempersiapkan yang terburuk tapi harapkan yang terbaik. Kita harus optimistis namun tetap realistis berdasarkan kondisi yang kita hadapi di bidang kesehatan maupun di bidang ekonomi,” ujarnya, Jumat, 24 Juli 2020.
Menkeu menambahkan, anggaran untuk belanja perlindungan sosial sebesar Rp 203 triliun sudah ditambah untuk Program Keluarga Harapan (PKH), sembako, bansos untuk Jabodetabek dan non-Jabodetabek bagi 10 juta penerima. Kemudian ditambah menjadi 20 juta penerima. Untuk sembako ditambah 9 juta berarti 29 juta penerima plus ditambahkan lagi listrik dibebaskan untuk 450 VA dan untuk 900 VA diberikan diskon 50 persen.
"Tadinya ini hanya berlaku 3 bulan, kita perpanjang jadi 6 bulan. Bansos ini yang tadinya diberikan hanya 6 bulan kita sekarang perpanjang sampai Desember, 9 bulan. Ini semuanya adalah yang disebut prepare for the worst dan itu ada di dalam anggaran yang sudah kita sediakan dalam Perpres 72,” tuturnya.
Beberapa sektor perekonomian di kuartal kedua mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan namun kepastian tersebut masih harus dilihat dari statistik pada Juni yang sekarang sedang difinalisasi.