Pemerintah Fokus Kembangkan Pembangkit Listrik Alternatif

Indonesia termasuk negara dengan tingkat penggunaan energi fosil sangat tinggi, sedangkan untuk energi alternatif masih sangatlah rendah.
Ilustrasi pembangkit listrik alternatif sebagai upaya pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT)

Yogyakarta, (Tagar, 4/4/2018) - Pemerintah sedang berupaya mengembangkan pembangkit listrik alternatif  sebagai upaya pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT).

Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan dari Kementrian ESDM  Harris mengatakan, pemerintah saat ini sedang membangun 626 unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), 69 unit Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) serta dua unit Pembangkit Listrik Minihidro (PLTM).

"Pembangunan ini selaras dengan harapan Indonesia agar dapat memanfaatkan secara maksimal EBT yang ada," katanya dalam Seminar Nasional bertema 'Energi Baru dan Terbarukan' di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Rabu (4/4).

Harris mengungkapkan, selama ini Indonesia masih sangat minim dalam pemanfaatan EBT. Indonesia termasuk negara dengan tingkat penggunaan energi fosil sangat tinggi, sedangkan untuk energi alternatif masih sangatlah rendah.

Dia mengungkapkan, total penggunaan tenaga fosil yang berupa batubara, gas dan BBM mencapai 98 persen. Sedangkan penggunaan EBT hanya 2 persen. "Ini ini berbanding terbalik dengan negara kita, karena sumberdaya EBT di Indonesia sangat melimpah," jelasnya.

Untuk itu, kata dia, Indonesia harus berubah. Indonesia sudah terlalu lama tergantung pada bahan bakar tambang yang berdampak sangat negatif seperti kerusakan alam, tingginya gas emisi dan lainnya.  "Jika kita menggunakan EBT maka kerusakan lingkungan bisa diminimalisir," tegasnya. (ans)

Berita terkait