Pemburu Temukan Jejak Hewan Misterius di Taput

Pengejaran dan identifikasi jejak hewan misterius yang membunuh ratusan ternak unggas dan babi di Tapanuli Utara, terus dilakukan warga.
Mangatur Hutasoit di lokasi pemasangan perangkap di Desa Pohan Tonga, Siborongborong, Tapanuli Utara pada Minggu, 22 Juni 2020. (Foto: Tagar/ Mangatur Hutasoit)

Taput - Pengejaran dan identifikasi jejak hewan misterius yang membunuh ratusan ternak unggas dan babi di Pargompulan, Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, terus dilakukan warga.

Informasi dihimpun Tagar dari Mangatur Hutasoit, 49 tahun, seorang relawan yang ahli dalam berburu binatang liar sekaligus pemilik akun Facebook Mangaturhutasoit Arthur Kaytung Zamruuds pengunggah informasi pertama keganasan mahluk misterius itu hingga viral, menyebut dalam ronda mereka Selasa malam, binatang misterius itu ternyata kembali mendatangi perangkap yang sudah dipasang umpan.

"Buruannya belum masuk perangkap dan masih tahap keliling saja. Bukan rencana berburu, karena berburu di lokasi kami hentikan sementara," tulis Mangatur Hutasoit lewat WhatsApp yang diterima Tagar pada Rabu, 24 Juni 2020 pagi.

Mangatur mengatakan, pagi dini hari saat hewan misterius mendatangi perangkap langsung menghindar karena mencium aroma jejak kaki di sekitaran perangkap.

"Di sekitar perangkap kami temukan jejak hanya berkeling saja. Tapi binatang itu kemungkinan mencium bau aroma bekas kaki sehingga menghindar dari perangkap," katanya.

Sebagai pemancing datangnya hewan misterius itu, sengaja diberi umpan dua ekor itik yang kerap dimangsa selama ini. Saat didatangi, kedua itik masih hidup tanpa diganggu hewan yang menggegerkan itu.

jejak Hewan MisteriusJejak-jejak terbaru ditemukan relawan dan pemburu Mangatur Hutasoit pemilik akun Facebook Mangaturhutasoit Arthur Kaytung Zamruuds pada Rabu, 24 Juni 2020 dini hari. (Foto: Tagar/ Mangatur Hutasoit)

"Dan umpan berupa dua ekor bebek masih utuh, masih hidup di dalam perangkap. Informasi penemuan jejak kaki hewan ini belum sepengetahuan pihak BBKSDA untuk diidentifikasi," terangnya.

BBKSDA Turun

Manigor Lumbantoruan selaku Kepala Seksi Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut Wilayah IV Tarutung saat dihubungi Tagar merespons informasi itu dengan menurunkan tim guna melakukan identifikasi.

"Upaya dentifikasi akan segera kami lakukan, tim sudah meluncur ke lokasi," kata Manigor pada Rabu, 24 Juni 2020.

Bukan Mistis

Diberitakan sebelumnya bahwa misteri kematian ratusan hewan ternak di Tapanuli Utara, Sumatera Utara, mulai menemukan titik terang. Kejadian tersebut dipastikan tidak terkait hal mistis atau hewan gaib.

Arthur Hutasoit, salah satu relawan desa yang berupaya aktif menguak misteri itu mengatakan telah memasang jebakan di sekitar kandang ternak yang mati di Dusun Pargompulon, Pohan Tonga. Jebakan yang dibuat dari konstruksi besi, diisi bangkai babi yang ikut mati terbunuh, dirusak.

"Buktinya bangkai ternak babi seberat 25 kilogram yang kami pasang sebagai umpan, perangkapnya yang berpintu jari-jari besi bisa bengkok," tutur dia, Minggu, 21 Juli 2020.

Dari investigasi yang dilakukan sejak dua hari terakhir, kata Arthur, membuktikan bahwa pembunuh hewan ternak milik Saut Simanjuntak, 47 tahun, warga Pargompulan, bukan berbau mistis. "Perangkap ini didatangi tadi malam, satu petunjuk dan bukti kuat bahwa kejadian janggal ini bukan hal mistis lagi," ucapnya.

Di temui di lokasi pemasangan perangkap di sekitar kebun Saut Simanjuntak, Arthur mengaku sempat melihat gerakan dari sosok berciri hewan, melompat, dan melintasi sungai dekat rumah Saut Simanjuntak. Saat itu ia tengah ronda kampung pada Jumat, 19 Juni 2020 dini hari.

Manigor LumbantoruanKepala Seksi BBKSDA Sumut Wilayah IV Tarutung Manigor Lumbantoruan meyakini penyebab kematian hewan ternak di Tapanuli Utara karena serangan binatang. (Foto: Tagar/Jumpa P Manullang)

"Sekira pukul satu, saat ronda pernah menyaksikan sosok makhluk berkaki empat dengan tungkai kaki belakang panjang dan tungkai depan lebih pendek, melompat menyeberangi badan sungai dengan lebar belasan meter," kata dia.

Kepala Seksi BBKSDA Sumut Wilayah IV Tarutung Manigor Lumbantoruan memastikan kematian ternak warga murni karena serangan binatang buas meski jenisnya belum jelas diketahui.

"Dari hasil analisis dan investigasi tim bahwa penyebab kematian ternak-ternak itu adalah binatang. Jadi kami akan membawa dukungan, turunkan pihak yang ahli. Kami akan monitoring tanpa batasan waktu. Kalau sudah jelas binatangnya akan lakukan upaya preventif," katanya.

Hanya saja, BBKSDA kesulitan mengidentifikasi jejak secara manual dari pembunuh ternak di Pargompulon. Manigor dan tim tidak bisa menganalisis hanya berdasar foto, sementara hewan ternak yang mati telah dikubur karena sudah membusuk.

"Karena sudah dikubur, secara analisis barang bukti kami tidak bisa. Kami menganalisis dari foto di Instagram. Ternak babi itu lehernya seperti kena tombak, perutnya tersayat, bagus sayatannya dan perutnya tidak terburai, tidak ada organ yang hilang. Artinya, Itu analisa dari fotonya," tutur dia. []

Berita terkait
Kematian Hewan Ternak di Taput Tak Terkait Mistis
Misteri kematian ratusan hewan ternak di Tapanuli Utara (Taput) mulai ada titik terang. Dipastikan kejadian itu tak terkait hal mistis.
4 Fakta Hewan Misterius Pembunuh Ternak Warga Taput
Teka-teki sosok hewan pengisap darah puluhan ternak warga Kabupaten Tapanuli Utara masih belum terjawab.
Viral Ternak di Taput Dibunuh Hewan Misterius
Dalam tiga hari terakhir viral adanya serangan hewan buas membunuh dan mengisap darah ternak warga di Tapanuli Utara, Sumatera Utara.