Pemadam Kebakaran India Semprotkan Air Atasi Asap Beracun

"Pihak berwenang India menggunakan pemadam kebakaran untuk atasi debu beracun," kata Ritesh Kumar Singh, seorang pejabat kementerian lingkungan,
Truk pemadam kebakaran menyemprotkan air di wilayah-wilayah ibu kotanya untuk mengatasi asap beracun dan debu yang memicu darurat pencemaran lingkungan.(Foto:ist)

New Delhi, (Tagar 11/11/2017) - India berencana akan menggunakan truk pemadam kebakaran untuk menyemprotkan air di wilayah-wilayah ibu kotanya untuk mengatasi asap beracun dan debu yang memicu darurat pencemaran, dengan kondisi yang diperkirakan akan memburuk selama akhir pekan ini.

Pembakaran liar terhadap tanaman di pertanian sekitar New Delhi, asap kendaraan dan debu dari proyek pembangunan telah memberikan sumbangan terhadap krisis pencemaran tahunan.

Pihak berwenang akan menggunakan truk pemadam kebakaran di daerah dengan konsentrasi debu beracun tinggi, kata Ritesh Kumar Singh, seorang pejabat kementerian lingkungan, seusai rapat dengan pemerintah kota itu dan empat negara bagian tetangganya.

Pejabat kementrian lainnya yang tidak ingin disebutkan, mengatakan bahwa meriam air, yang biasanya digunakan oleh polisi untuk mengedalikan massa demonstran, juga akan dikerahkan.

"Menyiramkan air adalah satu-satunya cara untuk menurunkan tingkat pencemaran yang berbahaya ini," kata Shruti Bhardwaj, seorang pejabat lingkungan yang bertugas memantau kualitas udara.

Kabut abu-abu tebal di udara dan polutan telah menyelimuti Delhi selama empat hari. Pengukuran kondisi udara dari kedutaan Amerika Serikat mendapati partikel PM 2.5, yang menyatakan kondisi udara saat itu, pada pukul sembilan Jumat pagi, berada di angka 523. Sedangkan batas tertinggi udara dinyatakan "bersih" hanyalah jika berada di angka 50.

Partikel PM 2.5 kira-kira 30 kali lebih halus dari pada rambut manusia. Partikel tersebut dapat terhirup ke dalam paru paru, menyebabkan serangan jantung, stroke, kanker dan gangguan pernafasan.

Kondisi udara di Delhi secara tetap berada di tingkat "berbahaya" selama beberapa hari ini. Walau telah ada langkah-langkah seperti menghentikan proyek pembangunan dan pembatasan penggunaan kendaraan termasuk menaikkan biaya parkir empat kali lipat dan penerapan plat nomor "ganjil-genap" pada hari-hari tertentu.

Truk niaga dilarang perpergian keluar kota kecuali mereka mengangkut barang kebutuhan pokok.(ant/wwn)

Berita terkait