Sidoarjo - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristianto mengungkapkan partainya masih belum mengumumkan usungan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Surabaya. Hal itu, disampaikan Hasto usai membuka rapat kerja PDIP Jawa Timur di Hotel Utami, Sidoarjo, Selasa, 18 Februari 2020.
Hasto mengatakan masih belum mengetahui jadwal pengumuman rekomendasi pasangan calon walikota dan calon wakil wali kota Surabaya. Mengingat PDIP masih melakukan pemetaan yang lebih mendalam.
"Nanti, Surabaya masih perlu pemetaan dan survei lebih lanjut dan dialog intens," ujar Hasto kepada Tagar.
Hasto menilai pemetaan dan survei sangat penting, karena PDIP ingin melihat semua harapan masyarakat Surabaya. Saat ini PDIP sudah menerima seluruh masukan masyarakat Surabaya terhadap calon pemimpinnya, sehingga tinggal pendalaman pemetaan di lapangan.
Nanti, Surabaya masih perlu pemetaan dan survei lebih lanjut dan dialog intens
Selain Surabaya, Kabupaten Ngawi juga mendapat perhatian agar berhati-hati dalam mengeluarkan rekomendasi Pilkada. Hasto menegaskan akan mengeluarkan rekomendasi setelah melakukan safari politik. Selanjutnya PDIP safari tentang kebudayaan di Jatim karena mempunyai rekam sejarah Bung Karno.
Sementara rekom Pilkada Kota Solo, Hasto mengaku sebenarnya sudah disiap diumumkan. Namun aspirasi DPC, akhirnya rekomendasi Pilkada Solo akan diumumkan setelah tanggal 23 Februari bersamaan dengan pasangan calon dari kabupaten di Bali, dan Makasar.
"Sama juga di Provinsi Bali, karena di Provinsi Bali praktik pembangunan semesta rencananya dilakukan di Provinsi Bali," katanya.
PDIP akan mengumumkan rekomendasi calon kepala daerah Pada Rabu 19 Februari besok, pukul 14.00 di kantor DPP. Hanya saja pada gelombang pertama akan diumumkan satu pasangan calon gubernur dan wakil gubernur serta 49 pasangan calon kabupaten/kota.
"Dipastikan Kota Solo, Surabaya, Medan, Makassar, dan seluruh kabupaten di Bali belum diumumkan. Solo akan bersama dengan Bali dan juga Kota Makassar," ucapnya.
Hasto mengungkapkan bahwa saat ini partai terus melakukan dialog dengan parpol lain, karena Pilkada merupakan kontenstasi untuk mencari pemimpin. Pilkada bukan ajang untuk mengeroyok pasangan calon kepala daerah. []