Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2021 hanya tumbuh sebesar 3,51 persen year on year (yoy). Angka ini memang melambat dibandingkan dengan kuartal II 2021 yang tumbuh sebesar 7,07 persen (yoy).
Meskipun melambat, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, angka ini berbanding terbalik dengan kuartal III 2020 yang minus 3,49 persen (yoy). Dalam Rilis Resmi BPS, perekonomian Republik Indonesia dikatakan tumbuh sebesar 1,55 persen.
“Dengan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) kalau dihitung pertumbuhan kuartal III 2021, perekonomian tubuh 1,55 persen secara kuartal ke kuartal dan 3,51 persen kalau dibandingkan dengan kuartal III 2020,” kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam Rilis Berita Resmi Statistik di kanal YouTube BPS Statistics pada Jumat, 5 November 2021.
Pertumbuhan harga komoditas pangan atau tambang memengaruhi kinerja ekspor kuartal III 2021 tumbuh cukup signifikan.
Kinerja ekspor dikatakan menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi di kuartal III ini. Nilai ekspor Indonesia pada kuartal III 2021 dijabarkan mencapai 40,7 miliar US dollar atau tumbuh 13,18 persen kuartal ke kuartal dari 53,97 miliar US dollar.
- Baca Juga: Menkeu: Pertumbuhan Ekonomi 5,5% dalam APBN 2021
- Baca Juga: Sri Mulyani Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 4,5 Persen
“Pertumbuhan harga komoditas pangan atau tambang memengaruhi kinerja ekspor kuartal III 2021 tumbuh cukup signifikan,” ucap Margo.
Pertumbuhan ekspor tertinggi terjadi di sektor pertambangan dan lainnya tumbuh 161,2 persen (yoy) di kuartal III. Selain itu, ekspor migas tercatat tumbuh 56,13 persen (yoy) dengan nilai 3 miliar US dollar dan industri pengolahan tercatat tumbuh 38,96 persen (yoy) dengan nilai 46,6 miliar US dollar.
Dari penjelasan Margo Yuwono, PPKM menjadi salah satu penyebab pasti pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2021 tidak dapat mencapai proyeksi sebelumnya. Selain karena mobilitas penduduk yang menurun, kinerja penjualan eceran juga cenderung turun berbarengan dengan penerapan PPKM.
- Baca Juga: Jokowi Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5 - 5,5% di RAPBN 2022
- Baca Juga: Ditingkatkan Alokasi APBN di Bidang Kesehatan dan Perlindungan Sosial
Angka kuartal III 2021 ini tidak mencapai perkiraan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani. Sri Mulyani sempat merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi 4,5 persen (yoy) pada kuartal III 2021. Proyeksi ini juga meningkat dari angka sebelumnya yakni 4,3 persen (yoy).
Sri Mulyani sendiri optimis untuk merevisi proyeksi dikarenakan outlook yang membaik dan saat itu kinerja neraca perdagangan kembali mencetak surplus 4,37 miliar US dollar pada September 2021. Akan tetapi, perkembangan ekonomi ini masih tertekan dikarenakan penyebaran Covid-19 varian Delta.
(Rana Maheswari Ummairah)