Paus Fransiskus Tiba di Kanada Untuk Meminta Maaf Kepada Warga Suku Asli

Paus akan menyampaikan permohonan maaf secara pribadi kepada para warga suku asli yang menjadi penyintas pelecehan
Perdana Menteri (PM) Kanada, Justin Trudeau (kiri), menyambut Paus Fransiskus sesaat setelah ia tiba di Bandara Internasional Edmonton di Edmonton, Alberta, Kanada, 24 Juli 2022. (Foto: voaindonesia.com/Reuters/Amber Bracken)

TAGAR.id, Bandara Edmonton, Alberta, Kanada - Paus Fransiskus tiba di Kanada pada Minggu, 24 Juli 2022, di mana ia akan menyampaikan permohonan maaf secara pribadi kepada para warga suku asli yang menjadi penyintas pelecehan yang dilakukan selama puluhan tahun di sekolah dan asrama yang dikelola oleh Gereja Katolik.

Paus Fransiskus yang merupakan pemimpin sekitar 1,3 miliar umat Katolik di dunia itu, mendarat di Bandara internasional Edmonton selepas pukul 11 pagi waktu setempat.

Ia disambut oleh Perdana Menteri (PM) Kanada, Justin Trudeau, dan Mary Simon, orang suku asli pertama yang menjabat sebagai gubernur jenderal di negara itu.

Paus juga disambut oleh para pemimpin suku asli dalam sebuah upacara di bandara yang diiringi drum dan nyanyian.

Setelah itu, Paus menerima hadiah dari para pemimpin suku asli, menjabat atau mencium tangan mereka dan melakukan pembicaraan dengan mereka sebelum upacara singkat itu berakhir.

Sepatu anak-anak diletakkanSepatu anak-anak diletakkan di depan Gedung Parlemen, di Ottawa, Ontario, Kanada, 31 Mei 2021, sebagai pengakuan atas penemuan kerangka anak-anak suku asli dari puluhan tahun di sebuah sekolah asrama di Kamloops, British Columbia (Foto: voaindonesia.com - Adrian Wyld /The Canadian Press via AP)

Dalam penerbangan 10 jam dari Roma, Paus memberitahu para wartawan yang melakukan perjalanan bersamanya bahwa "kita harus menyadari bahwa ini adalah perjalanan (untuk menyampaikan) penyesalan."

Agenda utama dalam lawatan Paus ke Kanada adalah untuk menyampaikan permintaan maaf kepada para penyintas, atas peran Gereja Katolik dalam skandal yang oleh Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Nasional disebut sebagai “genosida budaya.”

Dari akhir tahun 1800-an hingga 1900-an, pemerintah Kanada mengirim sekitar 150.000 anak-anak First Nations, Metis dan Inuit ke 139 sekolah asrama yang dijalankan oleh Gereja Katolik, di mana mereka dipisahkan dari keluarga, bahasa dan budaya mereka. Banyak yang dianiaya secara fisik dan seksual oleh guru dan kepala sekolah.

Ribuan anak diyakini meninggal dunia karena penyakit, kekurangan gizi atau diterlantarkan. Sejak Mei 2021, lebih dari 1.300 kuburan tanpa nisan ditemukan di berbagai lokasi bekas sekolah.

Delegasi masyarakat adat Kanada pada bulan April lalu melakukan perjalanan ke Vatikan dan bertemu dengan Paus Fransiskus, yang melatarbelakangi rencana lawatan selama enam hari saat ini. Seusai pertemuan itu Paus secara resmi mohon maaf. (em/vm/pp)/AFP/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Paus Fransiskus Bertolak ke Kanada Selesaikan Skandal Pelecehan Atas Warga Asli
Paus Fransiskus meninggalkan Roma menuju Kanada untuk menyampaikan permintaan maaf secara pribadi kepada para penyintas pelecehan