Pasukan Militer Inggris Resmi Angkat Kaki dari Afghanistan

Wallace mengatakan dalam 14 hari, lebih dari 15.000 orang telah diterbangkan dengan lebih dari 165 penerbangan.
Sejumlah personel militer Inggris beristirahat setelah membantu evakuasi warga Inggris dari Afghanistan, 24 Agustus 2021 (Foto: voaindonesia.com/AFP)

Jakarta - Kehadiran militer Inggris di Afghanistan selama 20 tahun resmi berakhir ketika mereka meninggalkan negara itu pada Sabtu malam.

"Pada pukul 21.25 malam ini pesawat RAF terakhir meninggalkan Bandara Kabul mengakhiri evakuasi personel militer dan Afghanistan," tulis Kepala Pertahanan Inggris Ben Wallace di Twitter, seperti diberitakan Anadolu Agency, Senin, 30 Agustus 2021.

Wallace mengatakan dalam 14 hari, lebih dari 15.000 orang telah diterbangkan dengan lebih dari 165 penerbangan.

"Kita harus bangga dengan angkatan bersenjata kita, menyambut mereka yang datang untuk kehidupan yang lebih baik, dan sedih untuk mereka yang ditinggalkan," ujarnya.


Pada pukul 21.25 malam ini pesawat RAF terakhir meninggalkan Bandara Kabul mengakhiri evakuasi personel militer dan Afghanistan.


“Kewajiban kami kepada mereka tidak berakhir dengan kepergian kami. Akan ada banyak pelajaran untuk dipelajari tetapi selama dua puluh tahun terakhir ada juga contoh tak berujung dari pencapaian luar biasa, keberanian, dan persahabatan yang terbentuk. Kami tidak akan melupakan mereka yang kehilangan nyawa," tambah Wallace.

Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan tentara Inggris menginjakkan kaki di tanah Afghanistan 20 tahun lalu dan bertujuan untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi negara dan semua rakyatnya.

"Kepergian mereka adalah momen untuk merenungkan semua yang telah kami korbankan dan semua yang telah kami capai dalam dua dekade terakhir,” ujar Johnson.

"Sifat keterlibatan kami di Afghanistan mungkin telah berubah, tetapi tujuan kami untuk negara tidak. Kami sekarang akan menggunakan semua alat diplomatik dan kemanusiaan yang kami miliki untuk mempertahankan keuntungan dari dua puluh tahun terakhir dan memberikan rakyat Afghanistan masa depan yang pantas mereka dapatkan," tambah dia.

Lebih dari 150.000 prajurit Inggris bertugas dalam operasi di Afghanistan dan lebih dari 450 personel Inggris tewas sejak dimulainya operasi pada 2001.

Pasukan AS dan NATO meninggalkan Bagram, pangkalan udara terbesar di Afghanistan, pada awal Agustus, sementara pasukan Jerman dan Italia pergi pada akhir Juni.

Inggris secara resmi mengakhiri peran tempurnya pada 2014, tetapi pasukan tetap mendukung pasukan NATO.

Kedutaan Besar Inggris pindah ke Qatar setelah pengambilalihan Taliban dan akan bekerja dari jarak jauh.

Baca Juga:

Berita terkait
Tinggalkan Kabul Pesawat Inggris Terakhir yang Angkut Militer
Inggris menerbangkan pasukan militer terakhirnya dari Afghanistan, menuntaskan proses penarikan pasukannya dari negara itu
Krisis Rohingya: Militer Myanmar Licik, Jenderal Min Tuntut Inggris
Zeid Ra’ad al-Hussein, Komisaris Tinggi PBB, mengungkapkan, Myanmar bertindak licik yaitu memaksa memindahkan warga Rohingya dengan cara kekerasan.
Terkait Krisis Rohingya, Inggris Batalkan Pelatihan Militer Myanmar
Otoritas resmi militer Inggris membatalkan pelatihan tentara Myanmar karena terjadi tindak kekerasan terhadap etnis Rohingya di Rakhine.