Yogyakarta - Mewabahnya virus Corona atau Covid-19 turut berdampak terhadap pedagang di Pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta. Omzet para pedagang menurun seiring berkurangnya jumlah pengunjung pasar.
Hal itu diakui oleh seorang pedagang Pasar Beringharjo, Sri, 51 tahun. Menurutnya, saat ini pasarnya sepi. "Gak ada yang lewat, siang aja sepi malam semakin parah lagi. Malam banyak yang gak buka, turun 95 persen," katanya kepada Tagar saat ditemui di depan kiosnya, Selasa, 24 Maret 2020.
Biasanya, pedagang tutup jam 21.00 WIB atau sesuai dengan pintu gerbang pasar ditutup. Saat ini, sebagian sudah mulai menutup lapaknya sejak pukul 18.30-19.30-an. Kondisi saat ini dimaklumi para pedagang. "Harus kita terima, tapi kita gak patah semangat, harus menghibur diri aja," kata dia.
Sri mengatakan Pasar Beringharjo tidak pernah sepi seperti sekarang kali ini. Apalagi menjelang puasa dan Lebaran. Para pedagang juga mengkhawatirkan nasib lebaran Idul Fitri tahun ini.
"Harga jual juga ikut merosot. Misalnya untung Rp 3 ribu, gak pernah dikasih besok juga bakal laku lagi. Sekarang Rp 3 ribu kalau gak mau gak dapet duit dong," ucapnya.
Gak ada yang lewat, siang aja sepi malam semakin parah lagi.
Pasar Beringaharjo juga belum ada pemberitahuan untuk tutup. Namun sebagian besar pedagang sudah menutup lapaknya karena sepi. "Prinsip kita sekarang kalau ada yang dibeli duitnya langsung disimpan. Nanti kalau pasar ditutup, kita mau pegang apa. Kita bukan pegawai," kata dia.
Sementara itu untuk mengisi rasa kejenuhan pedagang, mereka memiliki cara yang menyenangkan untuk melawan rasa bosan itu. Pedagang spontanitas bermain di sekitar lapak untuk mengisi waktu luang, mulai dari main bola, balap karung, hingga tiktokan. Lapak yang biasa padat pengunjuk kini hanya dihuni pedagang setempat.
Sejak satu Minggu yang lalu, para pedagang pasar Beringharjo los 1 sampai 17 menangkis kesedihan dengan cara bermain bersama. Kegiatan yang tidak pernah terjadi sebelumnya dilakulan secara spontanitas.
Pedagang yang ikut berpartisipasi dalam permainan juga tidak menentu dalam setiap harinya. Terkadang bisa menyentuh 15 orang atau bisa lebih sedikit dari itu. Karena tidak sedikit pedagang yang menutup tokonya lebih dulu.
Meski demikian, para pedagang juga tetap mengutamakan menjaga kesehatan dan kebersihan. Hal ini untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona. Pihak pasar telah melakukan langkah antisipasi dengan menyediakan tempat cuci tangan. []
Baca Juga:
- Sri Sultan HB X Menyapa Warga Yogyakarta soal Corona
- Telur Lafaz Allah saat Wabah Corona di Yogyakarta
- Kronologi Balita Covid-19 Bisa Sembuh di Yogyakarta