Partai Politik Koalisi Jokowi, Jadikan PAN Sahabat Baru

PAN turut hadir dalam pertemuan Presiden Joko Widodo dengan pimpinan partai politik koalisi pendukung pemerintah di Istana Negara.
Presiden Joko Widodo. (Foto: Tagar/Setneg)

Jakarta - Pimpinan Partai Amanat Nasional (PAN) turut hadir dalam pertemuan Presiden Joko Widodo dengan pimpinan partai politik koalisi pendukung pemerintah di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 25 Agustus 2021. Sekretaris Jenderal Partai NasDem Johnny G. Plate menyebut PAN sebagai sahabat baru koalisi.

Menurut Johnny, semua pimpinan parpol menyambut baik kehadiran PAN di koalisi Jokowi. Sebelumnya, PAN memang belum secara tegas memastikan sikap di luar atau di dalam pemerintahan.


Masuknya PAN juga itu kewaspadaan dan kekhawatiran Jokowi dalam menghadapi tahun politik ke depan yang penuh ketidakpastian maka menambah barisan koalisi pemerintah menjadi suatu keniscayaan.


Ujang KomarudinUjang Komarudin saat diwawancarai Cory Olivia di kanal YouTube Tagar TV. (Foto: Tagar/Azzahrah)

Namun sejak 2019, Zulkifli Hasan sudah mengatakan bahwa PAN mendukung pemerintahan Jokowi tanpa syarat. Kendati demikian, Zulkifli menyebut PAN tidak perlu masuk dalam koalisi. 

Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi mengatakan kehadiran pimpinan partainya ini menegaskan posisi PAN yang selama ini kerap dianggap abu-abu di antara partai koalisi pendukung pemerintah dan oposisi.

Menangapi hal tersebut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin mengatakan, masuknya PAN bukan hanya menambah kekuatan pemerintah. Secara khusus, keuntungan bagi Jokowi menambah pendukungnya bilamana mulai ditinggalkan partai koalisi menjelang Pemilu 2024.

"Masuknya PAN juga itu kewaspadaan dan kekhawatiran Jokowi. Dalam menghadapi tahun politik ke depan yang penuh ketidakpastian, maka menambah barisan koalisi pemerintah menjadi suatu keniscayaan," ujar Ujang dalam wawancara di kanal YouTube Tagar TV, Kamis, 26 Agustus 2021.

Partai politik koalisi Jokowi dinilai sudah main sendiri menjelang Pemilu 2024. Sementara Jokowi masih butuh kekuatan yang mendukungnya hingga masa jabatan habis. Hadirnya PAN untuk menambah kekuatan di belakang Jokowi.

Ujang juga mengatakan, suara ketidakpuasan terhadap Jokowi dari masyarakat tinggi. Banyak suara-suara yang menginginkan mantan gubernur DKI Jakarta itu turun. Penambahan anggota koalisi supaya Jokowi semakin kuat. Serta PAN dapat keuntungan dari bergabung dengan pemerintah.

"Untungnya Jokowi, bisa menambah koalisi dan akan semakin kuat. Dan untung untuk PAN. PAN bisa di-back up oleh pemerintah, dalam banyak hal. Tak ada koalisi yang tulus. Semua berbalut kepentingan dan saling dukung. Namun, jika PAN tak dapat menteri, itu mungkin sudah deal dengan Jokowi. Namun biasanya, jika berkoalisi yang dapat kompensasi," kata Ujang. 

(Azzahrah Dzakiyah Nur Azizah)

Berita terkait
Jokowi Resmikan Sarasehan 100 Ekonom Indonesia
Jokowi resmi membuka acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia yang dilakukan melalui konferensi video, dari Istana Negara, Jakarta
Jokowi: Dukungan dari Ekonom Solusi Atasi Masa Sulit Ini
Jokowi mengatakan krisis ekonomi yang sedang melanda tanah air dapat ditangani secara optimal dalam beberapa waktu ke depan.
Jokowi Beberkan Tiga Strategi Besar Ekonomi Kepada Para Ekonom
Presiden Jokowi beberkan tiga strategi besar ekonomi di hadapan para ekonom dalam sambutan Peresmian Pembukaan Sarasehan 100 Ekonom Indonesia
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.