Partai LDP Jepang Undang Perempuan Rapat Tidak Boleh Bicara

Partai Liberal Demokrat Jepang mengundang perempuan ke rapat, tapi tidak boleh berbicara karena disebut bisa menghambat rapat
Yoshiro Mori, mantan Perdana Menteri Jepang, menimbulkan kontroversi mengenai pernyataannya bahwa perempuan terlalu banyak berbicara dalam rapat (Foto: abc.net.au/Indonesian - Reuters: Kazuhiro Nogi)

Tokyo – Partai Liberal Demokrat (LDP) yang saat ini sedang berkuasa di Jepang mendapat banyak kritikan, karena dianggap terlalu banyak dikuasai politisi pria. Partai mengundang perempuan ke rapat tapi tidak boleh bicara karena disebut perempuan banyak bicara. Hanya tiga dari 25 pengurus inti partai LDP di Jepang adalah perempuan.

Kini mereka mengatakan akan mulai mengundang anggotanya yang perempuan ke dalam pertemuan partai. Namun, perempuan yang diundang ke pertemuan dewan pimpinan partai malah tidak diperkenankan berbicara.

LDP merupakan partai yang dominan di Jepang dan sejak tahun 1955 hampir selamanya berkuasa.

Mereka sering dikritik karena yang mendominasi partai adalah para politisi pria yang kebanyakan sudah senior. Sejauh ini dalam dari 12 orang yang berada di dewan pimpinan tertinggi hanya ada dua perempuan. Sementara dalam jajaran kepengurusan, dari 25 orang ada tiga perempuan.

perempuan jepangPersentase perempuan yang bekerja di Jepang terus meningkat (Foto: ft.com)

Jepang berada di peringkat 121 dari 153 dalam indeks kesenjangan gender global. Mantan PM Yoshiro Mori mengundurkan diri minggu lalu setelah memberikan komentar soal perempuan.

Usulan perubahan terjadi setelah komentar kontroversial yang disampaikan oleh mantan perdana menteri dari LDP Yoshiro Mori.

Dalam kedudukannya sebagai Presiden Panitia Penyelenggara Olimpiade Tokyo Mori, ia baru-baru ini mengatakan perempuan terlalu banyak berbicara dalam pertemuan, sehingga membuat rapat menjadi lama.

Komentar tersebut jadi pemberitaan di seluruh dunia, Mori sempat meminta maaf, namun mengatakan tidak akan mengundurkan diri.

Mori akhirnya mengundurkan diri dan fokus perhatian semakin diarahkan kepada kesenjangan gender dalam kehidupan politik di negara dengan perekonomian ketiga terbesar di dunia tersebut.

Menurut Sekretaris Jenderal LDP, Toshihiro Nikai yang berusia 82 tahun, keputusan diambil untuk memungkinkan anggota perempuan partai melihat bagaimana pengambilan keputusan dilakukan dalam partai tersebut.

Nikai mengatakan dia sudah mendengar adanya kritikan soal dewan pimpinan yang didominasi pria.

"Penting sekali untuk sepenuhnya mengerti apa saja pembicaraan yang dilakukan," katanya dalam jumpa pers,

Menurut laporan surat kabar Jepang Nikkei, perempuan yang diundang sebagai pengamat tidak diizinkan berbicara dalam pertemuan.

Tapi mereka boleh menyampaikan pendapat secara terpisah ke kantor sekretariat partai.

Jepang menduduki peringkat 121 dari 153 negara dalam Indeks Perbedaan Gender Dunia yang dibuat oleh World Economic Forum di tahun 2020, kesenjangan terburuk di kalangan negara maju di dunia.

Nilai yang paling rendah adalah terkait minimnya partisipasi perempuan dalam kegiatan ekonomi dan pemberdayaan di bidang politik.

kimonoPerempuan Jepang dengan pakaian tradisional kimono (Foto: kyotokimono-rental.com)

Mantan perdana menteri Shinzo Abe sempat mengeluarkan kebijakan yang disebut "Womenomics" guna meningkatkan partisipasi perempuan Jepang di bidang ekonomi.

Namun, tetap ada tekanan yang mengatakan perubahan drastis masih diperlukan di tempat kerja dan di dunia politik.

Pekan ini para anggota parlemen dari LDP mendesak Sekjen Nikai untuk meningkatkan jumlah pertemuan di jabatan penting di partai.

Langkah terbaru yang dilakukan LDP mendapat banyak cemoohan di media dari beberapa politisi partai oposisi (Reuters)/Sastra Wijaya/abc.net.au/Indonesian. []

Berita terkait
Presiden Komite Olimpiade Tokyo Lecehkan Perempuan
Ketua Panitia Olimpiade Tokyo, Yoshiro Mori, diberitakan akan segera mengundurkan diri setelah ucapannya yang lecehkan perempuan