Partai Gelora Perpaduan Islam Nasionalis

Partai Gelora memiliki corak beda, memadukan Islam Nasionalis. Konsultan media & politik Hersubeno Arief menganggapnya sebagai eksperimen politik.
Partai Gelora. (Foto: Instagram/@partai_gelora)

Jakarta - Konsultan media dan politik Hersubeno Arief mengatakan lahirnya Partai Gelombang Rakyat (Gelora) menjadi fenomena menarik. Bagi dia, kehadiran partai yang dinahkodai para mantan Politikus PKS dapat mewarnai dunia perpolitikan dengan nuansa Islam-Nasionalis.

Jadi platform politiknya Islam Nasionalis.

"Gelora ini sebagai eksperimen politik sangat menarik," kata Hersubeno kepada Tagar, Kamis, 14 November 2019.

Menurutnya, Partai Gelora memiliki corak beda, karena memadukan ideologi Pancasila dengan unsur keagamaan. 

"Didirikan oleh sejumlah mantan aktivis partai dakwah PKS, mereka menjadi partai yang ideologi-nya Pancasila. Jadi platform politiknya Islam Nasionalis," ucapnya.

Hersubeno menilai, Partai Gelora tidak seperti kebanyakan partai lainnya di Indonesia, karena memiliki segmentasi khusus.

"Beda dengan partai-partai seperti Demokrat atau Gerindra, Nasionalis religius (Gelora)," tuturnya.

Di tengah polarisasi antara umat Islam dengan nasionalis, lanjutnya, partai yang dinahkodai Anis Matta-Fahri Hamzah bisa menjadi solusi baru lantaran memadukan dua konsep.

Hal ini dia anggap dapat mengantisipasi berbagai hal, terutama persoalan yang dapat memecah belah bangsa Indonesia.

"Ini menjadi hal yang menarik, bagaimana menyatukan Islam dan Nasionalis dalam sebuah platform politik," kata dia. 

Sementara itu Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo Jati menilai Partai Gelombang Rakyat (Gelora) akan menjadi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) versi Islami.

Dari sudut pandang kelahiran, PSI dan Gelora sama-sama partai anyar yang siap berkompetisi dalam pesta demokrasi. Dari situ, Wasisto mengatakan target keduanya juga serupa, tetapi Gelora lebih menyasar milenial Islami.

"Partai Gelora ini kalau saya lihat versi PSI yang syar'i karena mereka nanti menyasar kelompok milineal yang hijrah," ucap Wasisto kepada Tagar, Kamis, 14 November 2019.

Geliat Gelora dalam peta perpolitikan Indonesia masih dalam batas mengetes reaksi dan psikologi publik. Kepakkan sayapnya, kata Wasito, baru akan terlihat ketika Pemilihan Presiden 2024. 

"Pembuktiannya saat 2024, kalau tuk saat ini belum terlihat pola politiknya," ujar dia.

Partai Gelora mendeklarasikan diri bertepatan pada Hari Pahlawan, Minggu, 10 November 2019. Di hari itu juga, partai yang didirikan eks petinggi PKS Anis Matta dan Fahri Hamzah ini mengumumkan struktur partai. []

Berita terkait
Partai Gelora akan Jadi PSI Versi Islami
Partai Gelombang Rakyat (Gelora) akan menjadi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) versi Islami?
Partai Gelora Bidik Target Massa PKS
Partai Gelora akan membidik massa Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Partai Gelora diketahui didirikan eks petinggi PKS.
Duet Anis Matta-Fahri Hamzah di Partai Gelora
Anis Matta dan Fahri Hamzah membentuk Partai Gelora Indonesia, mereka berdua adalah mantan pengurus PKS.
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi