Ternate - Sebagian warga Kota Labuha, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara kini mengungsi di pegunungan usai gempa berkekuatan 7,2 Magnitudo disertai gempa susulan terjadi di wilayah itu, Minggu 17 Juli 2019.
Warga yang mengungsi ini selain di sebabkan panik akibat gempa juga terpengaruh air pasang surut di laut naik setelah gempa.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Ali Yau mengatakan, warga yang mengungsi ke gunung itu mereka tinggal di wilayah pesisir pantai.
“Mereka panik dan berlari ke dataran lebih tinggi di Kabupaten tersebut,” ujar Yau saat dikonfirmasi Tagar melalui telepon selulernya, Minggu 14 Juli 2019.
Dia mengakui, saat terjadi gempa air laut sempat mengalami pasang surut. Hal itu yang menyebabkan warga di pesisir pantai berlarian ke dataran yang lebih tinggi.
Warga khawatir terjadi tsunami akibat gempa susulan yang mengguncang wilayah tersebut. Meski terjadi gempa susulan, BMKG menyebutkan tidak terjadi tsunami.
Sebelumnya, Gempa bumi terjadi dengan magnitudo 7.2 pada 14 Juli 2019, pukul 16:10:51 WIB. Lokasi berada pada 0.59 LS,128.06 BT (62 km Timur Laut LABUHA-MALUT) dengan kedalaman 10 Km. Goncangan kuat sebesar VI MMI di Labuha, V MMI (sedang) di Weda, IV MMI (ringan) di Maba, Soasiu dan Ternate. []“Kita sudah imbau ke warga agar jangan panik, sebab data resmi BMKG menyebutkan tidak terjadi tsunami,” ucapnya.
Sebelumnya, Gempa bumi terjadi dengan magnitudo 7.2 pada 14 Juli 2019, pukul 16:10:51 WIB. Lokasi berada pada 0.59 LS,128.06 BT (62 km Timur Laut LABUHA-MALUT) dengan kedalaman 10 Km. Goncangan kuat sebesar VI MMI di Labuha, V MMI (sedang) di Weda, IV MMI (ringan) di Maba, Soasiu dan Ternate. []
Artikel Terkait:
- Enam Gempa Susulan Terjadi di Maluku Utara dan Papua
- Gempa Bumi 7,2 Magnitudo Guncang Malut, Warga Berhamburan