Untuk Indonesia

Pandemi, Tetap Bisa Berwisata di Sam Poo Kong Semarang

Pandemi bukan berarti tak boleh mengunjungi tempat wisata. Kelenteng Sam Poo Kong, Semarang bisa dikunjungi dengan mematuhi protokol kesehatan.
Suasana senja di Kelenteng Sam Poo Kong, Kota Semarang. Di masa pandemi ini, kelenteng terbesar di Ibu Kota Jateng ini tetap bisa dikunjungi dengan menerapkan protokol kesehatan. (Foto: Tagar/Dok. Wulan Asih Setyarini)

Oleh:  Wulan Asih Setyarini

Jika di tahun-tahun sebelumnya, pertengahan bulan Februari penuh dengan hingar bingar atas perayaan Tahun Baru China atau Imlek, tahun 2021 ini sejumlah kelenteng untuk pertama kalinya dalam kondisi sepi akibat pandemi Covid-19. Seperti halnya yang terjadi di Kelenteng Sam Poo Kong, Kota Semarang.

Biasanya kelenteng terbesar di Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah itu selalu menggelar berbagai event seperti pertunjukan barongsai yang dibanjiri pengunjung baik dari Kota Semarang maupun luar kota saat Imlek tiba. Namun Imlek Tahun Kerbau Logam kali ini terlihat hanya beberapa umat Tridharma yang melakukan ibadah sembahyang.

Kondisi tersebut terjadi tidak hanya di Sam Poo Kong saja, melainkan sejumlah tempat wisata yang ada di Kota Semarang selama pandemi terjadi. Pembatasan jumlah pengunjung terpaksa dilakukan guna mengurangi potensi kerumunan yang berakibat pada penyebaran virus corona.

Sesuai dengan Peraturan Wali Kota Nomor 28 Tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), tempat wisata di Kota Semarang tetap buka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan pembatasan jumlah pengunjung, yaitu 50%.

Begitu pula yang terjadi di Kelenteng Sam Poo Kong. Masyarakat tetap bisa mengunjungi dan menikmati keindahan salah satu destinasi wisata di Kota Semarang tersebut dengan penerapan SOP kesehatan yang ketat. 

Dengan penerapan 3M, pengunjung bisa tetap berburu foto di spot-spot instagramable yang hampir terdapat di seluruh kuil ini atau menyewa pakaian khas China agar suasana tiongkoknya semakin kental.

Selama pandemi, kelenteng yang berlokasi di Jalan Simongan Raya nomor 129 Bongsari, Semarang, Jawa Tengah ini buka hingga pukul 21.00 WIB. 

Akses menuju obyek wisata Sam Poo Kong cukup mudah. Dari Simpang Lima Semarang, kita hanya perlu melewati Jalan Pahlawan menuju perempatan depan Polda Jawa Tengah dan mengambil arah Jalan Veteran dan Kaligarang. Wisata Klenteng Sam Poo Kong tepat berada di sebelah kiri jalan setelah melalui jembatan.

Saat berwisata ke Semarang, tidak lengkap rasanya kalau kita tidak mengunjungi tempat yang satu ini. Di objek wisata yang sarat akan sejarah ini mata kita akan disuguhi dengan sejumlah bangunan indah didominasi warna merah dan emas yang sangat identik dengan nuansa Tionghoa.

Pada dasarnya bangunan ini merupakan tempat ibadah pemeluk Tridharma. Kelompok tiga agama yang terdiri dari Taoisme, Buddhisme dan Konfusianisme. Untuk itu pengunjung diharap tetap menjaga sikap dan ketertiban untuk menghormati umat yang sedang beribadah.

Bangunan utama dari kelenteng adalah sebuah gua bernama Gua Batu. Gua ini dipercaya sebagai tempat awal mendarat dan markas Laksamana Cheng Ho beserta anak buahnya ketika mengunjungi Pulau Jawa di tahun 1400-an. 

Konon gua aslinya tertutup longsor pada tahun 1700-an, kemudian dibangun kembali oleh penduduk setempat sebagai penghormatan kepada Cheng Ho.

Di dalamnya terdapat patung Cheng Ho yang dilapisi emas. Ruangan tersebut digunakan untuk sembahyang guna memohon doa keselamatan, kesehatan dan rejeki. Dinding goa batu dihiasi relief yang menceritakan tentang perjalanan Cheng Ho dari daratan China sampa ke Pulau Jawa.

Selain bangunan inti di gua tersebut, di area ini juga terdapat satu kelenteng besar dan dua tempat sembahyang yang lebih kecil. Terdapat tempat yang dinamai sesuai dengan peruntukannya, yaitu kelenteng Thao Tee Kong yang didedikasikan untuk  tempat pemujaan Dewa Bumi serta untuk memohon berkah dan keselamatan hidup. Sedangkan tempat pemujaan Kyai Juru Mudi berupa makam juru mudi kapal yang ditumpangi Laksamana Cheng Ho.

Ada pula tempat pemujaan lainnya dinamai Kyai Jangkar, di mana tersimpan jangkar asli kapal Cheng Ho yang dihias dengan kain warna merah. Tempat ini biasanya digunakan untuk sembahyang arwah Ho Ping, yaitu mendoakan arwah yang tidak bersanak keluarga yang mungkin belum mendapat tempat di alam baka.

 Baca juga: 

Lalu ada pula tempat pemujaan Kyai Cundrik Bumi, dulunya merupakan tempat penyimpanan senjata. Senjata yang dimaksud adalah segala jenis persenjataan yang digunakan awak kapal Cheng Ho. Serta tempat pemujaan Kyai dan Nyai Tumpeng. Pemujaan ini mewakili tempat penyimpanan bahan makanan pada jaman Cheng Ho.

Bagi wisatawan yang ingin datang mengunjungi destinasi wisata religi di Kota Semarang ini, dapat mempersiapkan kamera dengan baterai yang cukup. Karena keindahannya ini akan sayang jika dilewatkan hanya dengan beberapa jepret foto saja. 

Selain itu, pengunjung diminta tetap menjaga sikap dan ketertiban serta mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker, jaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun untuk mengurangi potensi penyebaran Covid-19. []

* Pranata Humas Pemkot Semarang

Berita terkait
Panduan New Normal di Masjid Gereja Pura Wihara Kelenteng
Panduan new normal di masjid, gereja, pura, wihara, dan kelenteng. Tata cara melakukan kegiatan keagamaan di rumah ibadah selama masa pandemi.
‎Imlek dan Lukisan Gus Dur di Kelenteng Hok le Kiong
Kelenteng Hok le Kiong berada di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah sudah mempercantik bangunan dengan berbagai ornamen, salah satunya lukisan Gus Dur.
Kelenteng Tien Kok Sie Solo Akhirnya Punya Sertifikat Tanah
Sertifikat tanah, penantian panjang selama 275 tahun dari Kelenteng Tien Kok Sie di Solo. Sertifikat akhirnya keluar.
0
Ini Daftar Lengkap Negara Peserta Piala Dunia FIFA 2022 Qatar
Daftar lengkap 32 negara yang akan bermain di putaran final Piala Dunia FIFA 2022 Qatar November - Desember 2022