Pandemi Covid-19 Perlambat Vaksinasi Rutin Anak-anak

Hampir 23 juta anak-anak di dunia dilaporkan melewatkan vaksinasi rutin tahun 2020 lalu dikarenakan pandemi Covid-19
Bayi berusia satu tahun di Afganistan tengah diberi vaksin polio (Foto: dw.com/id)

Jakarta - Hampir 23 juta anak dilaporkan melewatkan vaksinasi rutin tahun 2020 lalu dikarenakan pandemi Covid-19. Direktur Jenderal WHO memperingatkan negara-negara tak mengorbankan vaksinasi anak demi mempercepat vaksinasi Covid-19.

Berdasarkan data yang dirilis Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis, 15 Juli 2021, menunjukkan bahwa hampir 23 juta anak di dunia melewatkan vaksinasi rutin tahun lalu karena pandemi Covid-19. Angka tersebut 3,7 juta lebih banyak dibandingkan tahun 2019 dan merupakan yang tertinggi dalam lebih dari satu dekade terakhir. Hal ini dikhawatirkan memicu wabah campak, polio, dan penyakit lain yang dapat dicegah.

Campak, salah satu penyakit paling menular di dunia, dapat berakibat fatal bagi anak-anak di bawah usia lima tahun, terutama di negara-negara Afrika dan Asia dengan sistem kesehatan yang lemah, demikian menurut WHO. Sementara penyakit polio dapat melumpuhkan anak seumur hidup.

1. 'Badai Sempurna'

Kesenjangan dalam cakupan vaksinasi global telah menciptakan "badai sempurna", membuat lebih banyak anak rentan terhadap patogen menular seperti banyak negara yang melonggarkan pembatasan Covid-19, demikian dikatakan WHO dan UNICEF dalam laporan tahunan tersebut.

ImunisasiPetugas kesehatan memberikan vaksin polio dan campak kepada anak balita saat imunisasi di Pos Yandu Harapan Ibu, Kampong Laksana, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, Aceh, Rabu, 4 November 2020. Pemberian imunisasi secara gratis yang berlanjut di tengah pandemi Covid-19 bertujuan memperkuat imunitas anak. (Foto: Antara/Ampelsa)

Hal ini berpotensi bukan hanya mendorong penularan Covid-19, tetapi juga memungkinkan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin untuk mulai menyebar.

"Ini adalah badai yang sempurna, kami membunyikan alarm peringatan tentang kondisi saat ini," ujar Kate O'Brien, direktur imunisasi WHO, dilansir AFP. "Kita perlu bertindak sekarang untuk melindungi anak-anak ini."

2. Vaksin DTP untuk Anak Menurun Tajam

Cakupan global untuk vaksin difteri, tetaus, dan pertusis (DTP) dilaporkan stabil pada angka 86 persen selama beberapa tahun terakhir, tetapi kemudian merosot ke angka 83 persen pada tahun 2020,

India dan Nigeria merupakan dua dari sepuluh negara teratas di mana anak-anak di sana tidak atau kurang mendapatkan akses vaksin DTP pada tahun 2020. Data juga menunjukkan anak-anak yang memperoleh vaksin DTP di Pakistan, Indonesia, dan Filipina menurun tajam.

Ada peningkatan yang mengkhawatirkan pada anak-anak "dosis nol", yakni mereka yang tidak mendapatkan vaksinasi apa pun, yang meningkat menjadi 17,1 juta anak tahun lalu dari yang sebelumnya 13,6 juta, ungkap Ephrem Lemango, kepala imunisasi UNICEF. Mayoritas mereka adalah yang tinggal di negara yang dilanda perang, terpecil, atau daerah kumuh.

Ilustrasi Imunisasi AnakIlustrasi Imunisasi Anak. (Foto: vaccinationcouncil.org)

Data juga menunjukkan sebanyak 66 negara tercatat menunda setidaknya satu kampanye imunisasi terhadap penyakit yang dapat dicegah, meskipun beberapa negara termasuk Meksiko telah memulai program untuk mengejar keterlambatan, lanjut laporan itu.

3. WHO: Jangan Korbankan Vaksinasi Anak

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, memperingatkan agar negara-negara tidak mengorbankan vaksinasi rutin anak demi mempercepat jalannya vaksinasi Covid-19.

"Bahkan ketika negara-negara berebut untuk mendapatkan vaksin Covid-19, kita telah meninggalkan vaksinasi lainnya, membuat anak-anak dalam risiko terjangkit penyakit yang dapat dicegah, seperti campak, polio, atau meningitis," jelas Ghebreyesus dalam pernyataannya.

"Beberapa wabah penyakit akan menjadi bencana besar bagi masyarakat dan sistem kesehatan yang sudah berjuang melawan Covid-19, membuatnya lebih mendesak daripada sebelumnya untuk berinvestasi divaksinasi anak-anak dan memastikan setiap anak mendapatkannya," imbuhnya [rap/vlz (Reuters, AFP)]/dw.com/id. []

Berita terkait
Persentase Imunisasi di Jawa Timur Rendah, Waspada KLB
Data Dinas Kesehatan Jawa Timur mencatat jumlah tingkat imunisasi di Jawa Timur baru 43 persen dari yang ditargetkan sebesar 46 persen.
Dinas Kesehatan Bandung Adakan Bulan Imunisasi Anak Sekolah
Dinas Kesehatan Bandung Adakan Bulan Imunisasi Anak Sekolah mulai November hingga Desember.
Layanan Imunisasi di Puskesmas Kabupaten Bandung
Pandemi Covid-19 sempat ganggu pelayanan imunisasi ibu hamil dan anak, tapi sekarang di Kabupaten Bandung layanan imunisasi tersedia di Puskesmas
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.