Pandemi Corona, Ekspor Makanan Malah Tumbuh 9 Persen

Industri pengolahan makanan mencatat peningkatan nilai ekspor pad periode Januari hingga Februari 2020 di tengah pandemi virus corona Covid-19.
Ilustrasi - virus corona (Foto: istockphoto)

Jakarta - Industri pengolahan mencatat peningkatan nilai ekspor sebesar 10,93 persen menjadi 21,76 miliar dolar AS pada periode Januari hingga Februari 2020, di tengah pandemi virus corona Covid-19. Raihan tersebut memberikan kontribusi hingga 78,92 persen dari total nilai ekspor yang menembus 27,57 miliar dolar AS.

Menutip Pusat Data dan Informasi Kementerian Perindustrian, nilai ekspor industri pengolahan pada Februari 2020 tercatat sebesar 11,03 miliar dolar AS, atau naik 2,73 persen dibanding bulan sebelumnya dengan 10,73 miliar dolar AS. Torehan ini sekaligus membuat neraca perdagangan industri pengolahan pada periode Januari-Februari 2020 adalah surplus sebesar 1,22 miliar dolar AS.

Industri makanan menjadi penyumbang devisa terbesar

Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Perindustrian, Janu Suryanto mengatakan sektor industri makanan menjadi penyumbang devisa terbesar dengan 4,7 miliar dolar AS pada dua bulan pertama 2020. “Jika dibandingkan dengan Januari dan Februari 2019 yang sebesar 4,3 miliar dolar AS, jelas ada pertumbuhan sekitar sembilan persen,” ujar Janu di Jakarta, Senin 23 Maret 2020.

Sektor lain diikuti oleh industri logam dasar yang nilai ekspornya menembus 3,5 miliar dolar AS. Kemudian, industri bahan kimia dan barang kimia (1,9 miliar dolar AS), industri pakaian jadi (1,4 miliar dolar AS), serta industri karet (1,2 miliar dolar AS).


Jika dilihat dari faktor pembentuknya, nilai ekspor sektor industri makanan pada Februari 2020 didominasi oleh komoditas minyak kelapa sawit sebesar 1,51 miliar dolar AS atau memberikan kontribusi 61,41 persen.

Amerika Serikat menjadi negara tujuan ekspor utama

“Pada Februari 2020, Amerika Serikat menjadi negara tujuan ekspor utama industri pengolahan dari Indonesia, diikuti oleh China, Singapura, Jepang, dan India,” tutur Janu.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengemukakan, pemerintah sedang memprioritaskan pengembangan sektor industri yang berorientasi ekspor. Upaya strategis ini dinilai akan membenahi masalah struktural ekonomi saat ini, yaitu defisit neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan.

“Kita ketahui, kontribusi sektor industri manufaktur hingga saat ini masih mendominasi terhadap capaian nilai ekspor nasional. Jadi, ini merupakan salah satu poin bagi pemerintah untuk memberikan perhatian khusus pada pengembangan sektor industri manufaktur,” ucap Menprin.

Dalam hal ini, Kemenperin sudah memetakan 15 sektor yang akan mendapat prioritas pengembangan untuk digenjot kinerja ekspornya. Adapun, sektor tersebut, yakni industri pengolahan minyak kelapa sawit dan turunannya, industri makanan, industri kertas dan barang dari kertas, industri crumb rubber, ban, dan sarung tangan karet, industri kayu dan barang dari kayu, serta industri tekstil dan produk tekstil.

Selanjutnya, industri alas kaki, industri kosmetik, sabun, dan bahan pembersih, industri kendaraan bermotor roda empat, industri kabel listrik, industri pipa dan sambungan pipa dari besi, industri alat mesin pertanian, industri elektronika konsumsi, industri perhiasan, serta industri kerajinan.[]

Baca Juga:

Berita terkait
Sri Mulyani Bahas Kestabilan Ekonomi di Tengah Corona
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani membahas kestabilan ekonomi di tengah wabah Covid-19 atau virus corona, agar Indonesia tidak krisis.
Corona Bikin Ekonomi Lesu, Apa Perlu Lockdown?
Pengamat transportasi Unika Soegijapranata Djoko Setijowarno mengomentari kebijakan social distancing pemerintah akibat corona.
SBY Singgung Corona Covid-19 dan Dampak Ekonomi
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berbicara soal virus corona (Covid-19) dan dampak ekonomi pada kongres V.
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.