Pandai Besi Jerman Terakhir di Pakistan

"Khar adalah sebutan pandai besi di Kashmir, Pakistan. Beberapa keluarga memiliki keahlian memperbaiki peralatan medis tua buatan Jerman
Menyelamatkan nyawa (Foto: dw.com/id)

Jakarta - "Khar'' adalah sebutan pandai besi di Kashmir, Pakistan. Beberapa keluarga memiliki keahlian memperbaiki peralatan medis tua buatan Jerman. Keahlian itu diteruskan turun-temurun. Tapi sekarang mungkin tiba pada generasi terakhir. Rifat Fareed menuliskannya untuk dw.com/id.

besi1\'Khar Jerman\' yang terakhir (Foto: dw.com/id)

'Khar Jerman' yang terakhir. Ghulam Mohiuddin berusia hampir 80 tahun. Tapi dia setiap hari masih bekerja di bengkel kecilnya di kota Srinagar, membuat dan memperbaiki peralatan kecil rumah sakit yang terbuat dari besi. Keluarganya dikenal sebagai ahli memperbaiki peralatan tua dari Jerman, karena itu mereka disebut "Khar Jerman".

besi2Keterampilan yang unik (Foto: dw.com/id)

Keterampilan yang unik. Selama masa pemerintahan Maharaja Hari Singh pada 1940-an di Kashmir, banyak peralatan medis yang berasal dari Jerman. Anggota keluarga Mohiuddin dapat memperbaiki peralatan buatan Jerman itu dengan sempurna, dan membuat mereka jadi terkenal. Maharaja Singh sendiri yang menamakan mereka "Khar Jerman".

besi3Peralatan rumah sakit buatan tangan (Foto: dw.com/id)

Peralatan rumah sakit buatan tangan. Mohiuddin sedang membuat seperangkat peralatan kedokteran. Akan memakan waktu seminggu sampai dia bisa menyelesaikannya dan mendapat bayaran sekitar 50 dolar AS. Peralatan buatannya digunakan untuk operasi bedah di rumah sakit Srinagar.

besi4Menyelamatkan nyawa (Foto: dw.com/id)

Menyelamatkan nyawa. Mohiuddin mengatakan, meskipun penghasilannya tidak banyak, dia terus mengerjakan keahliannya untuk membantu orang. "Saya membuat peralatan ini karena bisa menyelamatkan nyawa, kalau tidak saya sudah meninggalkan pekerjaan ini," kata dia dan menambahkan, dia sudah mencoba menyewa orang membantunya, tetapi tidak ada yang cukup sabar untuk membuat peralatan medis itu.

besi5\'Teliti dan presisi\' (Foto: dw.com/id)

'Teliti dan presisi'. Tahun 1940-an, seorang pejabat asal Jerman di rumah sakit Srinigar menulis surat kepada ayah Mohiuddin dan memuji pekerjaannya sebagai "begitu sempurna, sehingga orang tidak dapat membedakan mana yang benar-benar (buatan Jerman) dan mana yang tiruannya. Pekerjaannya sangat teliti dan presisi," tulis pejabat itu.

besi6Siapa yang akan meneruskan keahliannya sekarang? (Foto: dw.com/id)

Siapa yang akan meneruskan keahliannya sekarang? Mohiuddin dan saudara laki-lakinya mempelajari keahlian itu dari ayah dan kakek mereka. Dia paling bungsu dari tujuh saudara laki-laki yang bekerja sebagai pandai besi. Tapi dia khawatir tidak ada yang akan melanjutkan pekerjaan itu nanti. Membuat dan memperbaiki peralatan rumah sakit kerja keras, yang perlu keterampilan khusus dan kesabaran, dengan bayaran yang rendah. (Rifat Fareed/hp/rzn)/dw.com/id. []

Berita terkait
11 Perempuan Afghanistan Tewas Ketika Antre Visa Pakistan
Sedikitnya 11 perempuan tewas akibat terinjak-injak ketika ketika sedang menunggu untuk mendapatkan visa ke Pakistan
Pakistan Menuduh India Rencanakan Serangan Militer
Pakistan tuduh India, musuh bebuyutannya, sedang merencanakan sebuah serangan militer lintas perbatasan
LSM dan Media Palsu Pro-India Menjelek-jelekkan Pakistan
Pakistan tuntut PBB dan Uni Eropa untuk menyelidiki LSM dan media Pro-India palsu yang menjelek-jelekkan Pakistan