PAN Buka Kemungkinan Penjajakan Koalisi Pasca 22 Mei

Sekjen PAN menyebut ada sejumlah kemungkinan penjajakan koalisi setelah kontrak politik dengan kubu Prabowo-Sandiaga terlepas.
Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno. (Foto: Tagar/Nuranisa HN)

Jakarta - Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno menyebut ada sejumlah kemungkinan terkait babak baru penjajakan koalisi setelah partainya terlepas dari kontrak politik dengan kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Nanti koalisi juga akan bersikap ke depannya bagaimana. Saya kira kita kan sudah punya kontrak politik ya dengan Pak Prabowo dengan Pak Sandi," beber Eddy setelah menghadiri acara buka bersama di rumah dinas Ketua MPR Zulkifli Hasan, Jumat 10 Mei 2019.

Eddy menjelaskan, kontrak politiknya dengan paslon nomor urut 02 bakal berakhir pada saat KPU mengumumkan hasil suara pemilu pada 22 Mei 2019. Sikap PAN, kata Eddy, bakal ditinjau dari hasil saat itu.

"Nanti kita pada saat tanggal 22 pengumuman diberikan oleh KPU, penghitungan resmi sudah dilakukan. Nanti bagaimana sikapnya, bagaimana hasilnya. Hasilnya dulu, setelah itu sikapnya bagaimana, itu nanti kita tentukan langkah selanjutnya," sambungnya.

Soal isu PAN mendekat ke koalisi paslon nomor urut 01 setelah Ketum PAN Zulkifli Hasan terlihat bertemu Jokowi di Istana Negara, Eddy menganggap itu hanya silaturahmi. Dia menegaskan partainya masih ada di jalur Koalisi Adil Makmur.

"Itu kan silaturahmi pertemuan. Saya tidak yakin seperti yang saya sampaikan, saya tidak yakin bahwa di dalam pertemuan yang dihadiri oleh begitu banyak undangan begitu ramai ada pembicaraan dilakukan, saya kira tidak," terang dia.

PAN saat ini dikatakan Eddy PAN fokus mengawal perhitungan suara Pilpres 2019. Sejumlah hal terkait penjajakan koalisi bakal dipertimbangkan nanti.

"Setelah Pilpres ini, saya asumsikan bahwa Pak Prabowo ya nanti akan memanggil seluruh anggota koalisi. Kemana nanti kita berjalan bersama-sama, kita nanti, atau ada rencana lain," tukasnya.

Baca juga: 


Berita terkait