Paman Sam Dukung Pengembangan Smart Kampung Banyuwangi

“Silakan daerah ini membuat prioritas kebutuhan yang diperlukan bagi pengembangan Smart Kampung, kami akan memfasilitasinya," kata Margareth.
Arsip foto, Menkominfo Rudiantara bersama Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas meninjau program Smart Kampung di Kali Bendo, Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (31/5/2016). Smart Kampung merupakan program yang digagas Pemkab Banyuwangi untuk meningkatkan kualitas layanan publik di desa-desa. (Foto: Ant/Budi Candra Setya)

Banyuwangi, (Tagar 22/9/2018) – Pemerintah Negeri Paman Sam mendukung pengembangan "Smart Kampung" Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Dukungan itu disampaikan Konselor Regional Departemen Perdagangan Amerika Serikat di Singapura, Margareth Hanson Muse yang datang ke Banyuwangi untuk melihat berbagai peluang pengembangan Smart Kampung di wilayah paling timur Pulau Jawa itu, Sabtu (22/9).

Kedatangan Margareth Hanson disambut oleh Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas di Pendopo Sabha Swagata Blambangan. Di pendopo berusia lebih dari 200 tahun, Margareth berbincang dengan Anas, yang isinya antara lain mengenai peluang program yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan kapasitas desa melalui "Smart Kampung".

Margareth menyatakan, sangat mengapresiasi program Smart Kampung yang memanfaatkan teknologi komunikasi informasi (TIK) di Banyuwangi untuk meningkatkan kapasitas kawasan perdesaan. Pemerintah AS akan mendukung pengembangan Smart Kampung dengan berbagai program yang dibutuhkan oleh Pemkab Banyuwangi.

"Kami memiliki beragam sumber daya yang bisa dimanfaatkan Banyuwangi. Silakan daerah ini membuat prioritas kebutuhan yang diperlukan bagi pengembangan Smart Kampung tersebut dan kami akan memfasilitasinya," kata Margareth.

Salah satunya, kata dia, pihaknya bisa memfasilitasi pengembangan Smart Kampung dengan teknologi terkini yang dimiliki oleh perusahaan teknologi AS, seperti IBM dam DELL.

Tidak hanya pengembangan teknologi, Margareth juga menaruh perhatian pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dengan menawarkan berbagai pelatihan, misalnya untuk bidang bahasa dan peningkatan kapasitas pelaku wisata bidang kuliner.

"Seperti di Kamboja, ada mitra kami mendirikan sekolah kuliner untuk mendukung pariwisata. Bisa berlaku juga di Banyuwangi apabila dibutuhkan," ujar Margareth.

Sebelumnya, Lembaga AS perwakilan Asia Jhon Wiley n Sons juga telah datang ke Banyuwangi untuk mendukung kelanjutan pengembangan program Smart Kampung.

Lembaga itu juga menjembatani berbagai program Banyuwangi bersama John Wiley & Sons, dan memastikan Banyuwangi mendapatkan manfaat optimal.

Bupati Azwar Anas menyatakan, terima kasih atas dukungan tersebut. Dikatakan bahwa hal itu menambah "amunisi" bagi Banyuwangi untuk percepatan kemajuan desa.

"Ini adalah kolaborasi positif. Dan hari ini, paradigma kami adalah kemajuan daerah hanya bisa dicapai dengan kolaborasi," ujarnya.

Anas mengatakan, berbagai peluang kerja sama, seperti pariwisata, pendidikan, dan teknologi, sangat terbuka dan bermanfaat bagi Banyuwangi.

Smart Kampung sendiri adalah program pengembangan desa yang digagas Pemkab Banyuwangi untuk mendekatkan pelayanan publik hingga ke level desa. Setiap desa didesain memiliki kerangka program terintegrasi yang memadukan antara penggunaan TIK berbasis serat optik, kegiatan ekonomi produktif, kegiatan ekonomi kreatif, peningkatan pendidikan-kesehatan, dan upaya pengentasan kemiskinan.

"Bukan sekadar tergantung pada transformasi teknologi, tapi yang lebih penting adalah upaya mendorong pengembangan kampung-kampung menjadi lebih baik," kata Anas.

Smart Kampung, kata Anas seperti dikutip Antaranews, telah membuat desa secara bertahap menjadi sentra pelayanan publik yang bisa diandalkan. Sejak diluncurkan pada Mei 2016 oleh Menkominfo Rudiantara, kini telah ada 170 desa yang teraliri internet berbasis serat optik (fiber optic) dari total 189 desa di Banyuwangi. []

Berita terkait