Pagi Berkabut di Tepi Danau West Lake, Hangzhou

Pagi berkabut di tepi danau West Lake, Hangzhou. Mei adalah bulan yang tepat untuk berkunjung ke sini.
West Lake, Hangzhou, China. (Foto: Istimewa)

Hangzhou, China, (Tagar 15/5/2018) - Dari kejauhan lagu Scarborough Fair dari duo Simon dan Art Garfunkel sayup-sayup mengalun lembut dari sebuah tape dan seolah suara penyanyi asal AS itu mengalir mengisi ruang di antara pohon rindang di pinggir Danau West Lake, Hangzhou, China, awal Mei lalu.

Setelah didekati, suara tersebut ternyata berasal dari sekelompok manula laki-laki dan perempuan. Sekitar 15 orang yang membentuk lingkaran sambil berolahraga senam taichi mengikuti suara musik.

Di pinggir danau itu, yang sangat asri dengan taman yang rapi dan dilengkapi lantai papan, terdapat sekitar enam kelompok warga senior yang masing-masing terdiri atas 10-15 orang.

Juga terdapat beberapa orang, yang usianya sudah diatas 70 tahun, yang memilih seorang diri di tempat terpisah melakukan gerakan senam tradisional taichi dan wai tan kung, atau duduk diam seperti orang yang sedang bersemedi di bawah pohon.

Di sudut lainnya, seorang lelaki sepuh dengan pakaian serba hitam dan topi warna coklat, seperti tidak mempedulikan situasi di sekitarnya dan asyik menggesek erhu, alat musik gesek tradisional, melantunkan instrumen lagu-lagu China.

Tidak jauh dari tempat para manula beraktivitas, seorang pria berusia sekitar 60 tahun yang sedang duduk di kursi kayu, tidak henti-henti mengelus anjing jenis poodle sambil mendengar musik dari gadget-nya.

Meski jam masih menunjukkan pukul 06.00 waktu setempat dan jalanan masih sepi, tapi lokasi di sekitar pinggir West Lake tersebut sudah dipenuhi warga, sebagian orang melakukan berbagai kegiatan.

Tidak hanya kelompok warga usia lanjut, tapi juga terlihat sekelompok remaja yang sedang latihan menari balet, meliuk-liukkan badan mereka yang ramping mengikuti instruksi sang guru.

Saat itu, Minggu, suasana di West Lake masih berkabut sehingga pagoda yang berada di ujung seberang danau tidak terlihat jelas, yang terlihat jelas hanyalah kapal wisata yang sedang sandar di dermaga.

Pada malam hari, dermaga yang berada di sisi barat danau, akan semakin ramai pengunjung. Salah satu atraksi paling menarik adalah pertunjukan air mancur menari dan memancarkan aneka warna, diiringi lagu-lagu yang khusus bercerita tentang West Lake, seperti The Butterfly Lovers, Once Every a Thousand Years, Impressions of the West Lake, Tea Picking Dance dan Love My China.

Mei adalah bulan yang tepat bagi masyarakat atau tamu untuk berkunjung ke West Lake karena saat-saat itu menjelang musim panas, sehingga cuaca terasa lebih nyaman, tidak terlalu dingin dan juga tidak terlalu panas.

Berjarak 200 kilometer dari kota Shanghai, West Lake adalah daerah tujuan yang sangat populer di Hangzhou karena memberikan suasana alam yang sangat nyaman dan kondisi tersebut semakin sempurna dengan banyaknya berbagai bangunan tua bersejarah serta pertunjukan budaya khas China.

Dengan menggunakan CRH, kereta cepat yang mencapai kecepatan 350 km per jam, hanya diperlukan waktu sekitar 45 menit untuk mencapai Hangzhou dari Shanghai.

West Lake adalah pusat dari semua kegiatan wisata di Hangzhou, ibukota Provinsi Zhejiang dengan penduduk sekitar 8,8 juta jiwa, yang menempatkannya sebagai salah satu kota terbesar di daratan China.

Hangzhou terkenal sebagai kota yang indah sekaligus hijau. Keindahan kota Hangzhou terletak pada keindahan alamnya dan kepedulian warganya untuk menjaga lingkungan agar tetap hijau.

Komitmen masyarakat dan pemerintah terhadap lingkungan yang bersih dan lestari terlihat dari banyaknya kendaraan sepeda motor yang bebas polusi karena menggunakan tenaga listrik.

Meski berada di tengah kota besar, West Lake jauh dari kesan kumuh. Di pinggir danau, terlihat ikan-ikan berenang bergerombolan, menandakan bahwa airnya belum tercemar berat.

Seperti yang terlihat di pantai danau sebelah barat, tempat yang paling ramai dikunjungi, hampir tidak ada sampah berserakan di taman. Bahkan lantai di taman yang menjadi arena berbagai aktivitas, sebagian besar ditutupi dengan papan berkualitas.

Pujian 

Banyak kata-kata pujian, peribahasa, lukisan dan puisi yang disematkan untuk menggambarkan keindahan Kota Hangzhou dan West Lake.

Marco Polo, penjelajah dari Eropa, menyebut Hangzhou sebagai Surga Terindah di Bumi dan karena jasanya memperkenalkan kota itu, Marco Polo pun sangat dihormati dan dibuatkan patung.

"Tanpa diragukan lagi, inilah kota paling indah dan sangat bagus di dunia," demikian puji penjelajah asal Italia itu.

Pada abad ke-13, Marco Polo menganjungi Hangzhou berkali-kali berkeliling China untuk menyaksikan langsung kehidupan masyarakat di negara berpenduduk paling banyak di dunia itu.

Keindahan alam di Hangzhou, termasuk West Lake, mengingatkannya kepada Venezia, kota di Italia yang dikelilingi air.

Seperti halnya Venezia, Hangzhou juga dikelilingi air karena terletak di dekat Sungai Yang Tze dengan banyak kanal dan jembatan batu. Jembatan dibangun cukup tinggi, sehingga cukup untuk menjadi transportasi kapal yang membawa keperluan masyarakat sehari-hari seperti beras, ikan, buah-buahan,sayuran dan bunga.

Keindahan alam Hangzhou dengan West Lake-nya menjadi sumber inspirasi bagi banyak pelukis, pematung, pujangga dan penyanyi sejak abad ke-19.

Di kawasan itu bertebaran banyak kuil, pagoda, taman-taman dengan berbagai karya seni, serta pulau buatan. Rancangan bangunan di West Lake mempengaruhi karya seni taman di hampir seluruh China, bahkan termasuk Jepang dan Korea selama berabad-abad.

Salah satu cerita cinta di China yang berjudul Butterfly Lovers berasal dari Hangzhou, yaitu legenda mengenai kasih tidak sampai sepasang kekasih akibat perbedaan latar belakang keluarga.

Cerita Romeo dan Juliet versi China itu bahkan sering disadur oleh Teater Koma pimpinan Nano Riantiarno dengan judul Sampek Engtay dan sudah puluhan kali dipentas di Tanah Air pada era 1980-an.

Di era modern, Kota Hangzhou juga memiliki kebanggaan lain, yaitu perusahaan retail berbasis internet terbesar kedua di dunia yang didirikan oleh Jack Ma, yang berasal dari kota itu.

Kecintaan Jack Ma terhadap kampung halamannya mendorong dia untuk memindahkan kantor pusat Alibaba Group dari Kota Beijing ke Hangzhou dan semakin mengangkat nama kota dan Propinsi Zhejiang sebagai pusat perkembangan teknologi di China. (atm/ant/af)

Berita terkait
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.