PA 212: PDIP Partai Penampung Pelaku Kemungkaran

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin menyebut PDI Perjuangan (PDIP) partai menampung pelaku kemungkaran
Massa FPI dan PA 212 berorasi sembari membakar poster Perdana Menteri India Modi di Kedubes India, Kuningan, Jakarta, Jumat 13 Maret 2020. (foto: Tagar/Husen M).

Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin menyebut PDI Perjuangan (PDIP) merupakan partai yang menampung para pelaku kemungkaran.

Hal itu dikatakan Novel saat menanggapi pernyataan tokoh pers, Hasril Chaniago yang membeberkan identitas kakek politisi PDI Perjuangan Arteria Dahlan merupakan pendiri PKI di Sumatera Barat (Sumbar).

"Karena memang PDI Perjuangan partai penampung segala pelaku kemungkaran dan diduga kuat pendukung utama para pelaku penistaan agama serta kriminalisasi ulama," ujar Novel saat dihubungi Tagar, Rabu, 9 September 2020.

Oleh karena itu, Novel mengklaim pihaknya sudah sedari jauh-jauh hari meminta partai berlambang kepala banteng moncong putih tersebut dibubarkan. 

Baca juga: PA 212 Anggap PDIP Partai Penampung Anak-Cucu PKI

Selanjutnya, bekas Jubir Front Pembela Islam (FPI) itu juga menyinggung soal politisi PDI Perjuangan Rieke Diah Pitaloka yang sempat menyosialisasikan rumah sakit (RS) yang dianggapnya berkonsep komunis.

"RS tanpa kelas sebagai kelanjutan jargon komunis 'sama rasa sama rata' dan digerebek, serta dibubarkan oleh beberapa organisasi masyarakat di Banyuwangi yang memang disosialisasikan tahun 2010 dihadapan anak-cucu PKI," kata dia.

"Bahkan, Megawati pun setahun berikut sudah meresmikan rumah sakit tanpa kelas yang sempat dilarang oleh pemerintahan SBY," ucapnya menambahkan.

Sebelumnya, tokoh pers Sumbar, Hasril Chaniago menjelaskan sosok Bachtaruddin yang merupakan tokoh PKI adalah kakek dari politisi PDI Perjuangan Arteria Dahlan.

Hasril menceritakan latar belakang keluarga Arteria Dahlan. Dia menyebut, Bachtaruddin merupakan pendiri partai berlogo palu arit di Sumatera Barat.

"Arteria Dahlan ini kakeknya itu Bachtaruddin. Bachtaruddin itu pendiri PKI (Partai Komunis Indonesia) Sumatera Barat, anggota konsituante setelah pemilu 55," ujar Hasril seperti dikutip Tagar dari channel YouTube Indonesia Lawyers Club, Rabu, 9 September 2020. 

Arteria DahlanAnggota DPR Fraksi PDI Perjuangan Arteria Dahlan. (Foto: Instagram/@arteriadahlan)

Namun demikian, politikus PDI Perjuangan sekaligus Wakil Ketua Umum DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) Arteria Dahlan belakangan membantah pernyataan Hasril Chaniago yang menyebut dirinya sebagai cucu dari seorang tokoh PKI di Sumbar.

Baca juga: Dituding Cucu PKI, Arteria Ungkap Identitas Keluarga

Menepis pernyataan Hasril, lantas Arteria menceritakan bagaimana kisah keluarga besarnya sebelum dirinya berkiprah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

"Tidak benar saya cucu seorang tokoh PKI. Kakek saya dari pihak ibu H. Wahab Syarif, seorang pedagang tekstile di Tanah Abang, masuk Jakarta tahun 1950. Tempat berlabuhnya para perantau Minang saat tiba di Jakarta sebelum mereka memiliki rumah sendiri," kata Arteria kepada Tagar, Rabu, 9 September 2020.

"Nenek saya Hj. Lamsiar, ibu rumah tangga biasa, yang melahirkan 7 anak, 6 jadi pedagang di tabah abang dan satu berprofesi guru Hj. Wasniar (guru SD perguruan Cikini lalu menjadi guru tata boga di SMKN 30 Pakubuwono Jaksel) yaitu Ibunda saya," ucap Arteria menambahkan.

Ia menyebut bahwa kakeknya dari pihak ayah bernama H. Dahlan bin Ali merupakan seorang pedagang di Sumatera Barat. Sedangkan neneknya bernama Hj. Dahniar Yahya atau biasa disebut Ibu Nian, tokoh Masyumi.

"Ibu Nian satu-satunya guru mengaji di Kukuban Maninjau lebih dari 50 tahun lamanya sampai tahun 1983 (guru ngaji 3 generasi). Seluruh orang Maninjau di Kukuban pernah mengaji ke Bu Nian. Ibu Nian juga pernah ditahan pemerintahan Soekarno karena diduga terlibat PRRI saat itu," ujar Arteria.

Teranyar, tokoh pers Sumatera Barat yang juga budayawan, Hasril Chaniago mengklarifikasi keterangannya. Kepada Tagar, Hasril mengatakan bahwa memang Bachtarudin tidak memiliki ikatan darah langsung dengan Arteria Dahlan yang juga berasal dari Sumbar. 

Menurutnya, pernyataan yang ia lontarkan di program Indonesia Lawyers Club (ILC) yang disiarlan langsung oleh salah satu stasiun televisi swasta itu lebih kepada konteks berdemokrasi di Minangkabau.

Baca juga: Hasril Chaniago Luruskan Soal Kakek Arteria Dahlan

"Dalam demokrasi orang Minang, jangankan perbedaan pendapat, perbedaan aliran politik pun tidak ada masalah," kata Hasril kepada Tagar melalui sambungan seluler, Rabu malam, 9 September 2020.

Menurutnya, kondisi perbedaan aliran politik ini dalam suatu kaum sudah terjadi sejak lama di Sumbar. Salah satunya di Maninjau, Kabupaten Agam. Di sana, ada sejumlah nama besar yang merupakan tokoh Masyumi seperti Muhammad Natsir, Rasuna Said, Buya Hamka yang telah ditetapkan menjadi pahlawan nasional oleh pemerintah.

"Dari Maninjau itu ada juga namanya Sabilal Rasyad. Itu tokoh PNI dan pernah jadi Menteri Perburuhan. Kemudian ada Bachtarudin, itu pendiri PKI Sumbar dan terpilih jadi anggota konstituante dalam pemilu 1955," katanya.

Menurut Hasril, Bachtarudin memang memiliki hubungan kekerabatan jauh dengan keluarga Arteria Dahlan. Sebab, di Minangkabau, seseorang yang satu suku akan tetap dianggap dunsanak (saudara).

"Dengan Rasuna Said yang masih berada dalam satu nagari, malahan berkerabat dengan keluarga Arteria Dahlan. Keluarga Arteria Dahlan ini Masyumi, tapi ada juga yang sekaum dengan kakeknya," katanya. []

Berita terkait
Tokoh Pers Bongkar Kakek Arteria Dahlan Pendiri PKI Sumbar
Hasril mengungkap latar belakang keluarga Arteria Dahlan. Dia menyebut kakek Arteria, Bachtaruddin merupakan pendiri PKI di Sumatera Barat (Sumbar)
Marak Spanduk Rizieq, PA 212: Lawan Kudatuli neo-PKI
Wakil Sekretaris Jenderal PA 212 Novel Bamukmin mengatakan maraknya spanduk dan baliho Habib Rizieq Shihab lawan Neo-PKI dan kudatuli 27 Juli.
Poster Rizieq Shihab Dibakar, FPI: Mereka Neo-PKI
Front Pembela Islam (FPI) menyebut pembakar poster Rizieq Shihab adalah neo-PKI. Mereka akan menempuh jalur hukum guna mengungkap pelaku.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.