Surabaya - Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan Orang Tanpa Gejala (OTG) menjadi penyumbang tingginya jumlah pasien positif Covid-19 di Jawa Timur. Kenaikan OTG dari 20 persen menjadi 26 persen. Selain itu, angka kasus positif juga disumbang oleh Pasien dalam Pengawasan (PDP) dengan presentase 68%.
Isolasi mandiri tidak maksimal. Maka harus di rawat di rumah sakit.
"Kalau dulu PDP yang menjadi positif sebanyak 60 persen, sekarang naik menjadi 68 persen," kata Khofifah, di Gedung Grahadi, Surabaya, Minggu, 10 Mei 2020.
Khofifah mengatakan masyarakat yang memiliki status PDP dan gejala klinis segera dirawat di rumah sakit sehingga penularan bisa dicegah, mengingat saat ini banyak PDP yang melakukan isolasi mandiri.
"Isolasi mandiri tidak maksimal. Maka harus di rawat di rumah sakit," tuturnya.
Khofifah mencatat rumah sakit rujukan terus bertambah. Dengan begitu, PDP bisa dirawat di rumah sakit. Pemilik laboratorium, kata dia, lebih meningkatkan kecepatan dan menambah kapasitas PCR test.
Ketua Tim Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi mengatakan jumlah rumah sakit rujukan bertambah menjadi 14, totalnya menjadi 99 rumah sakit.
"Dari 14 rumah sakit rujukan covid-19 yang baru itu ada yang dulunya sempat membatalkan, kini mengajukan lagi," ucap Joni.
Sementara itu, kata dia, pembangunan RS darurat di gedung Puslitbang Humaniora diperkirakan tahap pertama akan beroperasi Selasa, 12 Mei 2020. Tahap 1 sudah didirikan 3 tenda besar yang akan digunakan untuk ruang administrasi, screening dan pelayanan rawat inap untuk pasien Covid-19 dengan gejala ringan.
Proses renovasi gedung saat ini masih berjalan dan nantinya akan disiapkan 100-200 bed rawat inap, dan 70 ruang isolasi. Sementara ketersediaan tenaga medis, Pemprov Jatim berkoordinasi dengan IDI, Ikatan Keperatawan, dan apoteker.
"Karena mereka ini relawan tentu perlu diberikan latihan sedikit terkait penanganan covid-19. Dokter dari RSUD dr Soetomo, RSJ Menur dan RS Haji akan mensupport nantinya," ujar dia.[]
