Organisasi HAM Uighur Dukung Permintaan Debat Catatan HAM China Soal Xinjiang di PBB

Masyarakat internasional harus mengingat kewajibannya untuk mengakhiri kekejaman seperti genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan
Seorang anak perempuan dari suku Uighur memegang bendera Turkistan Timur dalam protes menentang penindasan yang dilakukan pemerintah China terhadap suku Uighur, di Istanbul, Turki, pada 31 Agustus 2022. (Foto: voaindonesia.com/Reuters/Dilara Senkaya)

TAGAR.id, Jakarta - Sejumlah organisasi hak asasi manusia (HAM) mendesak negara-negara lain untuk mengikuti jejak Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara Barat lain yang meminta Dewan Hak Asasi Manusia PBB untuk mengadakan debat pada pertemuan berikutnya pada 2023, tentang catatan HAM China di wilayah Xinjiang. Asim Kashgarian melaporkannya untuk VOA.

“Masyarakat internasional harus mengingat kewajibannya untuk mengakhiri kekejaman seperti genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan,” kata Dolkun Isa, presiden Kongres Uighur Dunia.

Rancangan resolusi yang dipresentasikan pada Senin, 26 September 2022, itu mencakup dukungan yang diberikan oleh Inggris, Kanada, Swedia, Denmark, Finlandia, Islandia dan Norwegia.

aksi bela uighur di londonProtes mengglobal untuk membela hak-hak Uighur, Xinjiang, China, protes ini terjadi di luar kedutaan besar China di London, Inggris, awal tahun 2022 ini. (Foto: dw.com/id/Thomas Krych/ZUMA Wire/IMAGO)

Lebih dari 60 organisasi Uighur dari 20 negara menyambut baik rancangan resolusi itu. Dalam pernyataan bersama, organisasi-organisasi itu mengatakan mereka akan terus mendorong tindakan lebih lanjut menyusul penilaian PBB bulan lalu tentang perlakuan China terhadap kelompok Uighur di wilayah Xinjiang.

letak xinjiangLetak geografis Uighur di Xinjiang, China (Foto: theartnewspaper.com)

Laporan tersebut menyimpulkan bahwa China mungkin telah melakukan "kejahatan terhadap kemanusiaan" terhadap orang-orang Uighur dan populasi Muslim Turki lainnya.

"Pemerintah harus memanfaatkan kesempatan ini untuk akhirnya merespons pelanggaran itu," ujar Omer Kanat, Direktur Eksekutif Proyek HAM Uighur yang berbasis di Washington DC, AS. (ka/rs)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
PBB Dikecam Karena Terlambat Keluarkan Laporan Penyiksaan China Terhadap Uighur
PBB menguraikan laporan tentang penyiksaan yang dilakukan oleh China terhadap orang-orang minoritas Muslim Uighur di Xinjiang
0
Raja Salman Angkat Putranya Jadi Perdana Menteri Arab Saudi
Dalam perombakan kabinet itu Raja Salman menunjuk putranya, Putra Mahkota Mohammed Bin Salman, sebagai Perdana Menteri