Untuk Indonesia

Opini: Belajar dari Tragedi Kanjuruhan

Saya akan jauh lebih kecewa, jika Pildun U-20 tetap berlangsung di Bali, dan Negara Zionist Israel hadir di Indonesia. Opini Bagas Pujilaksono.
Emblem atau logo Piala Dunia U-20 tahun 2023 sedianya akan digelar di Indonesia (Foto: kemenpora.go.id)

Oleh: Bagas Pujilaksono, Akademisi Universitas Gadjah Mada

PDI Perjuangan sudah benar, dan memang harus begitu, mengingatkan Pemerintah soal kehadiran Timnas Israel. 

Indonesia tidak pernah dan tidak akan pernah mengakui eksistensi Negara Zionist Israel, hingga Israel mengakui kemerdekaan bangsa Palestina, sebagai sebuah Negara yang berdaulat penuh atas tanah-tanahnya. 

Itu komitmen Politik Luar Negeri Indonesia sejak zaman Bung Karno.

Suka atau tidak suka, jika kita menjamu Negara Zionist Israel di Pildun U-20 di Bali, sama artinya kita mengakui eksistensi Negara Zionist Israel. Apa kata Israel?

Saya tidak pernah mengaitkan persoalan Israel-Palestina dengan konflik agama. Ini murni sebuah perjuangan kemerdekaan bangsa yang terjajah.

Zionist adalah agresor!

Sepakbola murni sebuah permainan olahraga, yang sifatnya universal, tidak ada kaitan dengan politik. Siapa bilang? Negara Zionist Israel menggunakan sepakbola sebagai propaganda politik zionist dalam menindas bangsa Palestina.


Pernahkah kita berpikir, jika Pildun U-20 di Bali, dengan kehadiran Timnas Israel, penanganan keamanannya akan sangat rumit dan costly?


Apa yang salah dengan Ganjar Pranowo? Sebagai loyalis PDI Perjuangan, Ganjar memang harus bersikap tegas dan jelas, soal kehadiran timnas Isreal di Pildun U-20 di Bali.

Ganjar Pranowo sudah benar dan tepat dengan pernyataan sikapnya.

Apa salahnya I Wayan Koster? Sebagai loyalis PDI Perjuangan, Koster harus tegak lurus kebijakan partai. 

Besides, bisa jadi Koster berpikir jauh ke depan, di mana potensi kerusuhan yang mungkin terjadi di Bali, jika Negara Zionist Israel hadir di Pildun U-20, akan jauh lebih mengerikan dibandingkan Tragedi Kanjuruhan. 

Sebagai Gubernur Bali, Koster adalah pihak yang paling bertanggung jawab, jika kerusuhan itu sampai terjadi. Wajar, jika Koster menolak kehadiran Timnas Israel di Pildun U-20 di Bali.

Pernahkah kita berpikir, jika Pildun U-20 di Bali, dengan kehadiran Timnas Israel, penanganan keamanannya akan sangat rumit dan costly?

Di Eropa saja, saat Timnas Israel main, mereka dilempari botol minuman, karena masalah Palestina. Bagaimana di Indonesia? Anti Negara Zionist Israel, juga terjadi di Eropa secara massive, bukan hanya di Indonesia.

Jangan lupa, Tragedi Kanjuruhan adalah aib bagi bangsa Indonesia di mata FIFA? Lebih runyam lagi, pemutusan masalah hukumnya, masih bermasalah hingga hari ini. Itulah Indonesia.

Yang paling salah adalah Pemerintah, dalam hal ini PSSI. Mustinya segala sesuatunya disiapkan dengan baik, lebih-lebih Negara Zionist Israel akan ikut bermain di Pildun U-20 di Bali. Bagaimana antisipasinya?

Saya kecewa dengan dibatalkannya Indonesia menjadi host Pildun U-20. Namun, saya akan jauh lebih kecewa, jika Pildun U-20 tetap berlangsung di Bali, dan Negara Zionist Israel hadir di Indonesia.

Semoga kita semua bisa belajar dari kejadian semua ini. []

Berita terkait
Buntut Penolakan Kehadiran Tim Israel Bikin Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U20
Gubernur Wayan dan Gubernur Ganjar berlaku diskriminatif yaitu mengabaikan derita umat manusia terkait dengan agresi dan invasi
FIFA Batalkan Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U20 Tahun 2023
Tuan rumah baru akan diumumkan sesegera mungkin, sementara tanggal pelaksanaan turnamen saat ini tidak berubah
Israel Ikut Piala Dunia U-20, Menko PMK Meyakini Hal Ini
Menko PMK Muhadjir Effendy meyakini bahwa otoritas sepak bola dunia, FIFA, memahami sikap Indonesia soal keikutsertaan Israel piala dunia U-20.
0
Opini: Belajar dari Tragedi Kanjuruhan
Saya akan jauh lebih kecewa, jika Pildun U-20 tetap berlangsung di Bali, dan Negara Zionist Israel hadir di Indonesia. Opini Bagas Pujilaksono.